MEDAN (Waspada): Majelis Pengkajian Tauhid Tasawuf Indonesia (MPTTI) kembali menggelar perhelatan akbar Muzakarah Ulama Nusantara dan Asean, berlangsung di Luwuk, Kabupaten Banggai, Propinsi Sulawesi Tengah pada tanggal 2 hingga 4 Juli 2024.
Muzakarah kali ini mengusung tema ‘Peningkatan Keimanan Untuk Mengokohkan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia’ Muzakarah Ulama Tauhid Sufi Asean Ke 9 serta Zikir dan Doa.
Salah seorang narasumber kegiatan Muzakarah ke 9 MPTTI di Banggai Sulawesi Tengah, Prof Dr Rubaidi, MAg mengatakan, pelaksanaan Muzakarah 9 ini memiliki posisi strategis, dimana dunia dihadapkan pada persoalan dikarenakan adanya persepsi yang keliru memahami tata pergaulan global.
“Dunia saat ini dilanda kecemasan akan terjadinya perang “besar” dikarenakan adanya pandangan yang keliru. Konflik antar negara terjadi karena adanya kekuatan yang begitu mendominasi peradaban, sehingga memunculkan ego sektoral, berimbas terjadinya konflik yang berdampak buruk pada kehidupan sosial politik secara global,” ujar Prof Rubaidi, kepada media di Medan, Sabtu (29/6) lewat telepon langsung dari Surabaya.
Guru Besar Ilmu Tasawuf UIN Sunan Ampel Surabaya ini tegas mengatakan, bahwa dunia dilanda frustrasi sosial, karena beragam persoalan yang cendrung bersifat kebendaan (duniawi).
Ego centrisme kelompok yang selalu mengklaim paling benar dan dampak buruknya kemajuan ilmu teknologi juga turut andil terciptanya konflik tersebut.
“Kita bersyukur di bumi Nusantara yang multikultural, harmoni itu tetap terjaga dengan baik, tentu ini kontribusi seluruh elemen bangsa, dan peran ulama serta tokoh agama turut berkontribusi pada terciptanya kondisi damai, para ulama terdahulu sudah membuktikan lewat persatuan terbangunlah negeri yang baldhatun thayyibatul wa rabbun ghafur hingga saat ini,” ujar Prof Rubaidi tegas.
Hal senada disampaikan Ketua Umum MPTTI Abi Sahal Tastari Waly, bahwa munculnya beragam persoalan di tengah umat, bangsa dan dunia saat ini, karena mereka cenderung berlomba-lomba pada nikmat zahir/kebendaan (duniawi) hingga melupakan nikmat batin.
Yakni, ilmu pengetahuan keimanan dan makrifat dan ketaqwaan sebagai modal jalan panjang menuju akhirat, bahkan mereka melupakan sang Khaliq sebagai pencipta alam semesta yang maha segalanya.
“Ada kekosongan spiritual yang menghiasi bumi ini, sehingga beragam konflik akan terus terjadi ketika kita lupa atau lalai akan Allah sebagai Sang Maha Pencipta semesta, kekosongan inilah yang berakibat konflik keduniawian selalu terjadi, menimbulkan kesarakahan ego sektoral dan sebagainya,” ujar Abi Sahal menambahkan.
Bermunajat
Untuk itu MPTTI lewat Muzakarah dan Zikir serta doa dari para ulama thariqoh/sufi serta jamaah, kita bermunajat dan berharap bangun untuk Allah dan hidup bersama Allah dalam mengarungi kehidupan ini, sehingga tercipta kedamaian diantara semua makhluk tanpa melihat latar belakang perbedaan.
“Lewat Muzakarah dan Zikir serta doa yang kita panjatkan nanti di Luwuk Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah kiranya Nusantara dan dunia secara global dapat terwujud perdamaian dan persatuan bagi peradaban semesta,” ujar Abi Sahal.
Muzakarah ke 9 MPTTI di Luwuk Kabupaten Banggai, Propinsi Sulawesi Tengah yang dirangkaikan dengan zikir dan doa bersama ulama tasawuf Abuya Syekh Haji Amran Waly Al Kholidi beserta ulama tasawuf se-kawasan Asean dan Nusantara, mendoakan kiranya bangsa dan negeri ini terhindar dari marabahaya, terjalinnya persatuan dan persaudaraan kebangsaan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia dan terciptanya perdamaian dunia secara global.(m29)