Medan

Menteri Agama Hadiri Zikir Akbar Nasional PPITTNI, Jadi Momentum Kebersihan Hati Dan Akhlak Mulia

Menteri Agama Hadiri Zikir Akbar Nasional PPITTNI, Jadi Momentum Kebersihan Hati Dan Akhlak Mulia
Menteri Agama, Prof. Nasaruddin Umar menghadiri Zikir Akbar Nasional yang digelar di gedung Serba Guna Pemprov Sumut di Jalan Pancing, Deliserdang, Minggu (23/11) malam. Waspada.id/ist
Kecil Besar
14px

MEDAN (Waspada id): Menteri Agama, Prof. Nasaruddin Umar menghadiri Zikir Akbar Nasional yang digelar di gedung Serba Guna Pemprov Sumut di Jalan Pancing, Deliserdang, Minggu (23/11) malam.

Menteri Agama tiba di lokasi sekitar pukul 18.10 WIB. Beliau disambut panitia pelaksana dari Pengajian Ilmu Tasawuf Thoriqoh Naqsyabandiyah Indonesia (PPITTNI).

Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN

Zikir akbar dihadiri ribuan jamaah yang datang dari berbagai daerah. Setelahnya, Menteri Agama melanjutkan salat maghrib berjemaah.

Prof. Nasaruddin dalam kegiatan zikir akbar tersebut menuturkan, Tarekat Naqsyabandiyah yang datang ke Indonesia berasal dari Yaman. Seperti kita ketahui, Tarekat Naqsyabandiyah mulai berkembang pada abad ke-13. Syekh Bahauddin Naqsyaband sendiri hidup pada tahun 1318–1359.

Artinya, sejak abad ke-13 ajaran ini sudah hadir dan berkembang, terutama melalui murid-muridnya di Baghdad, Yaman, India, dan berbagai negara lainnya. Tarekat ini dibawa oleh para ulama dan pengajar Islam yang pernah menuntut ilmu di Yaman maupun India.

“Tarekat Naqsyabandiyah merupakan salah satu tarekat yang paling luas penyebarannya di dunia. Oleh karena itu, pengikutnya sangat banyak dari berbagai bangsa. Di Indonesia, ajaran ini pertama kali dibawa oleh Syekh Yusuf al-Makassari, seorang ulama besar asal Makassar,” katanya dihadapan ribuan jamaah.

Dia menjelaskan, salah satu ciri utama tarekat Naqsyabandiyah adalah amalan zikir yang disebut dengan al-faqr. Zikir ini mengajarkan kehadiran hati dan penyucian jiwa. Tarekat ini mengajarkan kelurusan pikiran, kelembutan jiwa, akhlak mulia, serta menjauhi sifat kasar atau merusak. Zikir yang diajarkan adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan penuh kesadaran dan ketulusan.

Di Amerika Serikat pun, tarekat Naqsyabandiyah mulai berkembang. “Saya sendiri pernah tinggal lama di sana dan melihat langsung pergerakan spiritual ini. Bahkan orang yang membawa ajaran Naqsyabandiyah ke Indonesia adalah nenek saya sendiri di Sulawesi Selatan. Kakek-nenek kami berasal dari garis keturunan pengamal Naqsyabandiyah selama beberapa generasi,” jelasnya.

Prof. Nasaruddin menuturkan, tarekat adalah jalan kebenaran, jalan yang mempercepat kedekatan kepada Allah. Karena itu pengamal tarekat tidak boleh sombong. Harus mengikuti akhlak para pendiri tarekat, seperti Syekh Bahauddin Naqsyaband maupun ulama lainnya.

Maka itu, biarkanlah tarekat berkembang di mana pun. Tarekat mengajarkan kasih sayang, kebersihan hati, dan akhlak mulia. Jika hendak menciptakan masyarakat yang baik, maka tarekat perlu diberi ruang berkembang.

