MEDAN (Waspada.id): Bidang/Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia Provinsi Sumatera Utara mengadakan Focus Group Discussion (FGD) terkait penelitian maping/ peta dakwah di daerah perbatasan Provinsi Sumatera Utara, belum lama ini.
Dalam FGD terungkap daerah yang dipilih ada dua kabupaten, Pertama : Kabupaten Labuhan Batu Selatan tepatnya di kecamatan Torgamba yang berbatasan dengan Kabupaten Rokan hilir provinsi Riau, penelitian ini telah dilaksanakan pada hari Senin tanggal 11 Agustus 2025.
Dan Kedua : Kabupaten Langkat tepatnya di kecamatan besitang yang berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tamiang Provinsi Aceh. Penelitian tersebut juga telah dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 23 Agustus 2025.
Setelah melaksanakan penelitian di kedua daerah tersebut, Bidang/Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia Provinsi Sumatera Utara melaksanakan FGD.
Turut hadir dalam Kegiatan Seminar Hasil Penelitian ini Ketua Bidang Dakwah MUI Sumatera Utara Prof Dr. H. Mohammad Hatta, Sekertaris Bidang Dakwah MUI Sumatera Utara Dr. H Sugeng Wanto, M.Ag, Ketua Komisi Dakwah Prof. Dr. Abdullah M.Si dan beberapa anggota Bidang/komisi dakwah yang lain.
Ketua Bidang Dakwah MUI Sumatera Utara Prof Dr. H. Mohammad Hatta dalam sambutannya mengatakan bahwa, hasil dari penelitian ini akan dijadikan buku ke-5 hasil karya Bidang/komisi Dakwah MUI Sumatera Utara, mengingat ini adalah penelitian ke-5 sekaligus terakhir pada priode kepengurusan MUI Sumatera Utara 2020-2025.
Hasil dari penelitian ini harus bisa jadi terobosan bagi MUI Sumatera Utara untuk memberikan solusi-solusi terkait Problematika dan Dinamika Dakwah terkhusus di daerah Perbatasan Provinsi Sumatera Utara.
Sekertaris Bidang Dakwah Majelis Ulama Indonesia Provinsi Sumatera Utara Dr. H Sugeng Wanto, M.Ag menyampaikan dalam paparannya bahwa dakwah di daerah perbatasan memiliki urgensi yang sangat tinggi.
Selain sebagai sarana penyebaran ajaran Islam, dakwah di wilayah ini juga berperan penting dalam menjaga identitas keislaman dan kebangsaan masyarakat. Daerah perbatasan seperti Kecamatan Torgamba merupakan titik temu berbagai arus budaya, migrasi, dan ideologi, sehingga menjadi medan dakwah yang penuh tantangan.
Meskipun demikian, dalam penelitian ini juga ditemukan adanya potensi besar dalam pengembangan dakwah di wilayah tersebut. Salah satunya adalah keberadaan Persatuan Mubaligh Torgamba (PMT), sebuah lembaga lokal yang memiliki kepedulian tinggi terhadap pembinaan keagamaan masyarakat, termasuk para muallaf. PMT dinilai menjadi garda terdepan dalam menjaga aqidah umat Islam di daerah perbatasan.
Ketua Komisi Dakwah Prof. Dr. Abdulllah, M.Si juga menyampaikan bahwa dakwah di perbatasan tidak hanya sekedar menyampaikan ajaran secara normatif, tetapi juga harus menghadirkan Islam yang solutif, moderat, dan mampu menjawab problematika masyarakat setempat, tekhusus di Kecamatan Besitang Kabupaten langkat yang berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tamiang Provinsi Aceh. Adapun beberapa berbagai tantangan dakwah di daerah Perbatasan antara lain keterbatasan sarana dan prasarana, minimnya sumber daya dai’ah (SDD), ketergantungan pada pejabat atau penguasa lokal, serta kurangnya koordinasi antar lembaga dakwah.
Selain itu, masyarakat juga masih memiliki keterbatasan dalam memahami persoalan khilafiyah dan rentan terhadap pengaruh aliran-aliran baru yang berkembang.(id18)