Scroll Untuk Membaca

Medan

Peroleh Green Card, Viktor: Momentum Perkuat Komitmen Lestarikan Danau Toba

Peroleh Green Card, Viktor: Momentum Perkuat Komitmen Lestarikan Danau Toba
Anggota DPRD Sumut Viktor Silaen. Waspada.id/ist
Kecil Besar
14px

MEDAN (Waspada.id): Geopark Kaldera Toba kembali mendapatkan status green card dari UNESCO, dalam keanggotaannya di jaringan UNESCO Global Geopark (UGGp). 

Status tersebut ditetapkan pada saat Sidang Komite Eksekutif ke-11 Konferensi Global Geopark Network di Kutralkura, wilayah La Araucania, Chile, Sabtu (6/9/2025), waktu setempat.

Menyikapi hal ini, anggota DPRD Sumut Viktor Silaen, menyambut penuh rasa syukur sekaligus bangga atas raihan status green card (kartu hijau) Geopark Kaldera Toba dari Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO).

Viktor Silaen mengatakan, keberhasilan ini tidak datang begitu saja, melainkan hasil kerja keras bersama.

“Ini adalah buah dari sinergi semua pihak—pemerintah pusat, Pemprov Sumut, pemerintah kabupaten, tokoh adat, akademisi, hingga masyarakat yang ikut menjaga Danau Toba. Green card ini membuktikan bahwa kerja keras tidak sia-sia,” ujar anggota dewan Dapil Sumut 9, yang meliputi Humbang Hasundutan, Kab. Samosir, Kab. Tapanuli Tengah, Kab. Tapanuli Utara, Kab. Toba dan Kota Sibolga, itu.

Namun, Viktor mengingatkan agar penghargaan ini tidak membuat semua pihak berpuas diri. Sebaliknya, status green card harus menjadi momentum untuk semakin memperkuat komitmen menjaga kelestarian Danau Toba.

“Jangan sampai lagi kita mendapat peringatan kuning. Itu pengalaman berharga yang harus dijadikan pelajaran. Ke depan, kita harus lebih serius dan konsisten,” tegasnya.

Viktor Dewan menyikapinya dengan usulan agar melibatkan pelajar SMP dan SMA di delapan kabupaten sekitar Danau Toba untuk menanam pohon setiap akhir pekan.

“Llibatkan pelajar SMP dan SMA di delapan kabupaten sekitar Danau Toba untuk menanam pohon setiap akhir pekan, karena ini akan berdampak besar bagi kelestarian Danau Toba,” kata Viktor kepada wartawan di ruang dewan, Senin (8/9).

Ia menuturkan pengalamannya di masa kecil. “Dulu ketika saya masih SD, setiap Sabtu kami diwajibkan menanam dua pohon di seputaran Danau Toba. Itu kebijakan yang bagus, sederhana, tapi hasilnya nyata. Hal seperti ini bisa kita hidupkan kembali, dijadikan ekstrakurikuler wajib di sekolah,” katanya.

Jika program itu diterapkan, Viktor meyakini hasilnya akan luar biasa. Dengan asumsi ada 400 ribu pelajar SMP dan SMA di kawasan Danau Toba, maka setiap Sabtu bisa ditanam sedikitnya 800 ribu pohon.

“Bayangkan, dalam sebulan sudah ada 3,6 juta pohon. Dalam lima tahun, hutan gundul bisa kembali hijau. Dan jika pohon yang ditanam pohon produktif, maka akan ada nilai tambah ekonomi bagi masyarakat,” jelasnya penuh semangat. (Id23)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE