MEDAN (Waspada): Ratusan pelayat turut mengantarkan jenazah almarhumah Hj Era Maharani dari rumah duka di Jalan Seipadang No.131 Medan, untuk disholatkan di masjid Al Jihad dan kemudian dimakamkan di tempat pemakaman umum (TPU) Islam, Jalan Sei Batugingging, Medan, Minggu (5/2).
Almarhumah yang merupakan putri dari Pemimpin Umum Harian Waspada, dr Hj Rayati Syafrin meninggal dunia di usia 49 tahun, pada Sabtu (4/2), di Rumah Sakit USU karena sakit yang dialaminya.
Sejumlah pelayat tampak hadir di rumah duka antara lain, Ketua Umum Pimpinan Pusat Forum Silaturahim Badan Kemakmuran Masjid (FOSIL BKM) Indonesia Prof Dr H Abdullah Jamil MSi, istri Wakil Gubernur Sumut Sri Ayu Mihari, Ketua PWI Pusat Atal S Depari, Ketua PWI Sumut H Farianda Putra Sinik, Dewan Kehormatan PWI Sumut M Syahrir.
Ketua GNPF Ulama Sumut Drs H Aidan Nazwir Panggabean, Ketua STIK-P Dr H Sakhyan Asmara MSP, tokoh agama/ masyarakat diantaranya Ustaz Azwir Ibnu Azis dan Parlindungan purba serta keluarga almarhumah dan keluarga besar Harian Waspada.
Usai melaksanakan tahlil dan tahtim, almarhumah diberangkatkan ke Masjid Al Jihad Jalan Abdullah Lubis, sekira pukul 11.35.
Ketua FOSIL BKM Indonesia Prof Dr H Abdullah Jamil MSi, yang memberikan kata-kata tausyiah sebelum berangkat, menyampaikan rasa duka yang mendalam atas berpulangnya almarhumah.
“Izinkan saya, yang pertama tentunya mewakili pimpinan pusat FOSIL BKM Indonesia dan para hadirin sekalian yang hadir pada kesempatan ini, menyampaikan rasa duka, belasungkawa atas berpulangnya ke rahmatullah Hj Era Maharani binti Syafrin,” ucapnya.
Kepergian almarhumah, kata dia, bukanlah dikarenakan dokter yang tidak profesional dalam menanganinya. Bukan pula perawat yang tidak sungguh-sungguh memberikan pelayanan, dan bukan obat yang tidak mujarab.
“Akan tetapi sudah datang takdir. Waktu yang Allah tentukan yaitu, lebih kurang pada pukul 18.20, di Rumah Sakit USU,” ujarnya.
Untuk itu, kepada ibunda almarhumah dan keluarga besar di rumah, ia berpesan, sikap seorang muslim, orang yang beriman kepada Allah adalah rela terhadap ketentuan Allah setelah ikhtiar.
“Ikhtiar keluarga sudah maksimal, ikhtiar para dokter sudah maksimal, ikhtiar pelayanan kesehatan sudah maksimal. Ketika datang musibah seperti ini, maka yang harus kita wujudkan adalah rasa keikhlasan, ridho terhadap ketentuan Allah diiringi dengan tabah dan sabar,” katanya.
Ia menceritakan, sejak pukul 3 lebih kurang, hingga jenazah tiba di rumah, ia ikut mendampingi di rumah sakit bersama sejumlah dokter dan keluarga. Dalam situasi itu, ia menyaksikan ibunda almarhumah dalam kondisi tabah dan sabar.
“Sikap ibunda yang tabah dan sabar, mudah-mudahan menjadi sesuatu yang baik di sisi Allah SWT, yaitu menerima ketentuan Allah atau musibah ini,” ungkapnya.
Prof Abdullah sempat terkenang, tatkala pertama kali kenal dengan almarhumah pada tahun 2016 lalu. Saat itu, almarhumah mengundangnya ke Gedung Harian Waspada untuk berdiskusi tentang masalah kemasjidan dan keumatan, yang akan dikemas dalam sebuah seminar.
