MEDAN (Waspada.id): Pemerintah Kota Medan bergerak cepat untuk mengendalikan banjir pasca bencana besar yang melanda Kota Medan. Wali Kota Medan Rico Waas menggandeng Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) II untuk turun langsung meninjau titik-titik aliran air mulai dari hulu.
Rico Waas beserta jajaran terkait meninjau kondisi aliran air di Sei Batuan, Kelurahan Harjosari II, Kecamatan Medan Amplas, Selasa (9/12). Ditemukan bahwa yang tadinya bukaan pintu air di sana berukuran 6,5 meter, setelah diterjang banjir mengecil menjadi 2,5 meter. “Ini ke depan akan kita lebarkan kembali 4,5 meter,” ujarnya kepada Waspada di sela-sela peninjauan di Kompleks Green Park kawasan kanal Marindal.
Rico Waas mengatakan, aliran sungai yang berbatasan dengan wilayah Medan Johor ini melewati pintu air yang dianggap menyempitkan ruang gerak air itu sendiri. Kebetulan melintasi Kompleks Green Park di wilayah Jalan Bajak II atau Kanal Marindal.
Oleh karenanya ia mengajak pihak BBWSS II untuk mengetahui permasalahan yang sebenarnya. Sebab adanya perpecahan aliran sungai antara masuknya ke kanal dan ke Sei Batuan yang lebih jauh lagi.
“Nah ini kita mau lihat apakah ada sedimentasi, atau memang ada yang mati (sumbat aliran Sungai Batuan) melalui talang, ini akan kita hidupkan kembali. Sehingga menyebabkan air membal kembali ke daerah Harjosari II. Padahal sejatinya air tersebut langsung ke kanal, tapi sepertinya ada yang sumbat. Ke depan inilah yang kita lebarkan sehingga jalan air bisa lebih lempang,” ujarnya.
Upaya konkritnya menurut wali kota selain membereskan penyempitan aliran sungai ke kanal, normalisasi sungai hingga drainase-drainase kota sedang dikerjakan saat ini. Ia tidak mau lagi ke depan setelah terjadi bencana, pihaknya baru sibuk untuk mengatasi permasalahan tersebut. Atau bahkan baru sibuk untuk mencarikan solusinya.
“Permasalahan-permasalahan seperti ada yang sangkut, ada yang mati tentu harus kita periksa bersama dengan rekan-rekan BWS. Kami minta BWS berperan aktif mencari solusi mengatasi permasalahan-permasalahan drainase kita sehingga kita bisa ikut membantu juga, agar ke depan pembuangannya benar-benar lempang,” ujar politisi NasDem ini.
Ia berpesan kepada semua warga Kota Medan, berdasarkan peringatan dini BBMKG bahwa mulai 8-15 Desember 2025 akan terjadi cuaca ekstrem lagi. Ia pun menginstruksikan seluruh jajaran untuk melakukan aksi kesiapsiagaan bencana.
Menyoal upaya pengendalian banjir di mana salah satunya lewat normalisasi sungai, Rico menegaskan sedang dilakukan pekerjaan di beberapa titik-titik tersebut. Antara lain yang sedang dibenahi saat ini seperti daerah aliran sungai (DAS) Deli, Bedera, Belawan hingga Sei Kera di Kawasan Industri Medan (KIM).
“Ya harus (menormalisasi sungai). Ini semua sedang proses pembenahan. Jadi ini memang benar-benar harus kita kerjakan,” pungkasnya.
Kesempatan yang sama, warga setempat mengakui pada saat banjir terjadi, mereka terpaksa menghancurkan bahagian dari pintu air yang melintasi Kompleks Green Park. Saat itu debit air sudah setinggi pinggang orang dewasa.
“Jika tidak dibobok (dihancurkan) waktu itu kemungkinan besar komplek kami ini sudah terendam,” ucap warga setempat, seorang ibu rumah tangga.
Warga meminta agar Pemko Medan membenahi aliran air dari komplek mereka menuju Kanal Marindal, sebab kondisinya semakin menyempit. “Kami mohon sekali pak wali kembali dibagusi supaya ketika air meninggi saat hujan deras, tidak sampai meluber ke perumahan kami,” pinta warga.
Wali kota selanjutnya direncanakan meninjau aliran di Sungai Denai, salah satu kawasan yang termasuk rawan terjadi banjir ketika hujan lebat melanda Kota Medan. (id18)












