Scroll Untuk Membaca

Medan

Mahasiswa IAIN Lhokseumawe Kunjungi Harian Waspada

MAHASISWA jurusan dakwah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe, Aceh berkunjung ke Bumi Warta Harian Waspada, Jumat (11/11). Waspada/Partono Budy
MAHASISWA jurusan dakwah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe, Aceh berkunjung ke Bumi Warta Harian Waspada, Jumat (11/11). Waspada/Partono Budy
Kecil Besar
14px

MEDAN (Waspada): Sekitar 40 mahasiswa jurusan dakwah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe, Aceh berkunjung ke Bumi Warta Harian Waspada, Jumat (11/11) untuk menggali dan belajar terkait perkembangan persuratkabaran di Sumut.

Mereka didampingi dua dosen Dr Hamdani dan Dr Ihsan, dan diterima Pemimpin Umum Harian Waspada, diwakili Humas DR H Erwan Effendi.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Mahasiswa IAIN Lhokseumawe Kunjungi Harian Waspada

IKLAN

Dalam pemaparannya di hadapan para mahasiswa, DR Erwan menjelaskan perkembangan harian Waspada yang mulai terbit 11 Januari 1947, oleh Hj Ani Idrus dan M Said, dua tahun setelah Indonesia mengumumkan Hari Kemerdekaan 17 Agustus 1945.

“Di masa revolusi itu, kedua pendiri itu bergabung dalam sebuah perkumpulan, dan ingin menyampaikan informasi kepada masyarakat, melalui media. Tanpa sebuah desain rencana, keduanya sepakat menyebut nama Waspada atau berarti hati-hati, yang hingga kini terus eksis di tengah hadirnya media sosial,” ujarnya.

Sejalan dengan perkembangan zaman, Harian Waspada menghadapi tantangan berat, dengan munculnya media sosial yang secara langsung ikut berpengaruh terhadap oplah media cetak.

“Ini bukan menejemen harian Waspada, tapi karena pengaruh medsos, yang secara global, ikut terpengaruh kepada semua media di Indonesia,” ujarnya.

Namun DR Erwan menyebutkan, meski terimbas, Harian Waspada menjadi satu-satunya media yang mewakafkan medianya untuk kepentingan umat Islam, melalui tampilan rubrik Mimbar Jumat yang terbit setiap hari Jumat.

“Insya Allah hingga kini tetap eksis, yang diisi oleh ustad dan penulis berlatarbelakang agama,” katanya.

Terkait kehadiran medsos, DR Erwan meminta para mahasiswa untuk berpikir jernih dan logis. “Kita lihat, adek-adek mahasiswa beli voucher untuk nengok tik-tok, itu uangnya ke mana. Dibanding dengan membeli koran Waspada, tentu bermanfaat karena ada interaksi, dan uangnya bisa digunakan untuk kepentingan umat,” sebut DR Erwan.

Dia prihatin karena selama ini mahasiswa tak lagi terlihat membaca surarkabar karena sudah beralih ke medsos. “Karenanya kita ajak mereka untuk kembali ke media cetak, karena kita lihat sekarang konten yang ada di medsos tidak lagi memberi unsur edukasi,” katanya.

Hal ini juga dibenarkan Dosen IAIN Lhokseumawe Dr Hamdani yang memprediksi medsos akan ditinggalkan, dan masyarakat akan kembali ke media cetak. “Saya yakin, karena isi di medsos sudah terlalu banyak, dan tidak terpantau lagi ke mana arahnya,” kata Hamdani.

Acara diselingi dengan sesi tanya jawab dan diakhiri foto bersama. (cpb)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE