MEDAN (Waspada.id): Pengamat Ekonomi Sumut, Benjamin Gunawan menilai rencana Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM) Muhaimin Iskandar, 500 ribu lulusan SMK dipersiapkan bekerja ke Luar Negeri akan berdampak secara ekonomi.
Hal ini disampaikannya, Jumat (14/11) dimana pemerintah pemerintah menyiapkan anggaran senilai Rp 2,6 triliun.
Dia menjabarkan,mempersiapkan tenaga kerja sebanyak lulusan SMK sebanyak 500 ribu ke negara lain, tentunya dikarenakan lebih mempertimbangkan ketersediaan lapangan kerja dari negara lain tersebut.
Artinya langkah ini diambil karena memang ada negara di luar Indonesia yang memang membutuhkan tenaga kerja sebanyak 500 ribu seperti yang tengah diupayakan oleh Menko Pemberdayaan Masyarakat.
Langkah Menko tersebut menelan anggaran sebanyak 2.6 Triliun. Sebuah angka yang signifikan dan memicu sikap kritis kenapa tidak dibangun usaha saja untuk menyerap tenaga kerja lokal?
“Saya berpendapat bahwa pertama, angka sebesar 2.6 Triliun itu jika dibangunkan usaha tentunya akan menyerap tenaga kerja,” sebutnya.
Namun kita perlu merinci lebih detail untuk setiap uang yang dikeluarkan mampu menyerap tenaga kerja seberapa banyak.
Ada yang berpendapat bahwa setiap 1 trilun itu sebelumnya mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 4.000 orang. Dan saat ini ada yang bilang dari setiap 1 triliun itu hanya mampu menyerap sebanyak 1.000 orang.
Jadi tetap saja 2.6 Trilun anggaran untuk mempekerjakan 500 ribu orang tamatan SMK ke luar negeri dari hitung-hitungan ekonomi lebih menguntungkan. Lalu, lapangan kerja yang tersedia di luar negeri khususnya dari negara maju memiliki kepastian.
Artinya lapangan pekerjaan yang tersedia itu bisa saja dihasilkan dari perusahaan yang telah existing. Sehingga serapan tenaga kerja yang dibutuhkan tersebut lebih memiliki kepastian.
Bandingkan dengan jika 2.6 Triliun anggaran itu tadi dialokasikan untuk membangun sebuah usaha di tanah air. Apalagi usaha baru yang tentunya secara bertahap akan memulai membangun pondasi utamanya terlebih dahulu.
Dan belum ada kepastian kesinambungan usaha yang dijalankan nantinya. Pertimbangan sederhananya seperti itu, menjadi alasan mengapa lebih memilih mengalokasikan anggaran besar untuk mengirim tenaga kerja di negara lain.
“Namun bukan berarti kita sepenuhnya mendorong agar pemerintah terus mengirim tenaga kerja dari Indonesia ke negara lain. Kita perlu membangun negara ini dengan mendorong agar terciptanya investasi dan menciptakan lapangan pekerjaan sendiri,” pungkasnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM) Muhaimin Iskandar menyampaikan pemerintah siap memberangkatkan sebanyak 500.000 lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) bekerja ke luar negeri.
Menurut Menko yang karib disapa Cak Imin ini, pemberangkatan tersebut melalui program SMK Go Global yang diinisiasi Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI).
Untuk program tersebut, dia menyebut, pemerintah menyiapkan anggaran senilai Rp 2,6 triliun.(id18)












