MEDAN (Waspada) : Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumatera Utara mendorong masjid menjadi pusat penggerak pemberdayaan ekonomi umat. Gagasan ini disampaikan Prof. Dr. Fachruddin Azmi dalam agenda silaturahmi Bidang Pemberdayaan Ekonomi MUI Sumut bersama sejumlah lembaga keumatan baru-baru ini.
Silaturahmi tersebut melibatkan berbagai elemen strategis seperti Dewan Masjid Indonesia (DMI), Forum Silaturrahim Badan Kemakmuran Masjid Indonesia (Fosil BKMI), Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), serta Komite Daerah Ekonomi dan Keuangan Syariah (KDEKS) Sumut.
“Kami menginisiasi silaturahmi ini sebagai bagian dari misi membangun kekuatan kolektif ekonomi umat. Butuh sinergi lintas lembaga,” ujar Prof. Saparuddin, Ketua Bidang Pemberdayaan Ekonomi Umat MUI Sumut.
Putrama Alkhairi, Sekretaris Bidang Pemberdayaan Umat MUI Sumut yang juga Direktur Pusat Inkubasi Bisnis Syariah, menekankan pentingnya strategi dalam mengelola potensi ekonomi umat. “Kami siap menjadi rujukan pertumbuhan bisnis syariah baru di Sumut,” tegasnya.

Diskusi yang dipandu Cahyo Pramono dan Dr. Salman Nasution menghasilkan sejumlah kesepakatan, seperti pendataan masalah ekonomi umat, pemetaan profil masjid dan jamaahnya, penyusunan materi kewirausahaan syariah bagi dai, hingga promosi wakaf produktif sebagai instrumen ekonomi.
Syahlan Jukhri Nasution dari Fosil BKMI menyuarakan perlunya pentahelix ekonomi berbasis konsep integral dan berkelanjutan. “Kita butuh tema besar untuk membebaskan dan mensejahterakan Indonesia lewat jalan wakaf,” ujarnya.
Sementara itu, Ustadz Irhamuddin Latif dari DMI Sumut menguraikan kerja teknis dalam pengembangan Unit Pengumpul Zakat (UPZ), kerjasama dengan Baznas dan Lazis, serta pengembangan UMKM berbasis masjid dan koperasi anti riba.
Ustadz Sugiyanto dari MES menambahkan bahwa pihaknya aktif mendukung ekonomi syariah di Sumut, seperti pendampingan di Kampung Tahu Binjai. Sedangkan Prof. Ritha F. Dalimunthe dari KDEKS menawarkan hasil riset kewirausahaan dari USU untuk pengembangan ekonomi umat, serta menyebut kolaborasi KDEKS dengan BI dan OJK dalam program inkubator bisnis. (*)