MEDAN (Waspada.id): Pimpinan Wilayah (PW) Pemuda Muhammadiyah Sumatera Utara mengecewakan dan mengecam tindakan represif dan kasar dilakukan oleh aparat kepolisian dalam menghadapi dan menangani aksi unjuk rasa mahasiswa pada tanggal 26 dan 27 Agustus 2025 dari Mahasiswa Cipayung Plus di depan Gedung DPRD Sumatera Utara.
Pernyataan tersebut ditegaskan Bendahara PW Pemuda Muhammadiyah Sumatera Utara, Jahiddin Hidayat Daulay dalam siaran persnya disampaikan kepada wartawan di sela-sela kesibukannya, Kamis (28/8/2025).
Pemuda yang akrab disapa Jahiddin ini menyampaikan kekecewaan yang mendalam atas tindakan pihak kepolisian yang sangat represif terhadap peserta unjuk rasa itu. “Tentu tak sepatutnya kekejaman itu terjadi kepada anak anak manis itu. Polisi seharusnya sudah terdidik menangani unjuk rasa secara baik dan bijaksana,” katanya.
Sebagai mantan aktivis mahasiswa dan juga seorang demonstran Jahiddin menilai sepertinya ada yang salah dengan instruksi pimpinan kepolisian di daerah ini. Sehingga mengakibatkan banyaknya korban kekerasan baik dari oknum kepolisian, hingga terlebih lagi dari peserta unjuk rasa itu.
“Peristiwa tersebut sangat memilukan dan Kapolda Sumatera Utara yang paling bertanggung atas peristiwa tersebut. Tidak seharusnya pengunjuk rasa menerima tindak kekerasan yang sangat berlebihan dari pihak kepolisian,” katanya.
“Seperti terlihat pada video yang beredar luas di masyarakat oknum polisi sampai menginjak-injak kepala seorang mahasiswa yang sudah tergeletak. Unjuk rasa itu dijamin Undang-Undang dan apa yang mereka suarakan adalah kritik yang sangat positif terhadap perilaku para pejabat di negeri ini,” katanya menambahkan.
Untuk itu, dia meminta kepada pihak kepolisian supaya peristiwa yang serupa tidak terulang kembali. “Kita harapkan peristiwa yang dilakukan sebelumnya tidak terulang kembali. Jangan gara-gara sikap refresif dan kasar anggota di bawahan, berdampak nantinya atasannya sendiri yang harus bertanggungjawab,” ujarnya.(id06)