MEDAN (Waspada): Umat Islam terus diajak meneladani segala perbuatan dan perkataan Nabi Rasululllah SAW dalam aplikasi kehidupan sehari-hari. Dimana salahsatu nilai yang sangat penting dapat digali dari hijrah Rasulullah SAW dari Makkah ke Madinah adalah penguasaan dan kepemilikan tanah.
“Dengan penguasaan kepemilikan tanah inilah, Rasulullah dapat membangun generasi kuat dan dapat melanjutkan perjuangan Rasululullah hingga saat ini. Penguasaan tanah sangat penting dan ini adalah perjuangan umat Islam agar membuat dia mandiri sehingga meningkatkan kualitas kehidupannya,” ujar Direktur Istiqanah Mulya Foundation, Prof Dr Syahrin Harahap. MA diacara dialog memperingati tahun baru Islam 1 Muharram 1446 di aula Kantor Harian Waspada Medan, Selasa (9/7).
Turut hadir sebagai narasumber dialog Ketua Baznas Sumatera Utara, Prof Dr H Mohd Hatta, Guru Besar USU Prof Dr Hasyim Purba dan Ketua N Basis Prof Shohibum Anshor Siregar, MA. Dialog dimoderator oleh Humas Koran Waspada, Dr H Erwan Effendi serta dihadiri Pemimpin Umum Harian Waspada, Dr Hj Rayati Syafrin.
Dikatakan Prof Syahrin, selain kepemilikan lahan yang harus dimiliki umat Islam khususnya generasi muda, nilai hijrah Rasulullah itu yakni kepedulian.
“Bahwa umat Islam harus peduli pada mereka yang kekurangan, kelaparan dan yang dijajah. Jika kita memiliki kepedulian itu maka kita termasuk golongan kanan. Hijrah Rasulullah SAW itu mengajarkan kita agar menjadi generasi Islam yang kuat. Saat Rasulullah di Makkah tidak mendapat respon, tapi di Madinah dengan penguasaan tanah dan perjuangan Rasulullah bisa membuat generasi kuatbdan dapat melanjutkan perjuangan nabi hingga saat ini InsyaAllah akhir zaman,” jelasnya.
Sementara Prof Hatta menegaskan peringatan tahun baru Islam ini menjadi semangat umat Islam terus mengaktualisasi kehidupannya dengan nilai-nilai hijrah yang sudah dirintis Rasulullah SAW.
“Sumber dan petunjuk kehidupan kita harus Al Quran dan Hadist. Saya optimis kejayaan Islam akan dapat terwujud di era modern ini jika kita umat Islam meningkatkan keimanannya kepada Allah SWT. Perbanyak zikir dengan merasakan kedekatan kita kepada Allah sehingga terhindar dari hal-hal yang buruk,” ucap Prof Hatta.
Prof Sohibul dalam diskusinya menyimpulkan bahwa pemimpin negara ini harus dapat mengevaluasi kondisi kebangsaan karena umat Islam adalah komponen terbesar bangsa Indonesia. Memang rasa ketidakadilan dan rendahnya tingkat ekonomi membuat dia merana. Sehingga berharap transisi kepemimpinan nanti tidak hanya memikirkan memberi makanan gratis, tapi pemimpin itu harus mencari jawaban kenapa Indonesiabini didirikan.
“Indonesia dimerdekakan sesuai konstitusu pembukaan UUD 1945 bahwa tidak ada lagi penjajahan di negara di muka bumi ini. Lindungi segenap bangsa dan tumpah darah, tidak hanya manusianya saja tp seluruh isi alam nya. Kemudian majukan kesejahteraan umum, dan mencerdaskan bangsa dengan memberi pendidikan tinggi gratis,” tuturnya.
Sebelumnya, Dr Rayati Syafrin menyatakan, harian Waspada yang telah berusia 77 tahun akan terus menyeratai masyarakat dalam menggali nilai-nilai yang sangat mulia dan penting dakam pembangunan masyarakat Indonesia.
“Harian Waspasa tetap fokus pada informasi dakwah Islam dengan menyediakan rubrik mimbar Jumat yang menampung tulisan tokoh-tokoh Islam. Waspada adalah koran nasionalis dan relegius dan kita selalu hadir untuk mencerahkan umat Islam,” imbuhnya. (h01)
Teks
Pemimpin Umum Harian Waspada, Dr Hj Rayati Syafrin bersama narasumber dan peserta dialog peringatan tahun baru Islam 1446 H di kantor Harian Waspada, Selasa (9/7). Waspada/ist