MEDAN (Waspada.id): Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara mencatat penyakit kulit dan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) menjadi kasus kesehatan tertinggi yang dialami masyarakat terdampak bencana banjir dan tanah longsor di Sumatera Utara.
Data tersebut tertuang dalam Situation Report Bencana Banjir dan Tanah Longsor per 15 Desember 2025 pukul 16.00 WIB.
Berdasarkan laporan, jumlah kumulatif penyakit kulit mencapai 9.597 kasus, disusul ISPA sebanyak 8.350 kasus. Tingginya angka ini dipicu oleh paparan air kotor, sanitasi lingkungan yang buruk, kepadatan pengungsian, serta kondisi cuaca ekstrem pascabencana.
Selain itu, Dinkes Sumut juga mencatat 1.621 kasus diare, 944 kasus ILI (Influenza Like Illness), serta 602 kasus suspek demam tifoid. Meski demikian, laporan menyebutkan belum ditemukan kasus penyakit berisiko tinggi seperti campak, leptospirosis, malaria, maupun kematian akibat wabah hingga laporan ini dirilis.
“Pola penyakit pascabencana didominasi penyakit berbasis lingkungan dan pernapasan. Kondisi banjir yang memengaruhi akses air bersih dan sanitasi menjadi faktor utama,”jelas Sekretaris Dinkes Sumut Hamid Rizal Lubis pada Selasa (16/12).
Dari sisi wilayah, Kabupaten Langkat, Kabupaten Deli Serdang, dan Kabupaten Tapanuli Tengah tercatat sebagai daerah dengan jumlah laporan kasus terbanyak hingga 15 Desember 2025.
“Hampir seluruh kabupaten/kota di Sumatera Utara melaporkan kejadian penyakit kulit, ISPA, dan diare,” tegas Hamid lagi
Sementara itu, suspek demam dengue (DBD) dilaporkannya ditemukan di Kabupaten Deli Serdang, meski secara umum angkanya masih tergolong rendah.
Berdasarkan karakteristik penderita, kasus penyakit relatif seimbang antara laki-laki dan perempuan.
Namun dari kategori usia, kelompok usia produktif dan anak-anak menjadi kelompok paling terdampak, terutama pada kasus ISPA, penyakit kulit, dan diare akut.
Dinkes Sumut menegaskan bahwa penguatan surveilans epidemiologi, perbaikan sanitasi lingkungan, penyediaan air bersih, serta deteksi dini penyakit tetap menjadi prioritas utama dalam penanganan kesehatan pascabencana.
Ia menghimbau masyarakat agar menjaga kebersihan diri, menghindari kontak dengan air banjir, serta segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan bila mengalami gejala penyakit.(id20)











