Scroll Untuk Membaca

Medan

Presiden Prabowo Diminta Bersikap, Rektor USU Ke Depan Harus Bersih Korupsi Dan Politik Kotor

Presiden Prabowo Diminta Bersikap, Rektor USU Ke Depan Harus Bersih Korupsi Dan Politik Kotor
Presiden Prabowo Subianto diminta turun tangan mengatasi persoalan kampus USU. Rektor USU ke depan harus bersih dari korupsi dan persekongkolan jahat.Waspada.id/Ist
Kecil Besar
14px

MEDAN (Waspada.id): Pengamat sosial dan penggiat anti korupsi Sumatera Utara (Sumut) berharap Presiden Prabowo Subianto ekstra hati-hati dalam menentukan Rektor Universitas Sumatera Utara (USU). Rektor USU ke depan harus bersih dari korupsi dan persekongkolan jahat.

Ketua Umum Masyarakat Garuda Sumatera Utara (Margasu) Hasanul Arifin Rambe berharap Presiden Prabowo harus segera bersikap dengan kondisi yang terjadi saat ini di kampus USU saat ini.

‘’Jangan sampai kampus kebanggaan masyarakat Sumut tersebut ternodai dengan kejahatan politik kotor,’’ tegas Hasanul Arifin Rambe di Medan, Kamis (4/9/2025).

Hasanul menyebut kejahatan kerah putih ini sangat sulit terdeteksi oleh publik, tapi dengan KPK telah menyatakan Rektor USU Muryanto Amin masuk ‘circle’ atau lingkaran Bobby Nasution bersama Topan Ginting, ini perlu disikapi Presiden Prabowo.

‘’Asta Cita Presiden Prabowo sangat jelas di antaranya yaitu pemberantasan korupsi. Rektor USU Muryanto Amin sedang dalam situasi yang tidak baik,’’ ucapnya.

Apalagi saat ini sedang dalam proses pemilihan calon rektor yang baru periode 2025-2030.

“Sangan pantas Presiden Prabowo melakukan intervensi dalam proses pemilihan rektor. Jangan sampai pemilihan Rektor USU ternodai oleh praktik suap atau korupsi,” tegasnya.

Hal senada juga disampaikan Sekjen Aliansi Jurnalis Anti Rasuha (Ajar), Syaifuddin Lubis. Syaifuddin menyebut pemanggilan Rektor USU Muryanto Amin dalam kasus OTT jalan di Sumut, mengindikasikan adanya keterlibatan dalam jaringan korupsi.

Dari pemanggilan KPK tersebut, Presiden Prabowo bisa bersikap tegas untuk menyelamatkan USU dari situasi kejahatan kerah putih.

‘’Saya rasa informasi dari KPK soal Rektor USU Muryanto Amin masuk sirkel Bobby Nasution dengan Topan Ginting harus disikapi Presiden Prabowo. Jangan sampai informasi KPK itu tidak digubris, bisa bahaya dengan kondisi dunia pendidikan di USU,’’ ucap Syaifuddin.

Dari anatomi kasus korupsi Topan Ginting yang ditangani KPK dan pemilihan rektor USU sangat jelas menuai kecurigaan.

Jika Muryanto Amin terpilih kembali menjadi rektor USU, akan semakin berkecamuk isu korupsi di kampus milik negara tersebut.

Intervensi Presiden Prabowo terhadap pemilihan rektor USU harus dilakukan untuk kebaikan kampus milik negara tersebut.

‘’Presiden Prabowo bisa gunakan aparat keamanan baik dari satuan Polri dan TNI, juga BIN untuk memonitor proses pemilihan Rektor USU,’’ demikian Syaifuddin Lubis.

Seperti diketahui, aktivis juga alumni USU, Selwa Kumar, melaporkan dugaan korupsi Rektor USU Prof. Dr. Muryanto Amin, S.Sos, M.Si ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Jakarta, Selasa (2/9/2025).

Laporan Selwa Kumar yang juga Anggota Pengurus Pusat Ikatan Keluarga Alumni Universitas Sumatera Utara (PPIKA USU) dan Anggota Forum Penyelamat USU itu menyangkut dugaan keterlibatan Muryanto Amin dalam kasus korupsi selama menjabat Rektor USU.

Kasus dugaan korupsi tersebut antara lain, penerimaan mahasiswa PPDS Kedokteran USU 2022. Kemudian disatukan 2 rumah dinas dosen di Jl. dr Sofyan menjadi satu rumah untuk tempat latihan golf, menyimpan mobil mewah milik Muryanto Amin yang jelas bertentangan dengan peraturan Menteri Keuangan, tentang aset Negara. Selain itu, tentang dugaan korupsi proyek kolam Retensi Banjir Medan di depan Biro Rektor USU Jl. Dr. Mansyur.

Sebelumnya, sumber Waspada.id menyebut kasus korupsi Topan Ginting Dinas PUPR Provinsi Sumatera Utara, satu jam sebelum Topan Ginting di OTT KPK, Rektor USU Muryanto Amin keluar dari rumah Topan Ginting.

‘’Muryanto Amin keluar dari rumah Topan Ginting membawa bungkusan yang terekam CCTV di rumah Topan. Bungkusan itu disinyalir uang, untuk pemenangan Muryanto Amin dalam pemilihan Rektor USU,’’ kata sumber, Rabu (3/9/2025).

Sumber menyebut kalau Muryanto Amin adalah konsultan untuk pemenangan Bobby Nasution dalam pemilihan Gubernur Sumatera Utara dimana, Kantor Biro Rektor USU menjadi posko pemenangan Bobby Nasution.

‘’Ini bertentangan dengan undang-undang dan peraturan. Fasilitas negara dijadikan posko pemenangan untuk Bobby Nasution. Mahasiswa dan dosen yang mengkritik, memprotes, diintimidasi oleh Bobby Nasution,’’ ucap sumber.

Sumber pun menyebut bahwa KPK tidak punya nyali memeriksa Rektor Muriyanto Amin, karena masih patuh sama Gibran.

Salah satu polisi yang menangani kasus Topan Ginting adalah anak buah Ketua Wali Amanat USU Agus Andrianto.

‘’Polisi, tim memeriksa Rektor USU Muryanto Amin masih sungkan sama Agus Andrianto yang disinyalir seakan-akan melindungi Muryanto Amin,’’ tutur sumber.

Saat ini, Muryanto Amin akan mencalonkan Rektor USU untuk periode kedua. Muryanto Amin menjadi konsultan pemenangan Jokowi, Prabowo, Gibran untuk Sumatera yang Ketua Tim Pemenangan dibawah koordinator Agus Andrianto.

‘’KPK tidak sungguh-sungguh memeriksa Muryanto Amin untuk melindungi Bobby Nasution. KPK masih di bawah kontrol Jokowi, Gibran, juga besarnya peran Agus Andrianto mengontrol pemeriksa polisi di KPK,’’ demikian sumber.

Saat Waspada.id mencoba konfirmasi kepada Rektor USU Muryanto Amin tentang persoalan tersebut sejak Rabu pagi hingga sore, pesan di whatsapp yang dikirim centang dua, dibaca, namun tidak dibalas. Ditelpon kembali pada Kamis (4/9/2025) siang tidak diangkat.(id96)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE