MEDAN (Waspada.id): Wali Kota Medan Rico Tri Putra Bayu Waas meninjau proses pembersihan dan perbaikan di SDN 060907, Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Medan Maimun, yang mengalami kerusakan akibat terendam banjir setinggi lebih dari satu meter pada 27 November lalu. Sejumlah ruang kelas, buku pelajaran, hingga perangkat teknologi sekolah rusak setelah terendam air.
“Hari ini kita ke Kecamatan Medan Maimun untuk meninjau salah satu SD kita yang terdampak cukup parah. Yang menyebabkan kelas-kelasnya juga rusak, dan kelas-kelasnya terendam, buku-buku terendam, mungkin peralatan-peralatan peraga sekolah juga terendam… komputer-komputer, bahkan ada smartboard juga yang terendam,” ujarnya.
Menurutnya, kondisi tersebut membuat proses belajar mengajar belum bisa dilanjutkan dalam waktu dekat. Pemko Medan memutuskan untuk meliburkan sementara kegiatan sekolah sambil menunggu perbaikan dari Dinas Pendidikan.
“Untuk sementara waktu memang kita liburkan, dan juga akan kami minta dari Dinas Pendidikan untuk membenahi sekolahnya agar bisa nanti berfungsi normal kembali,” kata Rico Waas.
Rico menambahkan, sebagian bangunan bahkan mengalami kerusakan struktural. “Kita lihat juga ada beberapa kelas yang juga atapnya sampai jatuh, ya. Saya rasa kita benahi dulu,” ujarnya.
Selain ruang kelas, dokumen administrasi dan buku pelajaran siswa juga banyak yang rusak akibat terendam air. “Buku-buku anak-anak juga banyak rusak, dan dokumen-dokumen sekolah juga banyak rusak. Saya rasa kita berikan keluangan waktu agar nantinya ada pembenahan untuk sekolah kita ini, SD kita,” ucapnya.
Pemko Medan memastikan pembersihan dilakukan terlebih dahulu sebelum aktivitas belajar kembali dibuka. “Tapi intinya hari ini kita rapikan dulu,” ujar Wali Kota.
Usai meninjau sekolah, Rico Waas juga mengunjungi warga sekitar yang tengah membersihkan rumah mereka usai dilanda banjir. Ia berdialog dengan warga dan meninjau langsung kondisi lingkungan. Wali Kota turut mengecek saluran air di kawasan itu untuk memastikan aliran kembali lancar dan tidak menghambat proses surutnya genangan.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Medan Benny Sinomba Siregar mengatakan hingga Senin (1/12/2025), sedikitnya 22 sekolah terdiri dari TK, SD, dan SMP masih terdampak dan memerlukan penanganan serius.
“TK ada lima lagi yang masih cukup memprihatinkan untuk dilakukan belajar mengajar. Untuk SMP ada dua yang masih cukup parah, diperkirakan SMP 33 dan 40. Untuk SD ada sekitar 15-an lagi yang membutuhkan perawatan intensif,” jelas Benny.
Ia menambahkan, dua ruang kelas pada salah satu SD yang ditinjau Wali Kota Medan mengalami kerusakan cukup berat. “Pak Wali menyampaikan agar secepatnya dilakukan pembenahan, termasuk pembersihan halaman dan kelas-kelas. Dua kelas yang cukup parah itu langsung kita tangani,” ujarnya.
Selain kerusakan fisik, banjir juga merusak banyak peralatan elektronik sekolah. Sejumlah smartboard, komputer, dan PC dilaporkan terendam. Dinas Pendidikan tengah menginventarisasi untuk menentukan perangkat yang masih bisa diselamatkan. “Jika perlu perbaikan, akan segera kita lakukan,” kata Benny.
Dinas Pendidikan bersama sekolah-sekolah telah membentuk tim pendataan pascabanjir untuk pemulihan sarana-prasarana. Namun, data terus berubah karena kondisi air yang belum stabil, terutama di wilayah Medan Utara.
“Sebagian masih ada yang semata kaki, ada yang sebetis. Rob dari tanggal 1 sampai 9 itu masih naik,” ujarnya.
Menindaklanjuti arahan Wali Kota, Pemko Medan memastikan proses pendataan, pembersihan, dan pemulihan sekolah yang terdampak banjir terus dikerjakan agar kegiatan belajar mengajar dapat kembali berjalan normal secepat mungkin. (id23)