Dalam kegiatan tersebut, sejumlah kepala daerah juga terlihat hadir, seperti Gubernur Sumatera Utara Bobby Afif Nasution, yang tiba sekitar pukul 19.00 WIB.

Zikir dipimpin langsung oleh Pengasuh Tertinggi Buya Syekh Muhammad Ali Idris Silsilah Ke-39, PPITTNI.

Buya menyampaikan, saat ini, untuk mencapai Indonesia Emas, baik sebagai negara maupun sebagai pemerintahan, tidak ada yang lebih baik dari diri kita sendiri. Karena bangsa Pancasila itu ada, dan merupakan satu-satunya bangsa yang berlandaskan nilai luhur tersebut.

Sejak awal keberadaannya, nilai-nilai Pancasila sudah dicari dan digali oleh para pendahulu. Mereka dahulu menamainya Pancasila. Itulah pedoman yang disepakati, yakni hidup dalam kekeluargaan, kebersamaan, dan persatuan.

“Untuk dapat menghayati dan mengamalkan Pancasila, serta menjalankan nilai-nilainya, kita perlu memahami bahwa nilai-nilai itu pernah diwujudkan oleh para leluhur kita.
Para leluhur bangsa kita memiliki konsep kesatuan dalam proses perjuangan mereka, tersirat konsep yang kini kita kenal sebagai Pancasila,” ujarnya.

Selanjutnya adalah nilai ketuhanan. Banyak ajaran tentang ketuhanan yang menekankan bahwa manusia yang dekat dengan Tuhan tidak akan mudah melakukan dosa. Bila seorang manusia sudah dekat dengan Allah — atau secara umum dengan Tuhan — maka ia tidak akan lagi mudah terjerumus dalam perbuatan yang merusak.

Orang yang dekat dengan Tuhan akan menjalankan aturan agamanya. Bila semua orang menjalankan ajaran agamanya dengan baik, maka aturan dalam masyarakat dan negara juga akan berjalan baik.

Dengan begitu, Indonesia akan berkembang, dan dunia pun ikut merasakan kemajuannya. Itulah makna ketuhanan: manusia mendekatkan diri kepada Tuhan, tidak melakukan hal-hal yang melanggar ajaran-Nya.

“Karena agama berasal dari Tuhan, maka jangan sekali-kali merendahkan agama lain. Agama berfungsi sebagai jalan bagi manusia untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Tanpa agama, manusia akan jauh dari Tuhan, dan bila jauh dari Tuhan maka kekacauan dapat terjadi di bumi,” ungkap Buya.

Lebih lanjut, Bobby Afif Nasution mengatakan, dari hati kami yang paling dalam, dengan niat yang paling tulus demi kenyamanan masyarakat, kami memohon doa agar segala upaya yang baik dari pemerintah dan doa dari para pengaman masyarakat di seluruh Indonesia dapat mengantarkan kita pada tercapainya cita-cita Indonesia Emas 2030.

“Kami berharap ke depan, pemerintah provinsi tetap berada di arah dan jalur yang benar, serta selalu mendapatkan doa dan dukungan. Kami ingin menjadi bagian dari solusi, bukan bagian dari permasalahan,” kata Bobby.

Sementara itu Ketua Umum PPITRNI, Dempo Xler yang didampingi Ketua Panitia Acara Zikir Akbar Nasional, Bayu Ambara menyampaikan, kegiatan zikir akbar ini untuk kembali mengingatkan para pemimpin akan perjuangannya.

Pihaknya mengajak agar masyarakat terus mempertebal iman dan tidak sungkan mengingatkan pemimpinnya.

“Mengajak rakyat Sumut untuk mengikuti ajaran Rasulullah, tuhan yang masa esa, sehingga takut dosa, maka tegaklah hukum. Dengan tegaknya hukum insyaallah, Indonesia akan adil, makmur dan sejahtera,” pungkas Dempo.(id20)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE