MEDAN (Waspada): Majelis Ulama Indonesia(MUI) Sumut, menggelar pertemuan silaturahmi ulama, cendikiawan muslim dan tokoh agama. Kegiatan akan dibuka pada Jumat(30/8) sore hari dan berlangsung hingga Sabtu (31/8) di Grand Inna Hotel Medan.
Hal ini disampaikan Ketua Umum MUI Sumut,Dr.Maratua Simajuntak(poto) Kamis(29/8).
Dijelaskannya, alasan MUI Sumut menggelar acara ini berlatar belakang pemikiran tegaknya sebuah negara sangat ditentukan oleh dua elemen penting yaitu ulama dan Umaro.
Kata Maratua, Umaro adalah pemerintah yang sah dan legal dalam sebuah tatanan bernegara dan berbangsa dengan sejumlah program kerja yang telah disepakati untuk mensejahterakan dan memakmurkan masyarakatnya.
Sedangkan ulama adalah orang-orang yang memiliki ilmu pengetahuan baik dari aspek keagamaan maupun saintis untuk melayani (himayatul ummah) dan menjaga umat agar tetap hidup tertib dan mematuhi nilai-nilai keislamaan dan meningkatkan ilmu pengetahuan umat agar tercapai baldantun toyyibatun warabunghofur.
Ulama mengemban tugas penting dalam Islam sebagai penerus estafet risalah kenabian. Ulama diposisikan pada ruang strategis sebagai pewaris Nabi dalam menyampaikan pesan-pesan wahyu di tengah-tengah umat.
Lanjut Maratua, seiring dengan pesatnya perkembangan dan laju pertumbuhan dalam pembangunan bangsa Indonesia, sejalan dengan lajunya pertumbuhan generasi bangsa yang heterogen dengan berbagai suku, budaya dan agama, maka posisi ulama bertambah penting dalam menjaga kerukunan, persatuan dan kesatuan NKRI yang terbungkus dalam semangat persaudaraan (ukhuwah).
“Baik saudara se-Agama (ukhuwah Islamiyah), saudara sesama manusia (ukhuwah basyariyah) dan saudara sebangsa setanah air (ukhuwah wathaniyah),” ungkap Maratua.
Menurutnya, fonomena terkini dalam masyarakat Islam Indonesia khususnya di Sumatera Utara Ukhuwah Islamiyah semakin tergerus yang mengarah pada konflik dan perpecahan umat.
Disinilah pentingnya penguatan silaturrahim yang merupakan salah satu perintah Allah SWT, dimana umat Islam harus berpegang teguh pada satu tali tauhid dan dilarang berpecah belah.
Firman Allah SWT dalam Surah Al-Hujarat ayat 10 yang artinya “Sesungguhnya mukmin itu bersaudara, jika ada pertikaian maka damaikanlah semoga kamu mendapat rahmat”.
“Untuk mengokohkan ukhuwah serta merumuskan langkah strategis para ulama di tengah-tengah umat khususnya menjelang kontestasi pesta demokrasi atau pilkada mendatang, ulama perlu untuk duduk bersama (silaturahim) demi maksud dan tujuan menjaga umat, memelihara ukhuwah Islamiyah, ukhuwah basyariyah dan ukhuwah wathaniyah dalam bingkai NKRI,” pungkasnya.(m22)