MEDAN (Waspada): Calon walikota Medan nomor urut 2 (dua) Prof Ridha Dharmajaya kembali ingatkan masyarakat untuk menolak praktik money politik di Pilkada Medan 2024 yang akan digelar 27 November mendatang.
Hal itu disampaikan Prof Ridha saat menyampaikan sambutannya di agenda konsolidasi pemenangan pasangan BERANI (Bersama Ridha dan Rani) di Wisma Rata Belawan Bahagia, Kamis (10/10/2024).
“Kalau ada yang membayar Bapak dan Ibu untuk memberi uang, harus berani menolak. Karena kalau Bapak Ibu terima yang terpilih nantinya bukan pemimpin terbaik tapi penyuap terbaik. Kalau itu terjadi lupakan tentang sekolah anak-anak kita dan lupakan kalau sakit mau berobat kemana. Karena kalau mereka terpilih mereka akan berfikir mengembalikan modalnya yang sudah habis untuk kampanye dan mereka akan mengeruk keuntungan yang sebesar-besarnya,” ujar Prof Ridha.
Dirinya juga membandingkan resiko seseorang salah memilih anggota legislatif (aleg) dibandingkan kepala daerah.
“Kalau aleg kita salam memilih 10 orang masih ada 40 lainnya yang memperhatikan nasib rakyat. kalau salah pilih 20 masih ada 30 yang peduli kepada rakyat dan seterusnya. Tapi pilkada cuma satu orang, kalau salah memilih maka kita akan menyesal lima tahun lamanya karena mereka tidak akan bisa memperjuangkan Bapak Ibu,” ucapnya.
Untuk itu lanjut Prof Ridha, dirinya meminta kepada sekitar 500 relawan yang hadir untuk berjuang bersama demi menyelamatkan masa depan anak.
“Bapak Ibu nanti saat pulang ke rumah belai kepala anak kita dan bisikan ke telinganya, ‘untuk kau anakku kami berjuang agar kau bisa punya peluang punya masa depan di negeri ini’,” tutur Prof Ridha.
Sebelum mengakhiri, dirinya menegaskan jika tugasnya ke depan adalah menyiapkan lapangan pekerjaan buat anak-anak terbaik di Medan, dan Sofyan Tan menyiapkan sarjana terbaik yang siap bekerja.
“Jangan lagi kita bicara perbedaan hari ini. Mari kita bicara persamaan. Sama-sama ingin sekolah murah dan terbaik, ingin mendapatkan pelayanan kesehatan kala sakit dan ingin mendapatkan penghasilan terbaik untuk kesejahteraan hidup tentunya,” sebutnya.
Sementara itu, Sofyan Tan tak pernah lelah mengingatkan kepada para sahabat dr Sofyan Tan untuk sama-sama berjuang mengantarkan Prof Ridha menjadi walikota Medan.
“Pertemuan ini konsolidasi kita kenapa harus memilih Prof Ridha. Dari jumlah penduduk 2,5 juta ada sekitar 224 ribu lebih yang tidak bekerja hari ini. Angka Kemiskinan. mencapai 187 ribu jiwa jika memakai ukuran penghasilan 50 ribu per hari. Tapi kalau menurut Bank Dunia pendapatan 4,7 jt sebulan itu masih miskin. Kalau data Bank Dunia kita pakai maka ada 500 ribu orang miskin yang ada di kota Medan,” ungkapnya.
Ketika kita menjadi kepala keluarga dan kita tidak mampu memenuhi kebutuhan keluarga, maka sambung Sofyan Tan, yang terjadi adalah tindakan kriminalitas.
“Tingkat kriminalitas tertinggi di Indonesia itu Jakarta, nomor dua Sumatera Utara. Salah siapa? Bukan salah polisi, tapi tingkat pengangguran tinggi sehingga tingkat kriminalitas juga tinggi. Terlalu banyak orang jahat. Kita sadari bahwa sejak lahir semua orang ingin baik, namun dalam kondisi terpaksa dia akan menjadi jahat,” ungkap Sofyan Tan.
Latar belakang masalah itu menjadi problematika di kota Medan. Sehingga perlu kerja nyata dalam menyikapinya.
“Setelah saya anggota DPR apa yang harus saya lakukan. Orang miskin tidak dapat kerja paling kerja kasar yang tidak bisa memberi nilai tambahan untuk kehidupannya. Sehingga saya saat jadi dewan berfikir membuat program beasiswa agar anak miskin bisa kuliah,” ujar Sofyan Tan.
Selama dua periode dirinya menjabat, ada 13.500 anak miskin di Indonesia yang kuliah lewat program beasiswa. Lima tahun ke depan dirinya menargetkan 15 ribu sarjana baru dengan estimasi 3000 sarjana baru tiap tahunnya.
“Khusus Medan saat ini sudah 6000 lebih yang dapat perogram kuliah gratis dan menjadi sarjana. Saya targetkan kalau bisa di kota Medan lima tahun ke depan ada 20 ribu sarjana baru,” harapnya.
“Karena kalau 20 ribu jadi sarjana, setiap orangnya dengan penghasilan di atas Rp 5 juta tentu bisa menghidupi 3 orang. Dan total keseluruhan akan menyelamatkan orang miskin hingga 60 ribu orang,” sambungnya.
Untuk itu lanjutnya, jika dirinya berjuang menciptakan para sarjana, maka para eksekutiflah dalam hal ini kepala daerah seperti walikota dan gubernur yang bertugas menyediakan lapangan pekerjaannya.
“Tugas saya menciptakan sarjana dan tugasnya Prof Ridha menciptakan lapangan kerja. Inilah bentuk kolaborasi yang akan kami lakukan untuk perubahan kota Medan,” ungkapnya.
Kegiatan itu turut dihadiri anggota DPRD Medan dari fraksi PDI Perjuangan, Margaret MS serta sejumlah pengurus PDI Perjuangan Kota Medan. (Rel)