Scroll Untuk Membaca

MedanPendidikan

Mario Pascal, Peraih Beasiswa S2 China Ajak Generasi Muda Medan Bersaing Di Panggung Internasional

Mario Pascal, Peraih Beasiswa S2 China Ajak Generasi Muda Medan Bersaing Di Panggung Internasional
Mario Pascal, anak Medan yang berhasil mendapat beasiswa S2 Hubungan Internasional di China Foreign Affairs University tahun 2025. Waspada/Ist
Kecil Besar
14px

MEDAN (Waspada.id): Untuk bersaing di panggung Internasional khususnya dibidang akademi, bukan menjadi hal yang tidak mungkin, asalkan mau berusaha, belajar giat, berdoa dan mempersiapkan diri sebaik mungkin.

Hal ini telah dibuktikan Mario Pascal, anak Medan yang berhasil mendapat beasiswa Strata 2 (S2) Hubungan Internasional di China Foreign Affairs University tahun 2025.

“Harus berani untuk mencoba dan terpenting menguasai bahasa internasional yakni Inggris. Jangan takut gagal, karena setiap proses akan membawa kita selangkah lebih dekat pada tujuan,” ujarnya kepada Waspada.id, Sabtu (6/9/2025).

Mario yang telah berada di Kota Beijing, Tiongkok sejak awal September 2025 ini dan memulai masa Orientasinya 12 September 2025 mendatang, mengatakan, sudah lama berkeinginan melanjutkan studi di Tiongkok karena tertarik menjadi peneliti yang berfokus pada Hubungan Internasional dan politik di Asia Timur.

“Tentunya Tiongkok menjadi negara impian saya karena karena negara ini memiliki pengaruh besar dalam percaturan politik dan ekonomi global, serta menawarkan peluang penelitian yang luas terkait kebijakan luar negeri, diplomasi, dan dinamika kawasan Asia Timur. Selain itu, perkembangan pesat Tiongkok di bidang teknologi, pendidikan, dan hubungan internasional memberikan daya tarik tersendiri bagi saya untuk mendalami studi dan memperluas wawasan akademik maupun profesional,” kata Mario.

Dilanjutkan Mario, setelah lulus kuliah S1 di Universitas Jenderal Achmad Yani, Cimahi Bandung Jurusan Hubungan Internasional tahun 2019, keinginan untuk melanjutkan studi ke Tiongkok itu sudah ada tapi terkendala karena pandemi Covid 19 dan kondisi perekonomian sulit. Sehingga anak pertama dari tiga bersaudara ini memutuskan mencari pekerjaan hingga akhirnya menjadi ASN PPPK di RRI Medan.

Bekerja di RRI, Mario mendapatkan kesempatan mengikuti China International Press Communication Center (CIPCC) 2024, bekerja sebagai jurnalis mewakili Indonesia selama empat bulan. Selama program tersebut, ia mengikuti perkembangan Tiongkok dan menghadiri berbagai forum, termasuk Forum on China-Africa Cooperation (FOCAC) 2024.

“Dari pengalaman itu, saya mengagumi keberhasilan Tiongkok dalam membangun komunikasi antarbudaya, yang merupakan salah satu inti hubungan internasional. Tidak hanya itu, pada Maret 2025 saya kembali diundang untuk meliput Two Sessions. Bahkan, saya mendapat kesempatan mewawancarai langsung Menteri Luar Negeri Tiongkok, Wang Yi. Ini pengalaman yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya, mengingat perjalanan jurnalistik saya baru berlangsung satu tahun. Melihat perkembangan Tiongkok, merasakan keramahan masyarakatnya, dan memperoleh kesempatan berharga tersebut membuat saya semakin yakin untuk melanjutkan studi S2 di Tiongkok,” papar Mario.

Kesempatan mendapatkan beasiswa S2 ini, cerita Mario, ia bersama rekan dari Nepal dan Pakistan mendapat tawaran beasiswa Master Degree di bidang komunikasi dan jurnalistik dari Deputy Director of the Department of Press Communication and Public Diplomacy, Kementerian Luar Negeri Republik Rakyat Tiongkok. Namun, setelah mencari informasi lebih lanjut, ternyata program beasiswa tersebut kemungkinan baru akan dibuka pada tahun 2026.

Karena sudah tidak sabar untuk melanjutkan studi, Mario kemudian ditawari oleh Konsulat Jenderal Republik Rakyat Tiongkok di Medan untuk mencoba ASEAN-China Young Leaders Scholarship 2025. Seperti proses beasiswa pada umumnya, ia melalui tahapan mulai dari persiapan berkas, penulisan esai, hingga wawancara.

“Dalam proses ini, Konsulat Jenderal Tiongkok berperan besar dengan memberikan rekomendasi serta arahan yang sangat membantu saya. Tahapan ujian juga saya ikuti ada esqi dan interview. Lumayan susah tapi ini terlewati dan saya dinyatakan lulus,” katanya bangga.

Meski harus berhenti bekerja di RRI karena harus melanjutkan kuliah di Tiongkok, anak pertama dari Johannes Burhan Agus dan Elisabeth Riniwati Desra ini, menyadari bahwa kesempatan untuk menempuh pendidikan S2 di Tiongkok adalah langkah besar yang tidak datang dua kali.

“Berhenti dari RRI keputusan yang sangat berat karena RRI telah memberikan banyak pengalaman berharga bagi saya, mulai dari dunia jurnalistik hingga memahami dinamika komunikasi publik secara langsung,” kata Mario.

Namun dengan bekal pengalaman dan ilmu yang sudah didapatkan, Mario yakin kuliah di Tiongkok akan membuka perspektif baru yang lebih luas, memperdalam pemahaman saya tentang hubungan internasional, serta memperkuat kapasitas akademik di bidang yang ditekuninya.

“Tiongkok, dengan pengaruhnya yang sangat besar dalam percaturan global, adalah tempat yang tepat untuk saya mengembangkan diri, baik secara akademis maupun profesional. Walaupun berat meninggalkan pekerjaan, saya percaya langkah ini adalah investasi terbaik untuk masa depan dan perjalanan intelektual saya,” katanya optimis.

Mario kembali berpesan kepada generasi muda Indonesia khususnya anak Medan, untuk mau bersaing ke kancah internasional khususnya mendapatkan kesempatan beasiswa kuliah di Tiongkok. Bekal yang harus dipersiapkan itu, pertama kesiapan bahasa dan akademik, karena sebagian besar program mengharuskan kemampuan bahasa Inggris atau Mandarin yang baik, serta nilai akademik yang kompetitif. Kedua, dokumen dan administrasi harus lengkap dan rapi, mulai dari ijazah, transkrip nilai, hingga surat rekomendasi dan esai motivasi yang kuat, khususnya terkait topik spesifik yang ingin diriset.

Selain itu, mentalitas juga sangat penting. Pelajar harus punya tekad yang kuat, disiplin, serta kesiapan beradaptasi dengan lingkungan baru dan budaya yang berbeda. Informasi juga harus terus diperbarui, rajin mencari tahu peluang beasiswa melalui situs resmi pemerintah Tiongkok, universitas, maupun kedutaan dan konsulat Tiongkok di Indonesia.

“Dan yang tak kalah penting, jangan takut untuk mencoba. Meski persaingannya ketat, kesempatan selalu terbuka bagi mereka yang serius mempersiapkan diri,” pesan Mario yang bercita-cita menjadi peneliti di bidang hubungan internasional. (id23)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE