MEDAN (Waspada.id): Pangdam I/BB Mayjen TNI Rio Firdianto menegaskan, TNI tidak akan menghalangi masyarakat yang mau menyampaikan aspirasinya namun penyampaian aspirasi harus dengan tertib, santun tanpa ada perbuatan anarkis.
“Masyarakat silakan menyampaikan aspirasinya dengan tertib. Kami tidak akan menghalangi bahkan siap mengawal masyarakat yang menyampaikan aspirasinya sehingga aspirasinya bisa sampai kepada pemerintah,” ujar Pangdam I/BB Mayjen TNI Rio Firdianto, Minggu (31/8) usai menggelar Doa Bersama Untuk Indonesia Damai di Gedung Balai Prajurit Makodam I/BB Jl. Medan-Binjai Km 7 Medan.
Acara Doa Bersama Untuk Indonesia Damai tersebut dihadiri seribuan masyarakat mulai dari anak yatim, panti asuhan, kaum dhuafa, organisasi mahasiswa, tokoh lintas agama hingga prajurit, PNS, TNI AD, TNI AL, TNI AU dan Persit. Semuanya duduk bersimpuh memanjatkan doa dan harapan untuk Indonesia Damai.
Pangdam I/BB menambahkan, menyikapi situasi dan kondisi yang terjadi hingga saat ini, pihaknya tetap menjaga sejumlah objek vital di Sumatera Utara dan Kota Medan seperti Kantor Gubsu, Kantor Wali Kota, SPBU dan Gudang Sembako untuk menjamin situasi di Sumut dan Kota Medan harus aman, kondusif dan tidak ada penjarahan.
“Sekali lagi saya mengajak seluruh elemen masyarakat Sumatera Utara dan Kota Medan untuk menyatukan visi dan misi demi terciptanya Indonesia Damai dan maju sesuai dengan harapan kita semuanya,” ajak Pangdam.
Pangdam I/BB, Mayjen TNI Rio Firdianto, menambahkan bahwa kegiatan doa bersama ini juga melibatkan seluruh satuan TNI, mulai dari AD, AL, dan AU yang ada di wilayah Sumatera Utara. “Kegiatan doa bersama ini merupakan atensi dari Panglima TNI untuk dilaksanakan di seluruh satuan, dan di tempat kita ini turut dihadiri langsung Dankodaeral I, Dankosek I Medan, Danlanud Soewondo, para Danrem, Dandim, serta Danyon jajaran Kodam I/BB,” urainya.
Kegiatan doa bersama lintas agama ini diawali sambutan dari tokoh agama Islam, KH. Buya Amiruddin, MS.
KH Buya Amiruddin mengajak Umaro, Ulama dan Ummat untuk bersatu menjaga NKRI dari segala upaya pecah belah. “Kita tidak ingin NKRI tercabik-cabik oleh propaganda dari orang-orang yang tidak bertanggungjawab,” tegasnya.
Hal senada disampaikan tokoh agama Kristen, Protestan, Budha dan Hindu, yang secara bergantian mengimbau seluruh rakyat Indonesia untuk tidak mudah terpancing oleh isu-isu yang menjurus kepada disintegrasi bangsa.
Begitu juga tokoh organisasi pemuda dan organisasi mahasiswa se Sumatera Utara, juga ikut menegaskan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan serta kondusifitas wilayah untuk mengawal Indonesia Emas 2045.
Acara doa bersama diakhiri dengan pemberian bingkisan kepada sejumlah anak yatim dan anak-anak panti asuhan serta kaum dhuafa. (id23)