MEDAN (Waspada.id): Ketua DPW Fabem (Forum Alumni Badan Eksekutif Mahasiswa) Sumatera Utara, Rinno Hadinata menyebut PT. Pertamina (Persero) konsisten menciptakan BBM berkualitas baik, masyarakat tak perlu khawatir.
Hal itu dikatakan Rinno menanggapi keterangan PT. Pertamina (Persero) melalui anak usahanya, PT. Pertamina Patra Niaga yang menegaskan bahwa produk BBM jenis Pertalite (RON 90) yang beredar di seluruh SPBU Pertamina saat ini tidak diproduksi dengan tambahan etanol.
Hal ini disampaikan saat merespons kabar yang beredar di masyarakat mengenai dugaan pencampuran etanol dalam BBM Pertalite.
Pj. Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Roberth MV mengatakan, seluruh produk Pertalite yang dijual Pertamina dipastikan memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan pemerintah dan diawasi ketat dalam proses distribusinya.
Menurut dia, Pertalite merupakan produk bensin RON 90 yang berasal dari hasil pencampuran komponen hidrokarbon eks kilang (gasoline base), bukan dari bioetanol dan hal ini dapat dibuktikan melalui uji laboratorium resmi.
“Tidak ada penambahan etanol dalam proses produksi maupun distribusi Pertalite,” ujar Roberth, dalam siaran persnya, dikutip Senin (13/10/2025).
Menanggapi hal itu, selanjutnya Rinno mengatakan ambang batas campuran etanol tidak boleh lebih dari 30 persen.
‘’Base fuel yang dimiliki Pertamina 3,5 %. SPBU Swasta kesulitan pasokan dan batal membeli BBM pertamina karena pembatasan kuota impor sesuai regulasi yang dibuat oleh pemerintah,’’ sebut Rinno di Medan, Kamis (16/10/2025).
Rinno mengatakan, BBM yang dicampur etanol sepertinya bicara tentang pergeseran paradigma energi, dari sekedar memenuhi kebutuhan mobilitas menuju upaya menghubungkan sektor pertanian, energi dan iklim.
‘’Etanol bukan sekedar zat aditif yang meningkatkan angka oktan, melainkan simbol suatu negara memandang ketahanan energi dan kedaulatan pangan,’’ ungkapnya.
Energi terbarukan berbasis nabati di Indonesia justru lebih cepat maju di jalur biodisel ketimbang bioetanol. ‘’Pilihan energi bukan hanya soal teknologi, tetapi juga ketersediaan bahan baku, infrastruktur dan konsistensi kebijakan regulasi,’’ tuturnya.
Rinno pun menegaskan cintai produk dalam negeri. ‘’Pertamina konsisten ciptakan BBM berkualitas baik, masyarakat gak perlu khawatir. Permintaan kuota impor BBM oleh pihak swasta harus tunduk dan patuh pada regulasi yang dibuat oleh pemerintah,’’ tandasnya.(id96)