MEDAN (Waspada.id): Lahir di Medan pada 10 Juni 1975, Prof. Poppy Anjelisa (foto) dikenal sebagai akademisi yang memiliki hasrat dan ketertarikan terhadap sains alam, obat-obatan, dan memilih bidang farmasi sebagai keahlian akademiknya. Ia menempuh pendidikan hingga ke tingkat Doktor (S3) Ilmu Farmasi di USU.
Sejak menjadi dosen, Prof. Poppy konsisten berkarya sebagai dosen farmakologi di Fakultas Farmasi, USU, dengan melakukan penelitian mendalam tentang senyawa alam dan aktivitas farmakologisnya.
Dalam portofolio risetnya, Prof. Poppy telah menelurkan banyak publikasi di bidang antikanker, antioksidan, dan aktivitas biologis berbagai senyawa alam, terutama tanaman lokal Indonesia.
Ia juga tercatat aktif di platform penelitian seperti ResearchGate dan memiliki skor SINTA yang menandakan produktivitas ilmiah yang kuat.
Pada 2021, karena reputasinya, Prof. Poppy kemudian resmi dilantik sebagai Wakil Rektor III USU untuk periode 2021–2026, mengemban portofolio Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Kerja Sama.
Dalam posisi ini, ia memainkan peran strategis dalam menguatkan jaringan riset, mendorong kolaborasi internasional, serta memastikan penelitian dan pengabdian tidak hanya menjadi jargon, tetapi berdampak nyata ke masyarakat.
Sebagai Wakil Rektor III, ia banyak membuka kerjasama akademik internasional dengan institusi luar negeri melalui kunjungan dan pertukaran akademisi, secara konsisten mendukung transformasi riset menjadi produk dan paten, agar penelitian tidak berhenti di publikasi tetapi memberi nilai tambah bagi masyarakat. Mendorong mahasiswa dan dosen agar lebih aktif dalam publikasi ilmiah, penggunaan dana riset, dan memperlebar jangkauan kolaborasi.
Sebagai salah satu calon kandidat Rektor USU Periode 2026–2031, dengan meraih 18 suara, Prof. Poppy menawarkan visi “Entrepreneur University yang berdampak global namun berakar lokal”.
Mencapai visi itu, ia menyusun program-program kerja di antaranya, Penguatan Internasionalisasi & Kolaborasi Global dengan memperbanyak program double degree, pertukaran dosen-mahasiswa, kolaborasi riset internasional, serta mendorong USU untuk tampil di ranking global dan memperluas jaringan akademik dunia.
Kemudian mendorong Riset yang Berdampak & Komersialisasi dengan enjadikan penelitian sebagai sumber inovasi yang bisa dihidrolisasi menjadi produk nyata serta membangun ekosistem start-up kampus berbasis riset lokal.
Lalu ia berencana meningkatkan Kapasitas SDM Riset & Guru Besar dengan memacu agar banyak dosen naik ke jenjang doktor dan menjadi guru besar. Membuka program pelatihan, pendanaan, dan mentoring internal untuk meningkatkan kualitas akademik.
Menciptakan Sustainabilitas & Keunggulan Lokal dengan emanfaatkan potensi tumbuhan lokal, kearifan budaya Sumatera Utara, dan sumber daya alam untuk riset yang unik. Menjadikan USU sebagai pusat inovasi lokal yang diakui di tingkat global, dan bukan hanya “ikut arus umum”.
Integrasi Penelitian-Pengabdian & Sinergi Lintas Fakultas juga akan menjadi fokusnya, yakni dengan membentuk klaster-klaster riset multidisiplin agar fakultas-fakultas saling mendukung dan memastikan pengabdian masyarakat mendapat pijakan pada hasil riset yang relevan.
Dalam pidato pada saat audisi calon rektor, Prof. Poppy menekankan bahwa “sains harus menyentuh masyarakat”, dan bahwa sebuah universitas unggul adalah universitas yang tidak hanya terkenal karena publikasi, tetapi juga karena kontribusinya nyata bagi rakyat.
Di bawah kepemimpinannya kelak, Prof. Poppy menjanjikan bahwa penelitian tidak lagi hanya akan berhenti di jurnal, tetapi akan menjadi jembatan ke dunia nyata yang berdampak bagi kemajuan bangsa.(id14)
