Pandemi Covid-19 Dicabut, Kasus Covid-19 Malah Naik

  • Bagikan
Pandemi Covid-19 Dicabut, Kasus Covid-19 Malah Naik

MEDAN (Waspada): Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah resmi mencabut status kedaruratan global Covid-19 pada Jumat (5/5) malam lalu.

Namun begitu, kasus Covid-19 di tanah air bukannya turun, melainkan mengalami kenaikan yang cukup signifikan setelah sebelumnya sempat perlahan turun.

Berdasarkan data milik Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara (Sumut) yang diperoleh Minggu (7/5), kasus konfirmasi positif pertanggal 6 Mei 2023 justru mengalami penambahan sebanyak 19 orang. Oleh karena itu, dengan penambahan tersebut maka total akumulasi kasus di Sumut baik menjadi 163.909 orang.

Sementara itu, untuk kasus sembuh, diperoleh penambahan sebanyak delapan orang. Dari penambahan ini, maka selama pandemi Covid-19 berlangsung di Sumut, sebanyak 160.427 warga yang terpapar telah dinyatakan sembuh.

Meski begitu, untuk kasus kematian, tidak ada dilaporkan penambahan kasus baru. Adapun total warga Sumut yang meninggal dunia karena Covid-19 tercatat mencapai sebanyak 3.393 orang.

Oleh karena itu, dari data tersebut maka saat ini diketahui, jumlah kasus aktif Covid-19 di Sumut masih terbilang cukup tinggi, yakni sebanyak 89 orang.

Sedangkan data yang disampaikan Pusdalops BPBD Kota Medan, pertanggal 7 Mei 2022, Kota Medan memperoleh penambahan kasus Covid-19 baru sebanyak enam orang menjadi, sehingga totalnya menjadi 77.747 orang.

Kemudian untuk kasus sembuh hanya bertambah dua orang, sehingga totalnya menjadi 76.639 orang. Lalu kasus kematian bertahan di angka 1.062 orang.

Oleh karena itu, dari data tersebut, maka jumlah pasien Covid-19 di Kota Medan saat ini ada berjumlah 46 orang. Jumlah tersebut merupakan lebih dari separuhnya total kasus akti Covid-19 yang ada saat ini di Provinsi Sumut.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumut dr Alwi Mujahit Hasibuan menyatakan jika berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, disebutkan jika lonjakan kasus Covid-19 cenderung memiliki keterkaitan dengan munculnya varian baru.

Diketahui saat ini, varian tengah muncul varian baru Covid-19 Arcturus, yang telah membuat terjadinya lonjakan kasus di India dalam rentang waktu terakhir.

“Dari pengamatan terakhir, memang lonjakan kasus Covid-19 tidak terhubung dengan meningkatnya mobilitas (masyarakat), melainkan karena munculnya varian baru,” ungkapnya kepada wartawan.

Alwi menjelaskan, Arcturus ini merupakan subvarian dari varian Covid-19 Omicron yang memiliki kecepatan dalam penularan. Meski begitu, dia menegaskan, fatalitasnya akan jauh lebih rendah dibandingkan dengan varian Delta.

“Varian tersulit yang pernah ada itu adalah Delta. Bahkan sampai membuat rumah sakit penuh dan banyak menimbulkan korban,” terangnya.

Meski begitu, Alwi mengimbau kepadanya masyarakat agar tetap menerapkan protokol kesehatan demi mencegah penularannya. Baik itu menggunakan masker, menjaga jarak dan melakukan vaksin.

Sementara itu Kemenkes melalui pengumuman resminya di Twitter menyatakan, meski WHO telah mencabut status pandemi Covid-19, maka perlu masa transisi untuk penanganan Covid-19 dalam jangka panjang.

Sebab Covid-19 masih akan ada di sekitar, begitu juga angka kesakitan dan kematian juga masih akan ada, namun dengan jumlah yang kecil serta situasi yang relatif terkendali.

Untuk itu, Kemenkes menyatakan, Indonesia tetap mengedepankan kesiapsiagaan dan kewaspadaan dalam menghadapi masalah kesehatan di masa depan.

Kepada masyarakat, diimbau untuk tetap hati-hati dan waspada. Jaga pola hidup, disiplin protokol kesehatan dan segera vaksinasi untuk meningkatkan perlindungan bagi kelompok masyarakat yang paling berisiko. ( cbud)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *