Scroll Untuk Membaca

Medan

MUI Sumut Gelar Pengajian Bulanan Bahas Hakikat Haji Dan Kurban

PEMBICARA, Prof. Muzakkir, Guru Besar Fakultas Ushuluddin dan Studi Islam UIN Sumatera Utara,saat memaparkan tentang kurban dan ibadah haji. Waspada/ist
PEMBICARA, Prof. Muzakkir, Guru Besar Fakultas Ushuluddin dan Studi Islam UIN Sumatera Utara,saat memaparkan tentang kurban dan ibadah haji. Waspada/ist
Kecil Besar
14px

MEDAN (Waspada): Komisi Perempuan Remaja dan Keluarga Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Sumatera Utara (Sumut) menyelenggarakan pengajian bulanan di Aula MUI Sumut yang terletak di Jalan Majelis Ulama Indonesia, Sabtu (17/6). Acara dihadiri oleh sejumlah peserta dari berbagai kalangan.

Pembicara, Prof. Muzakkir, Guru Besar Fakultas Ushuluddin dan Studi Islam UIN Sumatera Utara, membahas tentang hakikat haji dan kurban. Beliau menguraikan dua peristiwa besar yang terjadi pada bulan Zulhijjah, yaitu ibadah haji dan penyembelihan hewan kurban.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

MUI Sumut Gelar Pengajian Bulanan Bahas Hakikat Haji Dan Kurban

IKLAN

Prof. Muzakkir menjelaskan bahwa bulan Zulhijjah merupakan waktu yang Allah SWT menjadikan wajib bagi hamba-Nya yang memiliki kesanggupan baik dari segi rohani, jasmani, maupun finansial untuk melaksanakan ibadah haji ke Baitullah.

Selain itu, bulan ini juga menjadi waktu di mana Allah SWT mensyariatkan penyembelihan hewan kurban sebagai sarana mendekatkan diri kepada-Nya. Kedua peristiwa tersebut dirayakan dalam rangkaian hari raya besar yang disebut dengan Idul Adha, ditambah dengan tiga hari tasyrik (11, 12, dan 13 Zulhijjah).

Terkait pelaksanaan ibadah haji, Prof. Muzakkir menjelaskan bahwa ibadah haji pada hakikatnya merupakan rekonstruksi dan pengenangan atas perjalanan sejarah Nabi Ibrahim AS, seorang manusia yang memilih hidup membela agama Allah dengan membersihkan rumah Allah SWT dari berhala dan kemusyrikan.

Selain itu, Nabi Ibrahim AS juga merupakan sosok hamba Allah yang meninggalkan kesenangan duniawi demi berangkat menuju Allah SWT. Sedangkan peristiwa penyembelihan hewan qurban juga dilakukan oleh Nabi Ibrahim AS dan putranya, Isma’il AS.

Prof. Muzakkir mengingatkan bahwa ibadah haji dan qurban saling terkait erat. Dalam ibadah haji, manusia merasakan rasa kebertuhanan yang mendalam, terutama ketika berada di depan Ka’bah dan melakukan thawaf bersama para malaikat serta merenungkan perjalanan spiritual yang dilakukan Nabi Ibrahim AS. Sedangkan dalam ibadah qurban, rasa kemanusiaan semakin tumbuh, dengan keinginan untuk berbagi rezeki dan membuat orang lain bahagia.

Dia juga menyoroti doa Nabi Ibrahim dalam surah Asy-Syu’araa’ ayat 83-84, yang mengandung pesan-pesan penting untuk direnungkan dalam kehidupan, terutama di tengah pandemi COVID-19.

Salah satunya adalah permohonan untuk dianugerahi hikmah, yang merupakan cahaya kehidupan yang membimbing seseorang dalam menghadapi tantangan dan kesulitan.

Jaga Keseimbangan Emosi

Dalam konteks pandemi, hikmah menjadi sangat penting dalam menjaga keseimbangan emosi, mengambil keputusan yang bijaksana, dan menjalani kehidupan dengan penuh kesabaran dan ketenangan.

Prof. Muzakkir menekankan pentingnya mengambil hikmah dari setiap peristiwa dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam situasi yang sulit seperti pandemi.

Dia mengajak para peserta pengajian untuk merenungkan hikmah-hikmah yang dapat diperoleh dari pandemi ini, seperti meningkatnya kesadaran akan kesehatan, pentingnya kebersamaan, dan perlunya bersyukur atas nikmat kesehatan dan keselamatan.

Selain itu, Prof. Muzakkir juga mengajak para peserta untuk menjalankan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam konteks ibadah haji dan kurban. Ia menekankan pentingnya menjaga niat ikhlas dan kesadaran dalam melaksanakan ibadah, serta berbagi rezeki dengan orang lain.

Dalam situasi pandemi, berbagi rezeki dapat dilakukan melalui bantuan kepada sesama yang membutuhkan atau berkontribusi dalam program-program sosial yang membantu meringankan beban masyarakat.

Pengajian bulanan tersebut diakhiri dengan sesi tanya jawab, di mana peserta dapat bertanya langsung kepada Prof. Muzakkir terkait topik yang telah dibahas.

Acara ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan keimanan para peserta dalam menjalankan ibadah haji dan kurban, serta menerapkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari.

Edukasi Dan Pemahaman

Sementara, Ketua Bidang PRK MUI-SU, Hj Rusmini MA didampingi Sekretaris Hj Wan Khairunnisa MA menyebutkan, dengan adanya pengajian bulanan seperti ini, Komisi Perempuan Remaja dan Keluarga MUI Provinsi Sumatera Utara berupaya memberikan edukasi dan pemahaman yang lebih dalam kepada masyarakat terkait ibadah haji dan qurban.

“Selain itu, pengajian ini juga menjadi momen untuk mempererat silaturahmi antara peserta dan para ulama, serta memperkuat kebersamaan dalam menjalankan ajaran Islam,”ungkap Hj Rusmini. (m22)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE