MEDAN (Waspada) : Ulama kelahiran Madinah, Syaikh Husein Zabber, yang merupakan adik kandung almarhum Syaikh Ali Jabber, terus melakukan safari dakwah dan penggalangan dana untuk membantu rakyat Palestina yang begitu menderita akibat kekejaman penjajahan zeonis Israel.
Dengan kajian spesial “Dekat dengan Allah, Dekat dengan Pertolongan Allah” Syaikh Husein Zabber bersama Ustad Cinta, Restu Sugiharto, berceramah memberi tausiah agama dihadapan ratusan jamaah Majelis Taklim Khadijah dibawah pimpinan Hj Rita Wizni Rahudman Harahap, sebelum melakukan penggalangan dana di Pendopo Khadijah Kompleks Tasbi Medan, pada Selasa (8/8/2023).
Diawali dengan bersalawat pada nabi yang dipandu oleh Ustad Restu Sugiharto, para jamaah Majelis Taklim Khadijah yang mayoritas kaum ibu itupun semuanya ikut bersalawat. Dan ketika Syaikh Husein Zabber menyampaikan tausiah terkait kemuliaan yang diperoleh oleh pembaca dan pencinta Alquran, jamaah terlihat begitu antusias mendengarkannya.
Syaikh Husein Zabber dalam tausiahnya juga menyampaikan tentang pentingnya menjaga hati. Sebab menurutnya, jika hati seseirang baik, maka akan baik pula seluruh amal dan perbuatannya. Dan sebaliknya, jika hati rusak maka akan rusak juga amal dan perbuatannya.
Syaikh Husein Zabber juga mengajak para jamaah untuk berlomba-lomba dalam melakukan kebaikan, seperti yang dilakukan para sahabat nabi. “Ganjaran untuk orang yang selalu berlomba untuk melakukan kebajikan adalah Jannatul Firdaus,” kata Syaikh Husein Zabber.
Pada bagian lain ceramahnya, Syaikh Husein Zabber juga mengatakan bahwa semua sifat yang mulia, sifat yang agung ada terkandung dalam Alquran. Karenanya para jamaah harus rajin membaca, memahami dan mengamalkan isi Alquran.
“Bacaan Alquran itu bisa memberikan kesembuhan pada semua penyakit. Jika kita selalu membaca Alquran, maka rumah kita akan berkah dan keluarga menjadi sakinah mawaddah warahmah. Dan bagi kita yang gemar membaca Alquran, maka Alquran akan menemani kita saat sakaratul maut,” jelas Syaikh Husein Zabber.
“Nah, kalau kita sudah mengetahui kemuliaan Alquran, maka kita harus menambah hafalan Alquran kita, karena Allah akan mengangkat derajat bagi mereka yang ahli Alquran. Dan mereka yang ahli Alquran adalah keluarga Allah yang khusus,” ungkap Syaikh Husein Zabber.
Usai memberikan ceramah, Syaikh Husein Zabber dan Ustad Restu Sugiharto kemudian mengajak jamaah Majelis Taklim Khadijah untuk memberikan infak terbaiknya untuk membantu rakyat Palestina yang saat ini sedang kesulitan.
Ustad Restu Sugiharto menjelaskan bahwa saat ini rakyat Palestina sedang mengalami kesulitan air bersih, karena pengeboman demi pengeboman yang dilakukan Israel ke wilayah Gaza yang merupakan satu-satunya provinsi dari 12 provinsi di Palestina yang masih merdeka, telah menyebabkan sumber air bersih mereka tercemar.
“Melalui Yayasan Amal Cinta Palestina, kita terus membantu rakyat Palestina. Infak yang kita kumpulkan ini untuk membeli truk tanki air agar bisa mendrop air bersih pada rakyat Palestina,” jelas Ustad Restu.
Dalam penggalangan dana ini, berhasil terkumpul puluhan juta rupiah dana infak dari lelang sajadah, tasbih, Alquran dan syal Palestina. Dua buah sajadah yang dibawa dari Palestina berhasil terlelang seharga Rp10 juta per sajadah, kemudian 5 buah tasbih dari Palestina terlelang seharga Rp5 juta per tasbih, dan puluhan Alquran serta syal Palestina terlelang masing-masing seharga Rp1 juta dan Rp500 ribu.
Pimpinan Majelis Taklim Khadijah, Hj Rita Wizni Rahudman Harahap menyampaikan penghargaan yang tinggi atas kesediaan Syaikh Husein Zabber dan Ustad Restu Sugiharto mengisi tausiah pada pengajian di majelis taklim Khadijah.
Hj Rita Wizni mengatakan, majelis taklim Khadijah setiap 3 bulan sekali bekerjasama dengan sejumlah majelis taklim lainnya, selalu menghadirkan penceramah-penceramah kondang dari nasional. Sedangkan untuk pengajian rutin diadakan dua kali dalam seminggu yakni pada hari Senin dan Kamis, pukul 11.00 WIB hingga Zuhur. “Kami mempersilahkan ibu-ibu yang ingin mengaji untuk menambah ilmu-ilmu agama untuk datang ke pengajian majelis taklim Khadijah,” ajak Hj Rita Wizni. (hs)