MEDAN (Waspada.id): Tanjung Gading | Aula GOR Inalum Tanjung Gading hari itu berubah menjadi lautan tawa, cerita, dan warna. Sebanyak 100 keluarga — atau lebih dari 300 peserta — berkumpul dalam semangat kebersamaan di acara OctoBoard Game Land 2025: Balek Kampung, sebuah perayaan keluarga yang memadukan edukasi, permainan, dan kehangatan lintas generasi.
Acara ini digagas oleh ibu profesional Sumatera Utara berkolaborasi dengan Perwina (Persatuan Wanita Inalum) A Home Team (AHT) dan The Human Safety Net (THSN).
Tujuannya sederhana tapi bermakna: mengembalikan keluarga pada intinya — saling terhubung, berinteraksi, dan belajar bersama melalui permainan.
Saling Terhubung, Balek Kampung ke Nilai-Nilai Keluarga
Tema “Balek Kampung” dipilih bukan tanpa alasan. Di tengah arus digital yang sering membuat keluarga sibuk di ruang masing-masing, acara ini mengajak mereka pulang sejenak — bukan hanya secara fisik, tapi juga secara batin.
“Keluarga tangguh itu dibangun dari hal sederhana: main bareng, ngobrol bareng, dan beraktivitas bareng antara ayah, ibu, dan anak,” ujar Septi Peni Wulandani, praktisi pendidikan keluarga sekaligus pendiri Komunitas Ibu Profesional, yang hadir bersama suaminya Dodik Mariyanto sebagai narasumber utama.
Dalam talkshow yang dipandu oleh Rara sebagai moderator, keduanya mengajak keluarga merenungkan pentingnya manajemen keuangan keluarga dan cara mengomunikasikannya dengan terbuka.
Sesi ini dilengkapi dengan paparan dari Ferry Hardiansyah, regional training head Generali wilayah Sumatera Utara sekaligus THSN Ambassador Medan, yang berbagi tentang literasi keuangan keluarga secara praktis dan menyenangkan. Talkshow ini menjawab tantangan para keluarga di Indonesia bagaimana menjaga dompet tetap waras, keluarga bebas was was.
Bermain, Belajar, dan Bertumbuh Bersama
Acara dibuka sejak pagi dengan senam kolaborasi yang diikuti ratusan peserta, disambung tarian Beeboo, maskot ceria Board Game Land. Setelah sambutan hangat dari, Sari Sakinah, Jaya, Ketua Panitia Ibu Profesional Sumatera Utara, serta Ibu Yuti Firman Ashad, Ketua Perwina, acara resmi dibuka dengan penuh semangat.
Sesi open space kemudian dimulai — area luas GOR disulap menjadi Board Game Arena yang menampilkan lebih dari 20 jenis permainan, mulai dari karya nasional seperti Hayoo, Takayo, Huh-Hah, dan Yuhuu, hingga karya orisinal para ibu di Sumatera Utara seperti Poda Na Lima, Ular Tangga Edukasi, dan Congklak Literasi.
Tak ketinggalan, permainan tradisional seperti lompat tali, congklak, bekel, gasing, kembali dimainkan oleh anak-anak dan orangtua, menciptakan nostalgia sekaligus keakraban baru.
Momen unik lainnya adalah kunjungan ke Pabrik Inalum, di mana peserta diajak tur melihat proses produksi aluminium secara langsung.“Ini pengalaman pertama bagi banyak keluarga di Tanjung Gading, bisa bermain dan belajar langsung di lingkungan kerja ayah atau ibunya,” ungkap Sakinah, Ketua Panitia, dengan penuh rasa haru.
Kebersamaan Tanpa Sekat
Kegiatan ini menjadi momen bersejarah bagi warga Inalum, karena untuk pertama kalinya mereka menjalankan kegiatan keluarga lintas komunitas di akhir pekan.
Keluarga besar Inalum, anggota Ibu Profesional, dan masyarakat umum yang menjadi penerima manfaat program, melebur tanpa sekat — semua menjadi “Beeboo”, simbol keluarga yang ceria, aktif, dan saling belajar.
Yuti Firman Ashad, Ketua Perwina, menyampaikan kekagumannya: “Ternyata kegiatan keluarga bisa semeriah ini. Kami tak menyangka antusiasmenya luar biasa, bahkan para ayah pun aktif ikut bermain. Ini harus diteruskan!”
Sementara Yana, salah satu peserta, menambahkan dengan antusias: “OctoBoard Game Land ini seru banget! Saya belum pernah lihat anak-anak dan orangtua main bareng sebanyak ini. Semoga bisa diadakan rutin tiap tahun.”
Sebagai bagian dari gerakan nasional, THSN menyerahkan secara simbolis satu set Board Game Family Pack kepada perwakilan Ibu Profesional Sumatera Utara — simbol komitmen untuk memperluas akses kegiatan edukatif keluarga di wilayah tersebut.
Balek Kampung, Balek Hati
Penelitian dari American Academy of Pediatrics (2024) menunjukkan bahwa bermain bersama minimal 20 menit sehari dapat meningkatkan empati, komunikasi, dan daya tahan emosional anak hingga 30%. Di OctoBoard Game Land, data itu terasa hidup: tawa, obrolan, dan pelukan nyata menggantikan notifikasi di layar.
“Bermain bersama seharusnya hal biasa di keluarga. Tapi karena jarang dilakukan, ia jadi terasa luar biasa,” ujar Dodik Mariyanto menutup sesi dengan kalimat reflektif yang disambut tepuk tangan peserta.
Tentang Board Game Land
Board Game Land adalah gerakan edukatif nasional yang digagas oleh A Home Team bersama The Human Safety Net (THSN) dan Komunitas Ibu Profesional. Tahun 2025, program ini hadir di 30 kota di Indonesia, membawa misi membangun keluarga tangguh melalui permainan edukatif yang menyenangkan dan membumi.
Sampai jumpa di Board Game Land kota berikutnya — Bandung, Payakumbuh, dan Lima Puluh Kota! Karena setiap tawa di meja permainan hari ini adalah pondasi bagi masa depan keluarga Indonesia. (id23)