Scroll Untuk Membaca

Medan

Pemerintah Tidak Peduli Dengan Kondisi Rakyatnya

Pemerintah Tidak Peduli Dengan Kondisi Rakyatnya
Kecil Besar
14px

KISARAN (Waspada): Calon Gubernur Sumut (Cagubsu) Edy Rahmayadi, mengaku sangat merasakan kesulitan ekonomi yang dihadapi masyarakat. Karena harga-harga kebutuhan sehari-hari tidak pernah stabil. Itu terjadi karena pemerintah tidak peduli dengan kondisi rakyatnya.

Cagubsu Edy Rahmayadi, mengatakan itu di sela-sela kegiatannya berkunjung ke Pasar Bakti, Kecamatan Kisaran Timur, Kabupaten Asahan, Kamis (24/10).

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Pemerintah Tidak Peduli Dengan Kondisi Rakyatnya

IKLAN

Bersama istri Nawal Lubis, Edy Rahmayadi, menyempatkan mengunjungi pasar pagi itu, usai berolahraga pagi. Selama dua hari, Cagubsu nomor urut 2 tersebut melakukan rangkaian kegiatan dalam rangka kampanye Pilgubsu, di Kabupaten Asahan.

Di Pasar Bakti, Edy Rahmayadi, berbaur dengan konsumen dan pedagang yang melakukan transaksi jual beli. Antusias masyarakat di pasar itu sangat tinggi, menyambut Edy Rahmayadi, yang secara tiba-tiba muncul.

Umumnya pembeli dan pedagang sudah mengenal Edy Rahmayadi, termasuk mengetahui kalau dia maju kembali sebagai Cagubsu, termasuk nomor urutnya. Itu terlihat dari sikap mereka yang spontan meneriakkan nama Gubsu periode 2018-2023 tersebut. “Pak Edy…, hidup nomor 2, pak Edy Rahmayadi menang,” teriak orang-orang yang ada di pasar itu.

Dalam dialognya dengan konsumen dan pedagang, mereka sama-sama mengeluh. Konsumen mengeluhkan tingginya harga komoditas, sehingga mereka tidak mampu membelinya. Sementara pedagang juga mengeluh rendahnya daya beli konsumen, sehingga dagangan mereka sepi pembeli.

Menurut padagang harga kebutuhan sehari-hari sudah satu bulan ini mahal. Harga cabai merah misalnya Rp32.000/kg, cabai rawit Rp24.000/kg, telur bebek Rp3.000/butir, dan daging ayam Rp 27.000/kg. “Tolonglah pak, bantu kami, harga sangat tinggi, konsumen tidak mampu beli,” kata seorang pedagang.

Menanggapi persoalan yang dihadapi masyarakat ini, Cagubsu Edy Rahmayadi, menyampaikan pendapatnya. Dia bilang, persoalan ini terjadi karena pemerintah tidak peduli dengan kondisi rakyatnya.

“Pemerintah belum hadir untuk menyelesaikan persoalan masyarakat,” katanya.

Dikatakan Edy Rahmayadi, dari dialog yang dilakukannya tadi, tergambar sekali kalau masyarat sangat kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Itu terjadi, karena uang yang dimiliki masyarakat tidak seimbang dengan harga di pasar. Akibatnya, konsumen dan pedagang sama-sama mengeluh.

Artinya, menurut Edy Rahmayadi, pedang juga ternyata tidak mau menjual dengan harga tinggi. Tapi mereka terpaksa, karena harga pengambilan mereka dari pedagang grosir juga sudah tinggi. “Dan saya cek tadi, harga jual cabai merah di tingkat petani Rp23.000/kg. Tapi, mengapa di pasar jadi Rp32.000/kg,” sebutnya.

Melihat kondisi seperti ini, Edy Rahmayadi, berkesimpulan bahwa pemerintah kabupaten (Pemkab) Asahan tidak peduli. Harusnya, Pemkab Asahan tanggap dengan keluhan masyarakatnya. “Harusnya pemerintah hadir menjadi ‘wasit,’ agar harga terkendali. Ini bukan salah pedagang ataupun pembeli,” ujarnya.

Kata Edy Rahmayadi, kepala daerah adalah juga merupakan ketua Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkofimda). Dengan itu, bupati bisa mengendalikan harga dengan berkoordinasi dengan TNI, Polri dan Kejaksaan. “Makanya, pilih pemimpin yang benar. Yang mau bekerja sungguh-sungguh untuk rakyat,” ujarnya. (m07)

Waspada/Ist
Cagubsu Edy Rahmayadi bersama istri Nawal Lubis, saat mengunjungi Pasar Bakti, di Kecamatan Kisaran Timur, Kabupaten Asahan.

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE