Scroll Untuk Membaca

Medan

Pentingnya Kolaborasi Program Ketahanan Pangan Di Munas X HKTI

Pentingnya Kolaborasi Program Ketahanan Pangan Di Munas X HKTI
Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Sumut, Muhammad Syah.
Kecil Besar
14px

MEDAN (Waspada): Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Sumut, Muhammad Syah mengatakan pentingnya kolaborasi program ketahanan pangan di Musyawarah Nasional (Munas) X HKTI pada 24–26 Juni 2025 di Jakarta.

Hal itu dikatakan Muhammad Syah dalam keterangan tertulisnya, Senin (24/6) mengatakan, kolaborasi itu penting menghadapi tantangan dan solusi dalam mencapai ketahanan pangan Indonesia, serta peran strategis petani dalam mewujudkan Asta Cita.

Menurut Muhammad Syah, sektor pertanian di Indonesia memegang peranan kunci dalam mencapai ketahanan pangan nasional yang berkelanjutan.

Namun, petani di Indonesia, termasuk di Sumatera Utara, menghadapi berbagai tantangan yang perlu diselesaikan secara komprehensif.

Beberapa masalah utama yang dihadapi oleh petani di Sumatera Utara dan di seluruh Indonesia, seperti yang disoroti dalam makalah terkait, antara lain adalah:

“Kami menyadari bahwa akses terhadap teknologi pertanian yang lebih efisien sangat terbatas di kalangan petani, terutama di daerah terpencil. Tanpa adopsi teknologi, baik itu dalam hal irigasi, alat mesin pertanian, maupun benih unggul, hasil pertanian kita sulit untuk ditingkatkan,” ujar Muhammad Syah.

Tidak Merata

Muhammad Syah menegaskan bahwa salah satu faktor utama yang mempengaruhi ketahanan pangan adalah infrastruktur yang belum memadai.

“Pembangunan infrastruktur yang baik adalah syarat utama agar hasil pertanian bisa didistribusikan dengan efisien. Tanpa adanya jalan yang baik dan fasilitas penyimpanan yang memadai, petani akan kesulitan dalam memasarkan hasil panennya,” tambahnya.

Fluktuasi Harga

“Masalah fluktuasi harga pangan yang tajam menjadi salah satu faktor yang menghambat pendapatan petani. Ketika harga anjlok pada saat panen raya, petani mengalami kerugian besar. Oleh karena itu, dalam Munas X HKTI ini, kami akan mengupayakan kebijakan yang lebih berpihak kepada petani, dengan menjaga harga yang stabil dan adil,” jelasnya.

Menurut Muhammad, perubahan iklim telah menambah beban petani, dengan pola cuaca yang tidak menentu. Musim kemarau yang panjang dan hujan yang tidak teratur menjadi tantangan besar bagi petani Sumatera Utara dan seluruh Indonesia.

“Kami berharap ada perhatian khusus dari pemerintah dalam membantu petani beradaptasi dengan perubahan iklim,” ujarnya.

Dalam Munas X HKTI ini, HKTI menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, petani, dan sektor swasta untuk menciptakan solusi yang berkelanjutan bagi sektor pertanian.

Muhammad Syah menjelaskan bahwa HKTI berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan petani melalui kebijakan yang lebih berpihak pada pertanian berkelanjutan, pemberdayaan petani, dan pemanfaatan teknologi yang tepat guna.

“Munas X HKTI adalah ajang strategis untuk memperkuat Asta Cita atau cita-cita besar bangsa Indonesia dalam mencapai ketahanan pangan yang berkelanjutan. Kami berharap pertemuan ini dapat menghasilkan rumusan yang jelas untuk meningkatkan kualitas hidup petani dan mendukung swasembada pangan,” tambahnya.

Dalam rangkaian kegiatan Munas X HKTI, akan diselenggarakan berbagai acara seperti Kongres Tani, Tani Fest, dan Business Matching.

Kegiatan-kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat sinergi antara petani, pemerintah, dan sektor swasta dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional.

Lebih lanjut, Muhammad Syah menegaskan bahwa melalui kolaborasi ini, petani Indonesia, terutama di Sumatera Utara, dapat menghadapi tantangan yang ada dan menciptakan solusi yang berbasis pada prinsip keberlanjutan.

“Pemberdayaan petani adalah kunci untuk mewujudkan ketahanan pangan yang sejati. Kami akan terus mendorong kebijakan yang mendukung inovasi pertanian, serta menyediakan akses yang lebih besar terhadap pembiayaan dan pelatihan,” jelasnya.

Potensi Sektor Pertanian

Sektor pertanian di Sumatera Utara memiliki potensi yang besar untuk mendukung ketahanan pangan nasional. Muhammad Syah menyampaikan bahwa Sumatera Utara adalah salah satu provinsi dengan potensi pertanian yang melimpah, mulai dari padi, kedelai, hingga kelapa sawit.

Meskipun demikian, masalah seperti alih fungsi lahan, rendahnya adopsi teknologi, dan distribusi yang tidak efisien masih menjadi tantangan besar.

“Kami di HKTI Provinsi Sumatera Utara terus berupaya memberikan pelatihan kepada petani untuk meningkatkan teknologi pertanian dan mengurangi kerugian yang disebabkan oleh kurangnya akses terhadap informasi,” ujar Muhammad Syah.

Muhammad Syah mengajak seluruh elemen masyarakat untuk mendukung program ketahanan pangan dan Asta Cita Presiden RI, guna mewujudkan Indonesia yang lebih sejahtera dan mandiri dalam produksi pangan.

“Mari kita wujudkan cita-cita bersama untuk memperkuat ketahanan pangan di Indonesia, yang dimulai dari sektor pertanian. Dengan kerjasama yang kuat antara pemerintah, petani, dan sektor terkait lainnya, kita dapat mencapai ketahanan pangan yang berkelanjutan dan merata di seluruh Indonesia,” pungkasnya. (cpb/rel)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE