MEDAN (Waspada): Praktisi Hukum Yance Aswin (foto), mengaku sangat mengapresiasi putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang mengubah ambang batas persyaratan pencalonan di Pilkada 2024. Karena, dengan putusan itu, maka telah menyelamatkan demokrasi, dan meruntuhkan ambisi kaum elite, yang selama ini menganggap demokrasi hanya milik mereka saja.
Aswin Yance, mengatakan itu saat berbicara kepada wartawan, Rabu (21/8). Ketua Tim Hukum Edy Rahmayadi ini merespon putusan MK terkait ambang batas pencalonan kepala daerah. Setidaknya ada dua poin penting dari putusan MK tersebut. Yakni ambang batas pencalonan buat kepala daerah, dan minimal usia 30 tahun untuk calon Gubernur dan Wakil Gubernur.
Yance Aswin berpendapat, putusan MK itu merupakan ‘ledakah dahsyat’ yang memukul Pemerintahan Jokowi. Sebaliknya, tanpa berpikir tertekan, MK mengeluarkan putusan yang membuat rakyat Indonesia sedikit mulai bangkit kepercayaannya. Dimana, MK yang selama ini dianggap hanya pro pemerintah dan kekuasaan Presiden Jokowi, justru mulai menunjukan jatidiri yang sebenarnya.
Untuk partai politik yang tergabung di Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus, kata Yance, putusan MK ini sekaligus membuat mereka kini seperti orang bingung. Karena mereka ternyata tidak bisa ‘mengatur’ segalanya. “Termasuk, yang sebelumnya menganggap bisa ‘menyandera’ PDIP, dengan putusan MK itu, PDIP kembali bisa masuk ke arena kompetisi, terutama Pilkada Jakarta,” katanya.
Kata Yance, inilah bila Tuhan sudah berkehendak, tidak ada yang mampu mencegahnya. Keluarnya putusan MK seperti itu, menurut Yance, juga membuktikan kalau kekuasaan Tuhan itu adalah mutlak dan tanpa tanding. Dan Tuhan menggunakan tangan-tangan orang baik, sehingga membuat demokrasi tidak tersandera lagi, dan bukan hanya milik kaum elite semata.
“(Presiden) Jokowi mulai kalah malu. Karena putranya Kaesang 100% tidak mungkin bisa maju sebagai Gubernur, di manapun di seluruh Indonesia,” ucapnya.
Menjawab wartawan, Yance mengatakan bahwa arti dari putusan MK ini adalah, mulai hilangnya kekuatan Jokowi sedikit demi sedikit menjelang pensiun sebagai Presiden. “Dan bisa saja yang memainkan ini semua adalah Presiden terpilih, yang melihat ketidaklaziman dari politik buruk Jokowi,” sebutnya.
Kemudian, menurut Yance, Prabowo sebagai Presiden terpilih, mungkin saja sudah memainkan peranannya untuk menjaga demokrasi di Indonesia, agar tidak terus dikuasai Jokowi.
Yance juga mengaku yakin, bahwa Prabowo sangat menghormati Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Dan Prabowo, sepertinya tidak mau PDIP tersakiti berkelanjutan.
Karena bagaimanapun, akhir cerita Prabowo menjadi Presiden itu diawali dengan kebaikan Megawati dan suaminya Alm. Taufik Kiemas.
Merekalah yang menjemput Prabowo dari luar negeri, pasca jatuhnya rezim Orde Baru dan Hashim, adik Prabowo yang ditahan karena perkara BLBI pun, Ibu Mega yang mengeluarkannya.
“Jadi, saya pikir, putusan MK ini bukan ujuk-ujuk, putusan tanpa dasar. Semua bahagian dari design sekenario yang perlu waktu akan diketahui kepastiannya. Selamatlah demokrasi, dan terima kasih kepada hakim MK yang telah membahagiakan rakyat Indonesia. Karena kontestasi semakin hidup dalam Pilkada serentak ini,” ujar Yance Aswin. (m07)











