#Wali Kota Sibuk Seremonial, Masalah Utama Terabaikan
MEDAN (Waspada.id): Pengamat konstruksi Sumatera Utara, Erikson Tobing, menilai penanganan banjir di Kota Medan tidak akan mengalami kemajuan jika pola pikir kepemimpinan daerah masih sama seperti wali kota-wali kota sebelumnya.
Ia menilai, Wali Kota Medan saat ini terlalu sibuk dengan kegiatan seremonial, sementara persoalan banjir yang menjadi masalah klasik belum tersentuh secara mendalam.
“Kalau pola pikir Wali Kota kita ini masih seperti wali kota-wali kota Medan sebelumnya, yang pasti tidak ada perubahan untuk Kota Medan tercinta ini,” ujar Erikson Tobing, Senin (13/10), di Medan.
Menurutnya, banjir di Medan sudah menjadi masalah menahun yang tidak bisa diselesaikan dengan proyek tambal sulam atau kegiatan seremonial semata. Ia menilai, akar persoalan banjir ada pada buruknya sistem drainase, pembangunan yang tidak terencana, serta lemahnya pengawasan terhadap tata ruang kota.
“Wali Kota kita sibuk dengan hal-hal yang bersifat seremonial saja. Mana sempat beliau melihat masalah utama seperti banjir, jalan rusak, dan tata kota yang semrawut. Kalau ini tidak diubah, ya banjir akan terus terjadi dari tahun ke tahun,” tegasnya.
Erikson juga mengingatkan bahwa setiap tahun masyarakat Medan harus menanggung dampak banjir, mulai dari kerusakan rumah, kemacetan parah, hingga kerugian ekonomi yang besar. Namun, hingga kini belum terlihat kebijakan yang benar-benar menyentuh akar masalah.
“Kita perlu pemimpin seperti Lee Kwan Yew, mantan Perdana Menteri Singapura, yang punya visi dan cinta pada kotanya. Beliau bisa mengubah negaranya karena fokus pada solusi nyata, bukan seremonial,” ujarnya.
Ia menegaskan, penanganan banjir membutuhkan pendekatan menyeluruh dengan melibatkan perencanaan jangka panjang, perbaikan sistem drainase terpadu, pengendalian pembangunan liar, serta komitmen politik yang kuat.
“Selama kebijakan hanya bersifat proyek jangka pendek dan tidak menyentuh sistem, Medan tidak akan pernah bebas dari banjir,” tutup Erikson.(id20)