MEDAN (Waspada.id): Anggota DPRD Sumut Rudi Alfahri Rangkuti (foto) mengajak elemen masyarakat, termasuk mahasiswa untuk tidak mudah terhasut ajakan berunjukrasa anarkis yang bersumber dari media sosial. (medsos).
“Kita lihat aksi-aksi demo di sejumlah daerah di Indonesia terkesan sudah tidak murni lagi, karena terprovokasi oleh kelompok tertentu yang diduga bersumber dari media sosial untuk membuat kegaduhan, yang cenderung anarkis,” kata Rudi kepada Waspada.id, melalui sambungan telepon, Sabtu (6/9).
Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) itu merespon paparan Mabes Polri yang menyebut telah menangkap 3.195 orang di 15 Polda di Tanah Air, yang merupakan massa aksi dan pelaku perusakan selama aksi unjuk rasa sejak 25 hingga 31 Agustus 2025.
Dari jumlah itu, sebanyak 55 orang telah ditetapkan sebagai tersangka, termasuk sejumlah pemilik akun yang diduga menyebarkan manipulasi informasi, berupa video provokatif yang dinilai menghasut massa di media sosial.
Menyikapi hal itu, Rudi sangat prihatin karena pengaruh di media sosial begitu cepat menyebar, dan menjadi salah satu indikasi munculnya aksi demo berujung rusuh dan cenderung anarkis di beberapa daerah.
Wakil rakyat Dapil Sumut 12 Binjai Langkat ini, menambahkan, berbeda dengan aksi-aksi tahun 1990-an, terlihat ada sejumlah “panglima” yang berada di belakangnya, sehingga menjadi terkomando hingga ke daerah.
“Ini kita lihat tidak ada panglimanya, sehingga rawan disusupi oleh pihak-pihak yang ingin mengganggu stabilitas keamanan, dan terkesan aksi demo mereka tidak punya goal lagi (tujuan),” ujarnya.
Hal itu terlihat dari perusakan disertai penjarahan yang dilakukan oknum-oknum tertentu di rumah sejumlah sejumlah politisi, dan pejabat negara yang diduga dilakukan karena terlihat berjoget mendukung kenaikan tunjangan perumahan anggota DPR RI, dan memberikan keterangan yang melukai perasaan masyarakat.
Situasi semakin panas, karena terjadi di saat insiden tragis dialami pengendara ojek online (ojo) Affan Kurniawan yang tewas akibat dilindas kendaraan taktik (rantis) mlik Brimob di Jakarta, pekan lalu.
Karenanya, Rudi Alfahri Rangkuti selain turut prihatin atas aksi-aksi anarkis itu, dan turut berduka cita atas tewasnya Affan, juga berharap para mahasiswa sebagai generasi masa depan untuk berpikir kritis dan logis, agar berunjukrasa secara terkordinir, dan tidak mudah terhasut dan terprovokasi oleh ajaran sesat yang bersumber dari medsos.
“Ajakan yang disebarluaskan dari sejumlah akun, termasuk ada akun yang menggunakan artificial intelligen (AI) yang begitu mudah dibuat dan menyebar ke platform digital, untuk tujuan provokasi,” katanya, seraya menambahkan, hendaknya informasi di medsos disaring dan tidak begitu gampang dipercaya.
Akibat hasutan itu dan tindak kerusuhan, pemerintah Indonesia mengalami kerugian mencapai Rp 900 miliar untuk memperbaiki infrastruktur yang rusak akibat kerusuhan di beberapa daerah.
Siap Dievaluasi
Berkaitan dengan kinerja DPR Sumut, Rudi mengatakan, pihaknya siap dievaluasi agar ke depan hasilnya sesuai dengan aspirasi masyarakat.
“Kita juga siap menampung aspirasi, siap dikoreksi dan melakukan perbaikan, tapi hendaknya disampaikan secara patut, bijak dan tidak emosional karena dikhawatirkan bisa menjurus kepada perbuatan yang merugikan kita semua,” sebutnya.
Rudi juga sudah beberapa kali menyampaikan agar mahasiswa berujurasa tertib, dan damai, saat menemui peserta aksi yang berunjukrasa di depan gedung DPRD Sumut, di Jalan Imam Bonjol, Medan, beberapa waktu lalu.
DPRD Sumut, imbuh Rudi sudah melakukan upaya, dengan misalnya proaktif membuat Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) menjadi Perda, sehingga diharapkan tidak ada lagi penumpukan Ranperda di badan legislatif. (id23)
Salut buat anggota dprd medan yg menemui para demonstran di medan… seharusnya dilakukan juga di bbrp daerah di republik ini agar mereka tidak anarki apalagi sampai ada korban nyawa… top markotob dah..