MEDAN (Waspada): Ketua Umum Masyarakat Peternak Bebek Sumatera Utara (Mapebsu) Sulben Siagian mengatakan kehadiran wadah yang berdiri sejak 2018 ini untuk melindungi peternak di Sumatera Utara dari permainan spekulan.
‘’Peternak bebek di Sumut saat ini diresahkan dengan para spekulan nakal yang mempermainkan harga,’’ cetus Sulben dalam silaturahmi Halal Bihalal Idul Fitri 1443 H bersama para peternak bebek yang tergabung dalam wadah Mapebsu di Kedai Rileks Jl. Ngumban Surbakti, Medan, Sabtu (28/5).
Sulben menyebutkan, untuk mengatasi permainan harga pada telur bebek yang dilakukan oleh spekulan-spekulan, Mapebsu menggelar silaturrahmi sesama peternak yang ada di Sumatera Utara.
‘’Kita menyatukan tekad agar harga telur bebek kita yang menentukan, bukan ditentukan oleh para spekulan,’’ ucap Sulben yang turut didampingi Penasehat Mapebsu H. Hamdani P. Lubis, Sekjen Mapebsu Ridwan Siregar, Ketua Bidang Mapebsu Darwis Suheri dan Bendahara Mapebsu, Syarifah Muhibbah.
Sulben menyesalkan tindakan para spekulan yang menaikkan harga sesuka hatinya saja. Sementara, di pasar harga tetap. Saat ini harga telur bebek itu Rp2.500 per butir di pasar.
Sulben juga menyebutkan, dengan silaturrahmi yang dilakukan ini, nantinya mereka akan membahas cara mengatasi masalah harga itu. Selain itu, mereka juga bekerja sama dengan pabrik untuk bisa mengatur harga tersebut.
‘’Disinilah kita berkumpul sesama peternak bebek untuk mengatasi itu. Kita juga bekerja sama dengan pabrik dan kita akan bisa mengatur harga kita,’’ ujarnya.
Sulben mengungkapkan, Mapebsu yang telah berjalan selama 4 tahun dan terdaftar di Kemenkumham ini telah memasarkan telur bebek ke sejumpah provinsi di Indonesia.
‘’Kita berperan mencari pasar sendiri makanya kita ke Jawa untuk membuka pasar. Kita sudah ke Palembang, Jakarta, Batam dan Malang. Telur dari Sumut ini sudah kita kirim kesana,’’ ungkapnya.
Sulben menyebutkan pihaknya bekerjasama dengan pabrikan untuk tetap menjaga kualitas telur bebek dan tetap menyejahterakan peternak bebek.
‘’Dari kandang harga telur bebek ini sebesar Rp1.200 kita tetap menjamin Rp1.400. Itu yang kami lakukan. Biasa bebek yang diangon itu telurnya bisa jadi 40 persen. Tapi kalau pabrikan bisa di atas 40 persen,’’ jelasnya.
Sulben berharap kedepannya, pemerintah harus memperhatikan peternak bebek. Karena biaya perawatan bebek per hari kurang lebih Rp100 ribu.
‘’Telur bebek ini sangat tinggi proteinnya dari telur ayam. Kita penyuplai telur bebek terbesar kedepannya kita yang menyuplai telur bebek di Indonesia ini,’’ harapnya.
Hal tersebut diketahui setelah melakukan beberapa observasi seperti ke daerah Jawa untuk memperkenalkan bahwa Sumut salah satu lumbung terbesar penyuplai telur bebek di Indonesia.
‘’Saat ini produksi terbanyak penghasil telur bebek adalah Jawa Timur dan yang kedua adalah Sumatera Utara,’’ cetusnya.
Sulben menyebut, peternak Mapebsu sendiri mampu memproduksi lebih dari 1.200.000 butir telur bebek setiap bulan. Itu belum termasuk peternak dari luar Mapebsu. Telur-telur bebek ini dibuat minuman TST seperti di Aceh dan sebagai bahan ramuan jamu kalau di Pulau Jawa,’’ jelasnya.(m29)

Waspada/Surya Efendi
Ketua Umum Mapebsu Sulben Siagian (duduk, 4 dari kiri) bersama para peternak bebek dalam silaturahmi di Medan, Sabtu (28/5).