MEDAN (Waspada.id): Kebijakan Presiden Prabowo Subianto, mengangkat Sjafrie Samsudin, sebagai Menkopolkam Ad Interim dinilai merupakan langkah tepat. Selanjutnya, Presiden diharap menunjuk mantan Pangkostrad Edy Rahmayadi (foto), menjadi Menteri Pertahanan (Menhan) menggantikan Sjafrie Samsudin.
Pendapat itu disampaikan Presidium Kongres Rakyat Nasional (Kornas) Sutrisno Pangarubuan, Selasa (9/9). Dia mengomentari reshuffle Kabinet Merah Putih, yang dilakukan Presiden Prabowo, sehari sebelumnya.
Sutrisno Pangaribuan berpendapat, pemberhentian Budi Gunawan dari jabatan Menkopolkam sudah tepat. Sedangkan penggantinya Sjafrie Samsudin, yang menjabat Menteri Pertahanan saat ini, juga sudah tepat. “Selanjutnya, Presiden Prabowo, dapat menunjuk Edy Rahmayadi, menjadi Menhan,” katanya.
Beberapa alasan disampaikan Sutrisno Pangaribuan, tentang mengapa Edy Rahmayadi, pantas diangkat menjadi Menhan.
Kata Sutrisno, Edy Rahmayadi, bukan saja lama berkarir di militer, yakni merupakan mantan Pangkostrad ke-38, tapi dia juga pernah menduduki jabatan sipil, yakni sebagai Gubernur Sumut ke- 18. “Pengalaman Edy Rahmayadi, sebagai Pangkostrad ke- 38 sangat tepat membantu Presiden Prabowo yang merupakan Pangkostrad ke- 22,” katanya.
Kata Sutrisno, selain memiliki kecakapan di bidang pertahanan, Edy Rahmayadi juga memiliki kecakapan di bidang sipil, karena dia pernah menjabat sebagai Gubsu. Dia bilang, Edy Rahmayadi, mampu menjaga dan mengendalikan Provinsi Sumut saat menghadapi Pandemi Covid-19.
Edy Rahmayadi, kata Sutrisno, mampu membangun komunikasi politik dengan 100 orang pimpinan dan anggota DPRD Sumut selama lima tahun menjadi Gubsu. “Maka Edy Rahmayadi pasti mampu melakukan komunikasi politik dengan DPR RI,” sebutnya.
Ditambahkan Sutrisno, bahwa Presiden Prabowo, butuh pembantu yang loyal, yang hanya mengabdi kepada Presiden Prabowo dalam mewujudkan asta cita-nya.
Presiden, kata dia, membutuhkan pembantu yang loyal, dan tidak membutuhkan waktu lama untuk beradaptasi. “Edy Rahmayadi adalah sosok prajurit yang patuh dan hormat pada senior. Maka sebagai sesama prajurit, sebagai sesama mantan Pangkostrad, maka Edy Rahmayadi sangat tepat diangkat jadi Menhan,” katanya.
Kemudian, kata Sutrisno, selain pernah menjadi Gubsu, Edy Rahmayadi, juga pernah menjadi Ketum PSSI ke-16. Pengalaman sebagai Ketum PSSI melengkapi pengalaman sipil Edy Rahmayadi, sehingga melengkapi kemampuan memimpin kementerian.
Selanjutnya, kata Sutrisno, Edy Rahmayadi pasti patuh dan loyal kepada Sjafrie Samsudin sebagai Menkopolkam, dan kepada Presiden Prabowo Subianto. “Karena, Edy Rahmayadi, sebagai prajurit yang merintis karir sebagai perwira muda lulusan Akmil 85 pasti dapat berkomunikasi yang baik kepada seluruh matra TNI,” sebutnya.
Kemudian, sangat diyakini kalau Edy Rahmayadi, juga tetap menjaga independensi dengan tidak bergabung dengan partai politik mana pun. Maka tidak ada hambatan dan kesulitan, dan tidak perlu izin dari Ketum Parpol mana pun untuk diangkat dalam jabatan Menhan.
Kesimpulannya, kata Sutrisno, Edy Rahmayadi dapat diandalkan oleh Presiden Prabowo pasca aksi massa yang baru saja terjadi.
Edy Rahmayadi memiliki pengalaman lapangan di bidang militer yang lengkap dan sipil yang komplit, serta loyal kepada pimpinannya. “Jika Presiden Prabowo, ingin memiliki pembantu yang memiliki kecakapan dan loyalitas sebagai Menhan, maka Edy Rahmayadi pilihannya,” katanya. (id23)