Scroll Untuk Membaca

Medan

MUI Sumut Kunjungi Kedutaan Besar RI Di Uzbekistan

MUI Sumut Kunjungi Kedutaan Besar RI Di Uzbekistan
Kecil Besar
14px

MEDAN (Waspada): Delegasi Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumatera Utara mengadakan kunjungan ke Kedutaan Besar Republik Indonesia di Uzbekistan pada Rabu (6/11).

Delegasi MUI disambut hangat oleh Sintia Christianity Saeh, Charge d’Affaires sekaligus Sekretaris Pertama Kedutaan Besar Republik Indonesia di Tashkent. Rombongan tidak langsung diterima Duta Besar karena Duta Besar Uzbekistan baru saja wafat dan penggantinya, Siti Rohaini, belum tiba di Tashkent.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

MUI Sumut Kunjungi Kedutaan Besar RI Di Uzbekistan

IKLAN

Dalam pertemuan tersebut, Sintia Saeh mengungkapkan bahwa ini adalah kali pertama Kedutaan Uzbekistan menerima kunjungan dari MUI Sumatera Utara, setelah MUI Pusat melakukan kunjungan tahun lalu. Ia menyampaikan pandangannya bahwa kunjungan ini sangat strategis, mengingat hubungan sejarah antara Indonesia dan Uzbekistan yang erat, terutama dalam bidang keagamaan dan budaya.

“Kunjungan ini menjadi simbol hubungan yang erat dan bersejarah antara kedua negara, terlebih dengan tujuan utama untuk ziarah ke makam Imam Bukhari. Indonesia dan Uzbekistan dapat menjajaki kerja sama di bidang pariwisata, ilmu pengetahuan Islam, hingga produk halal,” ujar Sintia.

Pada kesempatan tersebut, Sintia juga menyebutkan bahwa pada tahun 2025 Presiden RI Prabowo Subianto dijadwalkan melakukan kunjungan ke Uzbekistan. Presiden Prabowo berencana mengusulkan pembangunan Taman Soekarno di Samarkand, dekat dengan makam Imam Bukhari, sebagai simbol persahabatan kedua negara.

“Di Uzbekistan, masyarakat kami kerap mengingat Indonesia dengan nama besar Soekarno. Hal ini tidak lepas dari kunjungan Presiden Soekarno ke Uzbekistan yang kala itu masih merupakan bagian dari Uni Soviet pada tahun 1956 dan 1961,” tambah Sintia.

Sintia Saeh menambahkan bahwa perkembangan Islam di Uzbekistan sangat berproses, terutama setelah masa Uni Soviet yang sangat membatasi ekspresi keagamaan. Saat ini, di bawah pemerintahan presiden saat ini, masyarakat mulai diberikan kebebasan beragama, meskipun masih ada beberapa aturan seperti larangan pemakaian cadar bagi wanita sejak Oktober 2023. Pemerintah juga mendorong pendidikan bagi wanita agar mereka dapat berperan lebih aktif dalam dunia kerja.

Pertemuan ini menjadi langkah awal untuk mempererat hubungan kerjasama antara Indonesia dan Uzbekistan, terutama dalam pengembangan pariwisata religi, pendidikan, dan pemahaman keislaman yang lebih mendalam.

Ketua Umum MUI Sumatera Utara menyatakan rasa syukurnya atas kesempatan berkunjung dan mempelajari lebih dalam sejarah dan praktik keagamaan di Uzbekistan. “Kunjungan ini telah lama kami rencanakan dan almarhum Ketua Umum H. Abdullah Syah, sangat berkeinginan untuk bisa hadir di sini. Selama di Uzbekistan, kami berziarah ke berbagai tempat bersejarah, termasuk di Bukhara, Samarkand, dan Tashkent. Kami banyak belajar bahwa mazhab yang dianut adalah Hanafi, dan pemerintah menunjukkan perhatian besar terhadap pendidikan Islam,” ujarnya.

Delegasi MUI juga sempat mengunjungi Islamic Academy dan Madrasah Mir Ali, serta menyampaikan minat untuk mengirimkan mahasiswa Indonesia untuk belajar di Uzbekistan. Ketua MUI Sumut menyebutkan bahwa pihak universitas di Uzbekistan tertarik menerjemahkan kitab Imam Bukhari ke dalam bahasa Indonesia.(m22)

Waspada/ist
Delegasi MUI disambut hangat oleh Sintia Christianity Saeh, Charge d’Affaires sekaligus Sekretaris Pertama Kedutaan Besar Republik Indonesia di Tashkent.

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE