MEDAN (Waspada.id): Bendahara Umum Pengurus Pusat Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), Wira Putra menyampaikan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada Tentara Nasional Indonesia (TNI) atas respons cepat, kerja keras, dan dedikasi penuh di bawah Komando Pangdam I Bukit Barisan, Mayjen Rio Firdianto dalam menangani bencana banjir besar yang melanda berbagai wilayah di Sumatera, khususnya Sumatera Utara.
“Dalam situasi darurat kemanusiaan, TNI dibawah komando Pangdam I Bukit Barisan, Bapak Rio Firdianto terbukti menjadi salah satu kekuatan strategis yang hadir paling awal dan bergerak paling sigap untuk menyelamatkan rakyat. Beliau langsung turun bersama personel TNI lainnya baik melalui jalur darat maupun udara dalam menembus batas-batas yang tidak bisa dijangkau,” ujar Wira Putra, dalam keterangan tertulis yang diterima di Medan, Senin (7/12)
Berdasarkan data yang dipublikasikan pemerintah dan berbagai lembaga, TNI telah mengerahkan lebih dari 30.864 prajurit serta 70 unit alutsista, termasuk pesawat angkut, helikopter, dan kapal laut, guna memastikan proses evakuasi, distribusi logistik, pembukaan akses, dan pemulihan awal dapat berjalan cepat dan efektif.
PP KAMMI menilai bahwa langkah progresif TNI—mulai dari airdrop bantuan di wilayah terisolir, pembangunan jembatan darurat, pengoperasian mesin penyedia air bersih, hingga mobilisasi alutsista untuk menjangkau titik-titik yang sulit—merupakan bukti nyata profesionalisme TNI sebagai garda terdepan dalam misi kemanusiaan.
“Kami juga menilai keterlibatan TNI sangat krusial dalam mempercepat pemulihan psikologis dan fisik warga terdampak, khususnya di daerah yang akses daratnya terputus dan membutuhkan intervensi cepat.” Tambah wira
Melindungi Rakyat Dan Negara
PP KAMMI memandang bahwa kinerja TNI di bawah komando Pangdam I/BB dalam bencana kali ini merefleksikan esensi keberadaan institusi militer: melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, terutama ketika rakyat berada dalam ancaman keselamatan.
Oleh karena itu, kami memberikan penghargaan setinggi-tingginya atas:
- Respons cepat dan terukur dalam penanganan darurat.
- Pengorbanan prajurit di lapangan, yang bertugas di tengah cuaca buruk dan kondisi ekstrem.
- Profesionalisme dalam operasi kemanusiaan lintas matra.
- Koordinasi solid dengan BNPB, pemerintah daerah, relawan, dan masyarakat sipil.
Menguatkan Sistem Mitigasi
Dalam semangat konstruktif, PP KAMMI juga mengingatkan bahwa keberhasilan operasi kemanusiaan TNI tidak boleh membuat pemerintah daerah dan kementerian/lembaga lainnya lalai dalam memperbaiki manajemen risiko bencana secara terstruktur. TNI tidak boleh dijadikan penyelamat terakhir karena lemahnya tata kelola pencegahan dan mitigasi.
Karena itu, KAMMI kembali menegaskan Pemerintah pusat dan daerah wajib memperkuat sistem peringatan dini, tata ruang, dan pengawasan lingkungan. Kementerian terkait harus mengevaluasi kebijakan yang memperburuk kerentanan ekologis.
Perbaikan tata kelola bencana harus diprioritaskan agar kerja besar TNI tidak sia-sia dan tidak bersifat reaktif semata. PP KAMMI menyampaikan salam hormat kepada seluruh prajurit TNI yang bertugas di lapangan. Semoga Allah SWT senantiasa melindungi setiap langkah mereka dalam mengemban tugas kemanusiaan dan menjaga Indonesia.
Dan menurut PP KAMMI status darurat bencana nasional menjadi harga mati demi kemanusiaan untuk bisa segera ditetapkan agar pengerahan kekuatan lembaga negara lebih optimal dalam menangani bencana di Sumatera. (id06)
