MEDAN (Waspada): Operasi Tangkap Tangan (OTT) yang kembali menjerat pejabat di lingkungan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara memantik keprihatinan dari berbagai pihak. Salah satunya datang dari Erikson Tobing, pengamat sekaligus mentor di bidang konstruksi.
Menurut Erikson, OTT ini bukan hanya soal pelanggaran hukum, tetapi mencerminkan krisis moral yang makin mengakar di Sumatera Utara. “Kita orang Sumatera Utara ini sudah harus membuka mata dan pikiran untuk memperbaiki budi pekerti dan moral. Rasa malu untuk berbuat tidak baik seharusnya masih ada dalam diri kita,” ujarnya, Minggu (29/6).
Ia menilai fenomena korupsi yang terus berulang menjadi cerminan hilangnya nilai-nilai dasar dalam kehidupan masyarakat, khususnya para pejabat publik. “Korupsi, narkoba, begal — kitalah Sumut ini juaranya. Mana rasa malu kita, mana budi pekerti kita?” tambah Erikson dengan nada prihatin.
Lebih jauh, Erikson menyindir kepemimpinan Pemprov yang dinilainya tidak mengalami perubahan signifikan dari periode ke periode. “Apa yang dilakukan pemerintahan Pemprov terdahulu masih terjadi sekarang ini. Pertanda apa ini? Pertanda tidak adanya perubahan, tidak adanya perbaikan moral,” tegasnya.
Ia pun menekankan pentingnya kehadiran sosok pemimpin yang dapat menjadi panutan dan membawa perbaikan secara menyeluruh, bukan hanya dari aspek kebijakan, tetapi juga dalam membangun kembali karakter dan integritas.
“Sumatera Utara butuh pemimpin yang bisa jadi teladan, yang bisa menghidupkan kembali rasa malu dan moralitas dalam setiap aspek kehidupan. Itu yang utama,” pungkasnya.(cbud)