“Akhirnya tanggal 20 Agustus 2016, kami Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sumut, dengan Harian Waspada dan ibu Era di depan, kita laksanakan seminar tersebut, dengan judul Manajamen Masjid,” katanya.
Suksesnya seminar tersebut, dan tingginya antusias jamaah, ternyata menjadi cikal berdirinya forum silaturahmi badan kemakmuran masjid.
“Acara tersebut ternyata cukup bagus, akhirnya saya melapor ke ibunda almarhumah, bahwa para BKM ini perlu dibuat wadah, maka lahirlah wadah yaitu FOSIL BKM Indonesia yang bendahara umumnya ibu Hj Era Maharani,” kenangnya.
“Beliau (almarhumah) adalah orang yang peduli kepada agamanya, kepada umatnya. Kalau kita lihat dari sisi hadist, beliau adalah Khairunnas, sebaik-baik manusia. Manusia yang baik adalah manusia yang bermanfaat kepada yang lain,” sambungnya.
Dikatakannya, almarhumah telah menunjukkan dirinya bermanfaat dalam rangka membuat wadah forum silaturahim BKM Indonesia. “Insyaallah karena beliau yang memulai ini menjadi pahala yang akan terus mengalir atas kebaikan, inisiatif yang beliau tunjukkan,” imbuhnya.
Dalam prosesi pemberangkatan itu, ia juga memberikan pandangan tentang konsep syahid dalam Islam, yang menurutnya ada tiga konsep. Yang pertama, syahid dunia dan akhirat bagi mereka-mereka yang berjuang membela agama Allah. Kedua ada syahid dunia, dan yang ketiga ada syahid akhirrat.
“Salah satu syahid akhirat adalah orang yang meninggal dunia dalam kondisi sakit yang tidak biasa, saya pikir beliau bukan sakit biasa, beliau menjalani tabah dan sabar maka atas hal ini beliau mendpaat pahala syahid akhirat.
Semoga Allah menerima seluruh amal kebaikannya, amal ibadahnya, amal sosialnya, mengampuni kesalahan dan dosanya dilapangkan kuburnya dan kelak di tempatkan dalam syurga Jannatun Naim,” pungkasnya.
Ketua PWI Pusat Atal S Depari, juga turut memberikan ucapan belasungkawa di hadapan ahli bait.
“Atas nama wartawan seluruh Indonesia, anggota PWI, saya menyampaikan duka cita yang sangat dalam atas kepergian adinda Hj Era Maharani, putri dari dr Hj Rayati Syafrin Pempimpin Umum Harian Waspada. Hj Era maharani adalah keluarga pers Indonesia.
Semoga dosa-dosa adinda Hj Era Maharani diampuni oleh Allah SWT, segala amal ibadahnya diterima oleh Allah SWT dan kuburunnya dilapangkan seluas-luasnya,” kata Atal.
Sebelumnya abang almarhumah Eru Cakra Mahameru, mewakili keluarga ahli bait, menyampaikan rasa terima kasih kepada para pelayat yang telah berkenan hadir di rumah duka.
“Saya memohon maaaf apabila ada kesalahan dari almarhumah selama beliau masih hidup. Kalau ada hutang dari almarhumah, mohon disampaikan pada kami, agar dapat kita bicarakan bersama dengan baik. Saya mewakili ahli bait mohon maaf atas kekurangan yang ada saat ini,” ucapnya.
Sementara Ketua STM Al Ikhlas Seipadang, Basri Pasaribu, turut mendoakan agar keluarga besar almarhumah dapat bersabar dan meningkatkan keimanan.
“Untuk almarhumah kita doakan semoga diampuni dosa-dosanya, diterima amal ibadahnya dan ditempatkan di tempat sebaik- baiknya di sisi Allah SWT,” ujarnya. (m32).