MEDAN (Waspada): Haffa Fatir Rahim (10) anak bungsu dari tiga bersaudara pasangan Nur Hidayatullah dan Khadijah akhirnya menjadi yang terbaik pada golongan tilawah putra Musabaqah Tilawah Alquran (MTQ) Yayasan Haji Anif (YHA) ke-IV.
Capaian ini diraih Haffa setelah sebelumnya gagal di MTQ YHA ke-II dan ke-III, Ia terus berlatih hingga akhirnya berhasil di tahuh 2023. “Alhamdulilah senang bisa menang, ini udah ketiga kalinya ikut dan tahun ini baru menang,” ujar Haffa sebelum naik ke atas panggung untuk menerima piala dan hadiah di acara penutupan MTQ YHA di Masjid Al-Musannif Cemara, Sabtu malam (8/4/2023).
Haffa mengaku telah menghafal sebanyak 3 juz dan telah memulai belajar tilawah di usia 5 tahun dengan bantuan guru ngaji dan juga kedua saudara kandungnya yang juga telah beberapa kali mengikuti perlombaan MTQ baik tingkat Provinsi dan Nasional. “Selama ini belajar sama guru ngaji dan rutin mengulang di rumah bareng kakak dan abang. Tiga kali sehari, pagi, siang dan malam,” ujarnya berbagi tips.
Haffa berharap bisa kembali mengikuti MTQ YHA dengan kategori yang berbeda. “Semoga MTQ Yayasan Haji Anif bisa terus dilaksanakan dan saya bisa ikut lagi dalam kategori yang lain karena kalau sudah menang tidak boleh lagi ikut lagi dengan golongan yang sama,” harapnya.
Melihat semangat generasi muda yang menjadi peserta MTQ ini, Wakil Gubernur (Wagub) Sumatera Utara (Sumut) Musa Rajekshah memberikan apresiasi. “Keinginan kita melalui kegiatan MTQ ini banya generasi yang cintai Alquran dan bisa memaknai isi Alquran karena kita semua yakin bahwa tuntanan hidup itu semu ada di Alquran,” kata Ijeck, sapaan akrab Musa Rajekshah saat menutup MTQ.
Ijeck yang juga Ketua Umum Yayasan Haji Anif mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang terus mendukung MTQ YHA. “Kami berterimakasih kepada semua pihak yang telah menyukseskan kegiatan ini dengan penuh keikhlasan. Bagi sahabat dan masyarakat atas kehadirannya mulai dari pembukaan hingga penutupan, kami ucapkan terima kasih,” ujar Ijeck.
Ia berharap pelaksanaan MTQ di Sumut bisa semakin banyak dilaksanakan untuk melahirkan generasi qurani yang mampu membumikan Alquran di setiap perilaku, dan tindakan dalam kehidupan sehari-hari. “Semoga semakin banyak acara MTQ seperti diadakan di Simatera Utara,” ujar Ijeck.
Kesempatan itu, Ijeck juga sedikit mengisahkan kembali perjalanan MTQ yang digagas almarhum ayahnya Haji Anif. “MTQ ini amanah dari almarhum dari awal untuk pelaksanaan MTQ sekalian memperingati ulang tahunnya tepat di tanggal 23 Maret,” ujar Ijeck usai membuka MTQ Tahfizh Alquran dan Sholawat Asyghil YHA ke-4.
Lanjut Ijeck, MTQ ini pertama kali hadir di tahun 2019, dan dilanjutkan tahun 2020, 2022 dan yang keempat di tahun 2023. Ijeck berharap ia bersama keluarga bisa terus melanjutkan amanah almarhum. “Kami keluarga anak, cucu, keturunan memohon doa dari semua yang hadir di sini agar bisa terus melanjutkan amanah orang tua kami ini, melaksanakan Musabaqah Tilawah Alquran,” harapnya.
Sementara itu Wakapolda Sumut Brigjen Pol Jawari juga berharap seluruh pemenang menjadi generasi muda yang hebat dan ke depan prestasinya bisa meningkat baik di tingkat nasional hingga internasional.
“Semoga Allah memberikan kesuksesan kepada para juara MTQ Yayasan Haji Anif dan ke depan bisa menjadi juara pada MTQ di tingkat internasional. Semoga MTQ yang dilaksanakan ini dapat memberikan arti untuk meningkatkan kualitas umat sekaligus sebagai upaya memperkuat ukhuwah islamiyah dan ukhuwah insaniyah,” ujar Wakapolda.
Ketua Panitia MTQ YHA, Ustadz Sugeng Wanto menambahkan melalui MTQ ini tampak bermunculan talenta-talenta baru yang ke depan dipercaya bisa mengharumkan nama Provinsi Sumut.
“Alhamdulillah dari babak final yang sudah berlangsung nampak bermunculan talenta baru qari/qoriah dan hafiz/hafizah yang InsyaAllah bisa mengharumkan nama Provinsi Sumatera Utara di masa akan datang dan terutama insya Allah akan menjadi generasi yang Qurani dan Robbani,” tutupnya.
Tampak hadir dalam acara, anak hingga cucu Almarhum H Anif, Kepala Bank Indonesia Sumut Doddy Zulverdi, Wakil Ketua DPRD Sumut Harun Mustafa Nasution, Konsul Jenderal Malaysia di Medan Aiyub Omar, Para Pimpinan Pondok Pesantren, perwakilan dari beberapa organisasi islam dan lainnya.(rel).
