Scroll Untuk Membaca

Medan

Pemimpin Sumut Ke Depan Harus Miliki Karakter Menjiwai

Kecil Besar
14px

MEDAN (Waspada): Pemimpin Indonesia khususnya pemimpin di Sumatera Utara ke depan harus memiliki karekter menjiwai.

Hal tersebut ditegaskan Ketua Umum Pengurus Besar Majelis Adat Budaya Melayu Indonesia (PB MABMI) Dato’ Seri H. Syamsul Arifin, SE kepada Waspada di Medan, Kamis (31/8).

‘’Seorang pemimpin harus memiliki karakter menjiwai, di mana seorang pimpinan belum tentu bisa menjadi pemimpin. Pimpinan harus memiliki jiwa pemimpin. Benar-benar menjiwai,’’ tandas Dato’ Seri Syamsul Arifin.

Dato’ Seri Syamsul Arifin mencontohkan, belakangan banyak bermunculan orang-orang yang mengejar pangkat dan jabatan dengan berbagai hal yang mendasari.

Diantara mereka ada yang benar-benar ingin mengabdi dan ada juga yang semata-mata mencari kekuasaan dengan maksud tertentu.

‘’Banyak orang yang berapi-api mengatakan jika dia adalah pemimpin yang hebat namun jika bicara lebih jauh mengenai kepemimpinan akan muncul dua hal yang berbeda yaitu pemimpin dan pimpinan,’’ ucap Gubernur Sumut ke-15 ini.

Sekilas, kata Dato’ Seri Syamsul Arifin, memang terlihat sama namun ada perbedaan cukup mendasar terhadap karakter seorang pemimpin dan pimpinan itu sendiri.

Pemimpin lebih kepada karakter seseorang yang menjiwai, banyak dijumpai orang biasa yang tidak memiliki pangkat dan kedudukan namun berjiwa pemimpin.

Sedangkan pimpinan adalah seseorang yang hanya mengisi jabatan struktural dan dihormati sebatas formalitas sebagai atasan. Meskipun tidak banyak, seorang pimpinan juga ada yang memiliki jiwa pemimpin.

Dari sini terlihat dengan jelas jika seorang pimpinan belum tentu pemimpin, begitupun sebaliknya seorang pemimpin belum tentu sebagai pimpinan.

Pemimpin adalah orang yang memiliki kharisma, keahlian, dan memiliki pengaruh di lingkungan tempatnya berada, sementara pimpinan adalah orang yang ditunjuk secara formal untuk menjadi atasan, atau orang yang pangkatnya lebih tinggi daripada kita.

Dato’ Seri H. Syamsul Arifin juga mengingatkan bahwa jabatan adalah ujian dari Allah SWT, untuk itu pemimpin harus senantiasa bersikap rendah hati, dan tidak gentar atau merasa terhina jika ada masyarakat yang menegur cara kepemimpinannya demi kepentingan bersama.

Dato’ Seri Syamsul Arifin juga mengingatkan, yang paling penting pemimpin Sumatera Utara ke depan harus dekat dengan rakyatnya, selalu berkomunikasi dengan rakyat dan jangan ada jarak antara pemimpin dengan rakyat.

‘’Ojo dumeh atau jangan sok. Mentang-mentang jadi pemimpin, dia aja yang benar,’’ tandas Dato’ Seri Syamsul Arifin yang dikenal sosok sahabat semua suku ini.(m29)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE