MEDAN (Waspada): Jauh sebelum memasuki momen Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 untuk Pemilihan Presiden (Pilpres) dan Pemilu Legislatif (Pileg) Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Prof Dr Ildrem Provinsi Sumatera Utara telah mempersiapkan tempat untuk calon legislatif yang stres atau mengalami gangguan kejiwaan akibat gagal dalam pertarungan di Pemilu mendatang.
Hal ini dikatakan Direktur Umum RSJ Prof Dr Ildrem, drg. Ismail Lubis bahkan pihaknya bersiap menambah 100 tempat tidur (bed) untuk mengantisipasi caleg stres tersebut.
“Kami di rumah sakit jiwa ini jauh dari momen Pilpres dan Pileg ini kita sudah siap. Kita punya kapasitas tempat tidur 300 dan akan ada penambahan 100 tempat tidur lagi. Namun kita berharap kepada caleg ini harus kuat. Sementara itu untuk mengatasi agar tidak mengalami gangguan jiwa usai gagal, harus menjunjung tinggi sportivitas yaitu siap menang siap kalah sehingga mental ini siap menghadapi hal-hal yang akan terjadi,” kata Ismail, Selasa (12/12).
Saat ini sambung Ismail, ada 267 jumlah pasien yang di rawat di RSJ milik Pemprov Sumut tersebut dimana 20 tempat tidur lagi untuk untuk layanan NAPZA. Untuk kelas 1 ada 10 tempat tidur, kelas 3 sebanyak 162 tempat tidur, kelas 2 ada 80 tempat tidur. Ditambah gedung depan akan 100 tempat tidur lagi.
“Perlu saya sampaikan juga bahwa rumah sakit sakit jiwa ini bukan panti. Karena selama kni keluarga pasien menjadikan rumah sakit ini panti. Padahal kesembuhan pasien itu harus adanya kerjasama antara keluarga dan dokter penanggung jawab disini. Begitu pasien pulang ke rumah, jangan lagi ada stigma, tetapi mari melakukan kontrol rutin agar pasien makan obat secara teratur agar mereka bisa produktif seperti kita,” terang Ismail.
Ia juga menuturkan selama ini, dimata masyarakat RSJ hanya melayanin pasien dengan gangguan jiwa. Padahal menurutnya di RSJ punya layanan yang lain yakni ada dokter layanan anak, dokter penyakit dalam, dokter gigi, dokter neurologi, dokter kulit dan dokter radiologi.
“Kedepan di RSJ ini sesuai transformasi layanan kesehatan nanti ke daerah seperti puskesmas-puskesmas,” tambahnya.
Dalam kesempatan itu, dr. Ricky W. Tarigan dari Poli Klinik RSJ Prof Dr Ildrem menambahkan bahwa pasien di RSJ ini kebanyakan mengalami gangguan jiwa dengan penyebab masalah rumah tangga, ekonomi, pekerjaan. Tapi disebutnya paling tinggi disebabkan masalah rumah tangga.
Terkait berapa besar potensi caleg gagal alami gangguan jiwa, dijelaskannya dr Ricky terlebih dahulu bahwa sebelum mengalami gangguan jiwa ada beberapa gejala yang harus diketahui yakni rasa khawatir, rasa takut, tidak bisa tidur, ini merupakan awal gangguan jiwa atau tanda-tanda awal.
“Maka kami menyarankan apabila ada tanda-tanda awal prodromal itu muncul lebih baik melakukan wawancara, screening atau konsultasi..Datang kesini, jangan malu, lepaskan stigma bahwa orang yang datang ke dokter spesialis jiwa itu identik dengan ODGJ atau orang dengan gangguan jiwa. Jadi para caleg untuk bisa datang kesini jika mengalami gangguan serupa sebelum terjadi gangguan jiwa,” terangnya.
Sementara itu, kalau potensi pada diri manusia itu berdasarkan teori seorang manusia kemungkinan memiliki 1 persen untuk mengalami gangguan jiwa. Kecuali mereka punya kaitan genetik itu bisa 8 sampai 12 persen bisa mengalami gangguan jiwa.
“Jadi untuk pravalensi teman-teman caleg ini, mungkin secara individual tidak bisa kita sampaikan tapi secara teori ada potensi mengalami gangguan jiwa. Jika ada mengalami gangguan awal, silahkan datang ke RSJ Prof Ildrem. Kami siap 24 jam memberikan pelayanan kepada mereka para caleg itu,” pungkasnya dan mengatakan kalau untuk temuan caleg gagal paling banyak berobat ke praktek jiwa swasta. (Cbud)
Teks: Direktur RJS Prof Dr Ildrem Provinsi Sumatera Utara memperlihatkan ruangan kelas 1 untuk rawat pasien dengan gangguan kejiwaan. Foto/Mahbubah Lubis