Scroll Untuk Membaca

Medan

Muzakarah Rutin MUISU Bahas Islam Phobia Dan Politik Identitas

Muzakarah Rutin MUISU Bahas Islam Phobia Dan Politik Identitas
Kecil Besar
14px

MEDAN (Waspada): Bidang Fatwa Majelis Ulama Indonesia Sumatera Utara (MUISU) melaksanakan Muzakarah rutin, Minggu (27/11).

Narasumber, Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Prof. Dr. H. Hasim Purba SH. M.Hum yang menyampaikan materinya secara daring menjelaskan, Indonesia adalah bangsa yang memiliki pluralitas dan keragaman baik suku, ras, agama, bahasa, adat istiadat, budaya dan lain sebagainya.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Muzakarah Rutin MUISU Bahas Islam Phobia Dan Politik Identitas

IKLAN

Dijelaskannya, keragaman tersebut suatu realitas sosial yang harus dijadikan potensi kesatuan dan kekuatan bangsa yang dibingkai dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang berdasarkan Pancasila.

“Dan seluruh sila-sila dan nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila harus menjadi perekat persatuan dan kesatuan bangsa,” ujarnya.

Dalam makalahnya berjudul Politik Identitas, Prof. Hasim Purba menilai bahwa, sesungguhnya penggunaan politik identitas khususnya dalam kerangka perpolitikan bangsa sebagai suatu hal yang tidak mungkin dihindarkan.

Dan hal itu sebenarnya sebagai hal yang lumrah dalam sejarah perjalanan perpolitikan di Indonesia yang sangat dinamis.

Karena itu, sebut Hasim yang paling penting harus dilakukan umat adalah bagaimana agar dalam kegiatan politik yang menggunakan dasar identitas tidak dijadikan sebagai instrumen destruktif terutama dalam menghadapi persaingan politik, yaitu mencapai tujuan politik dengan cara menabrak nilai-nilai dasar berpolitik.

Pemateri selanjutnya Dr. Usman Jakfar Lc. MA mengungkapkan fenomena Islamophobia atau sikap dan perilaku ketakutan secara berlebihan kepada Islam yang masih terus berlangsung sampai saat ini.

Padahal, ungkap dia PBB telah menetapkan setiap 15 Maret sebagai Hari Anti Islamophobia untuk mengenang peristiwa serangan teroris kepada jemaah salat Jumat di Masjid Al-Noor Cristchurch, New Zealand tahun 2019 yang menewaskan 51 orang tersebut.

Kendati keberadaan Islamophobia ini dibantah oleh Menko Polhkam Mahfud MD dengan mengemukakan beberapa alasan, di antaranya hampir semua Menteri Agama RI beragama Islam dan budaya Islam sangat hidup di Istana Negara, juga eksistensi santri mengalami kemajuan pesat dan menegaskan bahwa Presiden Jokowi, Panglima TNI, Kapolri dan pejabat lainnya tidak ada yang islamophobia.

“Akan tetapi kalau melihat fakta di lapangan bahwa, orang benci kepada Islam itu benar terjadi,” ungkapnya.


Usman Jakfar juga menjelaskan beberapa penyebab munculnya Islamophobia ini di Indonesia, di antaranya adalah adanya sikap ekstrem dari sekelompok orang dan kurang memahami ajaran Islam secara baik sesuai tuntunan Alquran dan Sunnah Nabi. (m22)

Waspada/ist
Pembicara dalam kegiatan muzakarah bulanan di MUISU.

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE