MedanSumut

NasDem Desak APH Tangkap Perambah Hutan

Dan Pelaku Tambang Ilegal Penyebab Banjir Bandang Di Sumut

NasDem Desak APH Tangkap Perambah Hutan
Ketua DPW Partai NasDem Sumut, Iskandar ST, mendesak APH untuk segera menangkap mafia pelaku perambahan hutan dan tambang ilegal penyebab longsor dan banjir bandang.Waspada.id/Ist
Kecil Besar
14px

MEDAN (Waspada.id): Ketua DPW Partai NasDem Sumatera Utara, Iskandar ST, mendesak Aparat Penegak Hukum (APH) untuk segera menangkap mafia perambahan hutan dan pelaku tambang ilegal penyebab longsor dan banjir bandang di Sumatera Utara baru baru ini.

Iskandar menegaskan hal itu, Sabtu (6/12/2025). Ia mengatakan, aktivitas ilegal tersebut telah berlangsung selama puluhan tahun dan menghancurkan ekosistem yang menjadi penyangga ekologis penting di Sumut.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

IKLAN

Dampaknya kini dirasakan masyarakat secara luas: ribuan warga menjadi korban, baik meninggal, luka-luka, maupun hilang. Ribuan rumah hancur, puluhan ribu warga mengungsi, dan sejumlah infrastruktur rusak parah.

“Tidak sulit sebenarnya bagi aparat untuk mengungkap mafia perambah hutan dan tambang ilegal ini. Semua sudah begitu jelas, terbuka, dan telanjang di depan mata, bahkan dibekingi oknum tertentu,” tegas Iskandar.

Iskandar menilai bahwa praktik ilegal tersebut telah berlangsung puluhan tahun, melibatkan jaringan kuat yang merusak ekosistem Batang Toru dan menyebabkan deforestasi besar-besaran.

Selain penindakan tegas, Iskandar juga meminta pemerintah mengevaluasi dan mengaudit seluruh izin pengelolaan hutan dan pertambangan yang telah dikeluarkan kepada sejumlah perusahaan.

Menurutnya, langkah ini penting dilakukan untuk mengembalikan fungsi Batang Toru sebagai hutan lindung dan kawasan penyangga ekologis serta hidrologi di Sumatera Utara.

Iskandar menekankan bahwa kawasan hutan yang kini berubah menjadi kebun sawit juga harus dikembalikan ke fungsi asalnya.

“Kita harus kembalikan kawasan itu menjadi hutan sebagai rumah bagi keragaman hayati, termasuk satwa langka seperti orangutan yang kini terancam punah,” ujarnya.

Di akhir pernyataannya, Iskandar mendesak penghentian total praktik deforestasi.

“Saatnya kerusakan ini dihentikan. Kita tidak boleh membiarkan bencana ini terus berulang. Konservasi harus segera dilakukan,” tutupnya.(id96)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE