Scroll Untuk Membaca

Medan

Pilkada Kotak Kosong, Gejala Politik Tak Sehat

Pilkada Kotak Kosong, Gejala Politik Tak Sehat
ANGGOTA Komisi B DPRD Sumut, Ahmad Hadian. Waspada/Ist
Kecil Besar
14px

MEDAN (Waspada): Anggota DPRD Sumut Ahmad Hadian (foto) berpendapat, jika Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang digelar serentak 27 Nopember 2024 nanti berhadapan dengan kotak kosong, hal itu menjadi gejala politik yang tidak sehat.

“Pilkada dengan lawan kotak kosong itu mencerminkan hegemoni satu pihak yang dianggap hebat dan tidak akan terkalahkan, dan ini gejala politik yang tidak sehat,” kata Hadian di Medan, Senin (15/7).

Hal itu disampaikan anggota dewan dari Fraksi PKS, menjawab pertanyaan Waspada berkaitan dengan sejumlah partai politik (parpol) yang mengerucutkan pilihan pada satu pasangan calon kepala daerah yang akan bertarung di Pilkada serentak tahun ini. 

Menyikapi itu, Hadian yang juga anggota Komisi B DPRD Sumut ini berpendapat, hal itu diduga terjadi faktor (a) karena sang calon memiliki jaringan dengan rezim kekuasaan, (faktor b) memiliki dana sangat besar sehingga mampu memborong semua partai dan membiayai sosialisasi.

“Atau bisa juga karena misalnya ia seorang inkamben yang memiliki dukungan kuat dari rakyat karena kinerjanya yang sangat baik selama menjabat sebelumnya,” imbuh Hadian, yang juga Pengamat Kebijakan Publik, ini.

Namun lanjut Hadian, faktanya menurut pengamatan dirinya fenomena kotak kosong itu seringnya disebabkan oleh faktor calonnya memiliki jaringan dengan rezim kekuasaan, dan calonnya memiliki dana sangat besar sehingga mampu memborong semua partai dan membiayai sosialisasi.

“Adapun kinerjanya yang sangat baik selama menjabat sebelumnya itu sangat jarang terjadi,” sebutnya.

Kalau dasarnya hanya faktor (a) dan (b), maka sesungguhnya ini gejala yang buruk bagi politik Indonesia. Artinya parpol parpol yang nota bene sebagai pemilik tiket/pengusung calon, jelas mempraktekan pragmatisme politik,” katanya. 

“Mereka mendahulukan “keselamatan” partainya semata dengan mengesampingkan faktor keseimbangan politik,” sebutnya.

Padahal dalam menjalankan pemerintahan, keseimbangan kekuatan politik itu sangat perlu, agar ada check and balances/controling dari fraksi fraksi terhadap kepala pemerintahan.

” Jika ini tidak ada, bahaya. Pemerintahan akan sangat rawan penyelewengan,” jelasnya.

Terobosan

Menurut Hadian, harus ada terobosan dan  keberanian politik dari parpol parpol untuk masing masing menunjukkan jati dirinya bahwa dukungan yang diberikan itu disebabkan karena prestasi dan kebaikan sang calon.

Yakni kinerjanya yang sangat baik selama menjabat sebelumnya, sehingga rakyat bisa melihat parpol mana yang berada di pihak rakyat.

“Artinya, bukan berada di pihak penguasa. Meskipun kita harus jujur bahwa hal ini masih sulit untuk dilakukan oleh parpol karena iklim politik kita memang masih seperti ini,” ungkapnya.

Namun seandainya tetap terjadi Pilkada kotak kosong, ya tidak perlu juga dianggap sebagai kegagalan sistem politik. 

“Masih ada harapan, sebab Pilkada kita kan dipilih langsung oleh rakyat. Maka rakyat di sini punya kesempatan untuk melakukan “perlawanan politik”, dengan memilih kotak kosong tersebut jika memang calon tunggal tersebut tidak mumpuni (tidak layak untuk dipilih),” katanya.

Justru di sinilah, lanjut Hadian, letak krusialnya pemilihan langsung itu, di mana kekuasaan diberikan kepada rakyat. 

“Meskipun untuk hal ini terus terang saya pun tak punya keyakinan kuat akan terealisasi, sebab pragmatisme politik pun masih kental juga terjadi di kalangan masyarakat kita. Inilah PR besar perpolitikan Indonesia,” lanjutnya.

Maka, agar tidak terjadi Pilkada kotak kosong ini dirinya secara pribadi berharap kepada parpol parpol untuk out of the box atau melakukan terobosan yang berani. 

“Atau mungkin alternatifnya dengan mendorong calon independen. Namun apakah dengan waktu yang cukup mepet ini bisa dilaksanakan?,” pungkasnya. (cpb)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE