PEMATANGSIANTAR (Waspada): Masyarakat Kota Pematangsiantar dan Labupaten Simalungun membuat pernyataan. Mereka mengaku gelisah melihat suasana politik saat ini yang sangat kental nuansa oligarki dan politik dinasti. Karena itu, masyarakat di sana sudah siap bergerak untuk memenangkan Edy Rahmayadi dan Hasan Basri Sagala, di kontestasi Pilgubsu 2024.
Pernyataan itu disampaikan Kristian Sagala, di DL Cafe, Jalan Maluku Atas, Kota Pematangsiantar, Sabtu (7/9). Hari itu, ratusan orang dari berbagai kalangan berkumpul dalam kegiatan ‘Nongki Bareng Edy Rahmayadi.’ Mereka terdiri dari tokoh agama, tokoh masyarakat, aktivis perempuan, akademisi, mahasiswa dan sejumah komoditas lainnya.
Kristian Silitonga yang merupakan penggagas acara memaparkan tentang tujuan digelarnya acara hari itu. Yakni, untuk menjawab kegelisahan yang terjadi di masyatakat, melihat kondisi politik saat ini. “Bersyukur Ayah Edy Rahmayadi bisa hadir di sini, bersama-sama kami,” katanya.
Dikatakan Kristian, setiap hari, di setiap tempat, masyarakat membicarakan tentang oligarki dan politik dinasti. Masyarat resah dengan kondisi yang terjadi seperti itu. Mereka sangat khawatir dengan kelangsungan bangsa ini ke depan, dimana yang bisa menjadi pemimpin hanya orang-orang dari kalangan tertentu saja. “Seperti anak presiden, anak pejabat, walikota dan seterusnya,” ujarnya.
Menangkap kegelisahan itu, kata Kristian, secara spontan, pihaknya membuat acara itu. Karenanya tema yang diangkat adalah Merawat Keseimbangan Demokrasi dan Keadaban Politik. Karena yang terlihat kesepatan di tingkat elite, berbanding terbalik dengan keinginan masyarakat. Itu terjadi karena praktik oligarki, dimana kekuasaan hanya ditangan segelintir orang untuk memuluskan politik dinasti.
Namun, kata Kristian, secercah harapan muncul sekarang ini. Yakni dengan majunya Edy Rahmayadi kembali menjadi calon Gubsu di kontestasi Pilgubsu 2024. Bagi masyarakat Pematangsiantar dan Simalungun, kehadirannya menjawab kegelisahan masyarakat. Karena bagi mereka, kontestasi Pilgubsu kali ini bukan sekedar pertarungan elektoral antara Edy Rahmayadi dengan Bobby Nasution, tapi simbol perlawanan oligarki dan politik dinasti.
“Di sini kami nyatakan bahwa Edy Rahmayadi tidak sendiri. Kami akan berusaha sekuat tenaga, turun untuk memberikan pengertian kepada masyarakat kalau oligarki dan politik dinasti harus diakhiri. Tetap Semangat Ayah Edy” kata Kristian.
Tanpa malu-malu
Sementara itu, Aktivis Perempuan Rospita Sitorus, juga menyampaikan hal yang sama, yakni tentang kegelisahan, khususnya perempuan. Katanya, kaum perempuan, khususnya di Pematangsiantar dan Simalungun sangat cemas. Karena saat ini oligarki dan politik dinasti dilakukan sangat terbuka dan tanpa malu-malu.
Kata Rospita Sitorus, perempuan adalah pewaris sejarah, karena kaum perempuanlah yang merawat dan mendidik anak-anak bangsa ini. “Bagaimanalah kami dapat mendidik anak-anak dengan baik, kalau oligarki merajalela. Untuk menjadi pemimpin tidak lagi dengam adu gagasan, tapi karena Bansos dan isintas. Ini sangat menggelisahkan kami sebagai penjaga generasi,” katanya.
Hadir pada itu, bakal calon Walikota Pematangsiantar Yan Santoso Purba, Ketua Bappilu DPD PDIP Sumut, yang juga anggota DPRD Sumut Mangapul Purba, mantan anggota DPRD Sumut dari PDIP Sutrisno Pangaribuan beserta sejumlah pengurus DPD PDIP Sumut, DPC PDIP
Pematangsiantar dan Simalungun. (m07)
Waspada/Ist
Bakal calon Gubsu Edy Rahmayadi, saat tiba di DL Cafe, Kota Pematangsiantar, menghadiri kegiatan Nongki Bareng dengan tema Merawat Keseimbangan Demokrasi dan Keadaban Politik.
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.