MEDAN (Waspada): Pemimpin Umum Harian Waspada, dr Hj Rayati Syafrin, MBA, MM, memberi pujian terhadap menu-menu makanan yang dihidangkan pada jamuan makan siang di kediaman Konsul Jenderal Jepang Konsulat Jenderal Jepang di Medan, Selasa (30/7).
Dalam jamuan makan siang tersebut, anak keempat pendiri Harian Waspada Moh. Said dan Ani Idrus ini didampingi Kepala Keuangan Harian Waspada Arsyadona dan reporter Medan Yuni Naibaho. Sedangkan Konsul Jenderal Jepang Dr. Takonai Susumu bersama istri dan didampingi Konsul Suzuki Yushi dan Konsul Muda Asano Shunya.
Sebelum makan siang, Rayati Safrin diajak untuk menulis harapan baik di atas kertas berwarna warni kemudian digantungkan pada pohon bambu dalam peringatan Festival Tanabata yakni Sang Penenun dari Bima Sakti yang diadakan setiap tanggal 7 Juli.
Dalam jamuan yang diselingi perbincangan santai ini, Rayati Safrin menyantap makanan yang disajikan hidangan pembuka/sakizuke, yakni Hotate saus dengan miso, Gindara panggang saikyo-miso, terong bakar miso dan yakitori.
Kemudian dilanjutkan Wanmono/sup khas Jepang dengan tsumire ikan. Mukozuke/hidangan hasil laut Assorted Sashimi (maguro, salmon, hotate). Hidangan kukus/mushimoo Chawan-mushi. Agemono/hidangan goreng Tempura.
Untuk hidangan utama/Oshokuji, yakni Chirashi-maki, sup miso merah dan asinan jepang. Lalu terakhir hidangan penutup/Kanmi yakni Matcha es krim serta teh Jepang.
“Semua makanannya enak. Biasanya saya tidak begitu suka makan Sashimi karena ikan mentah dan takut berbau, tapi ini saya rasa enak dan bisa saya makan,” kata Rayati.
Sebenarnya, kata Rayati, dari kecil orangtuanya Mohammad Said yang berasal dari Labuhan Bilik Kabupaten Labuhan Batu sudah membiasakan anak-anaknya suka makan ikan bahkan telur ikan, karena dapat meningkatkan kecerdasan otak.
“Tapi karena sebagian orang yang hidup di pinggir sungai atau laut itu punya ekonomi rendah, sehingga tidak punya kesempatan untuk sekolah. Kalau saja mereka sekolah semua, pasti sangat pintar karena dari kecil suka makan ikan,” ucapnya.
Untuk itu, Rayati Safrin mengajak anak-anak dan generasi muda gemar memakan ikan. “Lihat orang Jepang, mayoritas mereka memiliki kecerdasan. Teknologi sangat maju yang diciptakan mereka. Selain itu mereka sangat sehat-sehat, selain konsumsi makanan bergizi juga suka berjalan dan olahraga,” kata Rayati kagum.
Mendengar pujian itu, Konsul Jenderal Jepang Dr. Takonai Susumu, menjelaskan kalau orang Jepang sangat menghindari makanan daging merah. Bahkan rata-rata angka harapan hidup orang Jepang bisa mencapai 80-90 tahun. “Ibu saya sudah 90 tahun dan masih sehat,” kata Takonai yang sudah datang ke Indonesia sejak tahun 1990 menjadi pengajar di UGM Yogyakarta.
Menjadi Konjen Jepang di Medan dari tahun 2021, Takonai mengakui sangat menyukai Indonesia dengan keberagaman agama dan suku, tapi tidak ada terjadi perselisihan di tengah-tengah masyarakatnya. “Saya yakin ini bisa dicapai karena ada bahasa persatuannya yakni Bahasa Indonesia. Saya salut dengan pencetus bahasa persatuan ini,” ucapnya.
Ia juga menceritakan Negara Jepang dan Indonesia sudah memiliki hubungan yang sangat baik sejak lama. Kerjasama dalam segala bidang baik pendidikan, teknologi dan lingkungan hidup.
“Untuk Kota Medan juga ada kerjasama dengan Kota Yokohama dalam bidang penyediaan air bersih. Selama ini juga ada kerjasama lingkungan hidup, pendidikan seperti memberi pelatihan bahasa Jepang kepada guru-guru serta pertujaran pelajar setiap tahunnya. Indonesia adalah negara paling besar penerima beasiswa dari Jepang.
“Saya juga sering diundang menjadi narasumber dan dosen tamu di beberapa universitas di Kota Medan dan kota lainnya,” kata Takonai Susumu.
Sementara Arsyadona menambahkan harapannya untuk dapat bekerjasama dengan Konsulat Jepang dalam bidang pendidikan dan ekonomi. “Kecerdasan orang-orang Jepang harus ditularkan ke mahasiswa-mahasiswa di Kota Medan ini. Agar negara kita bisa ikut maju dalam segala bidang seperti Negara Jepang dengan semua kelebihan yang dimilikinya,” kata Arsya, yang juga merupakan dosen di UINSU ini. (h01)