MEDAN (Waspada): Ratusan elemen masyarakat dari Massa Aliansi Ormas Islam Sumatera Utara dan tokoh agama menggelar aksi unjukrasa di depan gedung DPRD Sumut, Jumat siang (3/2) siang. Mereka mengecam dan mengutuk aksi pembakaran al Quran yang dilakukan seorang politisi Swedia..
Sambil membawa bendera tauhid dan spanduk berisikan kecaman kepada oknum pembakar Al Quran, politikus ekstrem kanan Rasmus Paludan di Swedia dan Denmark, perwakilan aksi menyerukan kepada pemerintah untuk bersikap menyelesaikan masalah tersebut.
Hadir berbagai ormas Islam, termasuk Persatuan Islam Sumut, tokoh agama Ustad Azwir Ibnu Aziz dan Zainuddin.
Diketahui Rasmus Paludan membakar Al Quran di Swedia dan Denmark dalam kurun waktu kurang dari sepekan. Pada 21 Januari, Paludan membakar Al Quran di depan Kedutaan Besar Turki di Stockholm. Enam hari kemudian, pendiri partai Stram Kurs (Garis Keras) itu melakukan aksi provokatif serupa di depan masjid di Copenhagen. Kontan aksi pembakaran ini mendapat reaksi protes dari umat Islam di seluruh dunia.
Menyikapi aksi pembakaran itu, Ustad Azwir Ibnu Azis dalam orasinya di hadapan peserta aksi, mengingatkan pemerintah untuk mengambil langkah dengan memanggil Konjen Swedia dan Denmark secepat mungkin, agar masalah ini tak jadi krisis berkepanjangan.
“Jangan sampai datang murka Allah kepada kita semua. Dalam Islam bila ada orang menghina agamamu, kita diserukan melawan dan memenggal kepala orang yang menghina itu,” katanya, dalam aksi yang disaksikan Wakil Ketua DPRD Sumut Irham Buana Nasution dan anggota dewan dari Fraksi PKS, Dedi Iskandar.
Menurut Azwir, Islam tidak pernah membakar Injil, bahkan kita mengimani kitab suci agama Kristen itu. Ini Al Quran yang menjadi panduan umat Islam dibakar di depan orang banyak, harusnya kita bersikap.
Senada, ustad Zainuddin mengibaratkan jika perintah Presiden dalam bentuk selebaran dirobek oleh bawahannya di daerah, maka dipastikan Kepala Negara akan murka, dan mencari siapa pihak yang melakukan pengoyakan itu.
“Ini kitab suci Al Quran dibakar dan videonya ditayangkan di seluruh dunia, Indonesia harus beraksi, mengingat mayoritas penduduk kita beragama Islam,” katanya.
Bereaksi Keras
Merespon seruan dari ormas Islam yang berunjukrasa itu, Wakil Ketua DPRD Sumut Irham Buana Nasution yang berbicara di atas mobil komando meminta umat Islam untuk bereaksi keras atas insiden yang menghinakan itu.
“Kita di DPRD Sumut, para anggota dewan semuanya satu tarikan nafas mengecam pembakaran Al Quran, dan diminta untuk melawan pembakar kitab suci itu,” katanya.
Namun politisi Golkar itu meminta semua pihak, termasuk massa aksi untuk menempuh penyelesaian insiden ini dengan cara damai.
“Kita boleh mengecam (aksi pembakaran Al Quran), tapi tempuhlah upaya penyelesaian dengan damai,” ujarnya.
Sejawatnya, Dedi Iskandar ketika dimintai komentarnya meminta pemerintah mengambil langkah diplomatik, dengan memanggil Konjen dan Kedubes Denmark dan Swedia.
“Kita ingin tahu apa motif pembakaran yang jelas-jelas menyinggung perasaan Umat Islam bukan hanya di Indonesia, tetapi di seluruh dunia,” katanya.
Usai berorasi dan mendengarkan pandangan dewan, para peserta aksi meninggalkan gedung dewan dengan tertib, untuk selanjutnya menuju Konjen Denmark di Jalan Teuku Umar Medan, guna menyampaikan aspirasi serupa. (cpb)