MEDAN (Waspada.id): Pengajar dan alumni Bahasa Prancis dari berbagai daerah di Indonesia menunjukkan solidaritas kemanusiaan dengan menyalurkan bantuan bagi para penyintas banjir besar yang melanda sejumlah wilayah di Pulau Sumatera. Bencana tersebut menimbulkan dampak kemanusiaan serius, mulai dari korban jiwa, warga yang dinyatakan hilang, hingga kerusakan parah permukiman, fasilitas umum, dan infrastruktur.
Kepedulian ini disampaikan Presiden Perhimpunan Pengajar Bahasa Prancis Seluruh Indonesia (PPPSI), Dr. Herman, M.Pd. Ia menegaskan bahwa musibah banjir di Sumatera merupakan duka bersama seluruh bangsa. Menurutnya, pengajar dan alumni Bahasa Prancis tidak hanya berperan dalam bidang pendidikan dan kebudayaan, tetapi juga memiliki tanggung jawab sosial untuk hadir membantu masyarakat dalam situasi krisis kemanusiaan.
Atas dasar tersebut, PPPSI menginisiasi penggalangan donasi nasional yang melibatkan pengajar dan alumni Bahasa Prancis di seluruh Indonesia. Donasi yang terkumpul kemudian disalurkan sebagai bantuan kemanusiaan kepada para penyintas banjir.
Untuk memastikan bantuan diterima langsung dan tepat sasaran, PPPSI Pusat menugaskan Dr. Abdul Ghofur, M.Pd., sebagai perwakilan organisasi untuk turun langsung ke wilayah terdampak. Bantuan tahap pertama disalurkan ke Kabupaten Aceh Tamiang, mencakup lima posko pengungsian serta masyarakat terdampak di sekitarnya.
Bantuan yang diberikan meliputi sembako, peralatan memasak, obat-obatan, pakaian layak pakai, lampu darurat, mesin pompa air portabel, serta berbagai perlengkapan lain yang dibutuhkan dalam kondisi darurat.
Berdasarkan hasil pemantauan di lapangan, Dr. Abdul Ghofur menyampaikan bahwa kondisi penyintas banjir masih sangat memprihatinkan. Banyak rumah warga mengalami kerusakan berat bahkan hancur, akses jalan terputus akibat genangan dan longsor, aliran listrik padam dalam waktu lama, serta keterbatasan pasokan makanan, air bersih, dan bahan bakar minyak. Situasi tersebut membuat aktivitas masyarakat lumpuh dan meningkatkan kerentanan kelompok rentan, seperti anak-anak, lansia, dan ibu hamil.
Ia menegaskan bahwa bantuan kemanusiaan tidak dapat berhenti pada tahap tanggap darurat semata, melainkan perlu dilanjutkan dengan upaya pemulihan berkelanjutan. Upaya tersebut mencakup pemulihan hunian, fasilitas umum, serta akses ekonomi agar kehidupan masyarakat dapat kembali berjalan secara bertahap.
Melalui aksi solidaritas ini, PPPSI berharap komunitas akademik dapat terus berperan aktif dalam membangun kepedulian sosial serta memperkuat solidaritas kemanusiaan di tengah masyarakat. (id06)











