MEDAN (Waspada): Guru Besar Ilmu Bedah Saraf USU Prof Ridha Dharmajaya memprediksi pada tahun 2045 Indonesia akan lahir generasi emas, dimana Indonesia mengalami bonus demografi.
Namun, Guru Besar USU ini justru mewanti-wanti bahwa bonus demografi tersebut bisa menjadi bonus saraf kejepit.
“Pengalaman empirik sekarang, usia penderita tex next syndrome dan saraf kejepit semakin muda umurnya. Ini dikarenakan penggunaan gadget / HP yang tidak proporsional,” ujar Inisiator Gerakan Gadget Sehat ini, Minggu (11/6).
Prof Ridha menjelaskan, sekarang ini misalnya kita lihat balita pun sudah menggunakan gadget, ini sangat berbahaya sebenarnya.
“Sekarang belum terlihat langsung dampak fatalnya tapi nanti 20 tahun ke depan akan kelihatan. Indikasi diantaranya yang akan dialami adalah cepat lelah, nyeri dibagian punggung hingga bahu. Banyak yang mengira bahu dan pinggang yang sakit padahal yang mengalami masalah adalah saraf leher karena menekuk terlalu lama dan berulang-ulang setiap harinya,” terang alumni HMI ini.
Prof Ridha Dharmajaya menguraikan, penyebabnya bukan di HP atau gadgetnya, tapi cara menggunakannya. Kebiasaan menekuk leher itu sangat berbahaya. Sepertinya kelihatan sepele, tapi kebiasaan tersebut akan menyebabkan terjadi lonjakan penderita text next syndrome dan saraf kejepit jika tidak disadari.
“Peran orang tua dan lingkungan serta kita semua amat penting untuk mengatasi hal ini sejak dini karena jika tidak maka bonus demografi yang kita harapkan hanya akan menjadi bonus saraf kejepit,” tutup pria yang telah melakukan penyuluhan tentang penggunaan Gadget secara proporsional dan benar ke puluhan sekolah, pengajian , perusahaan dan kegiatan seminar ini.(m27)











