Medan

Satgas USU Peduli Hadirkan Ruang Aman Psikososial Bagi Penyintas Banjir Langkat

Satgas USU Peduli Hadirkan Ruang Aman Psikososial Bagi Penyintas Banjir Langkat
Satuan Tugas (Satgas) USU Peduli menghadirkan layanan dukungan psikososial terpadu sebagai ruang aman bagi masyarakat terdampak bencana di Kabupaten Langkat, pada 20–29 Desember 2025. Waspada.id/ist
Kecil Besar
14px

MEDAN (Waspada.id): Pascabencana banjir dan longsor, penyintas tidak hanya berhadapan dengan kerusakan lingkungan dan keterbatasan logistik, tetapi juga tekanan psikologis yang kerap tak terlihat.

Untuk menjawab kebutuhan tersebut, Satuan Tugas (Satgas) USU Peduli menghadirkan layanan dukungan psikososial terpadu sebagai ruang aman bagi masyarakat terdampak bencana di Kabupaten Langkat, pada 20–29 Desember 2025.

Kegiatan ini dipimpin oleh Dr. Meutia Nauly, S.Psi., M.Si., Psikolog, selaku Ketua Tim Satgas USU Peduli sekaligus Sekretaris Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Sumatera Utara. Melalui pendekatan humanis dan partisipatif, tim hadir langsung di tengah masyarakat untuk mendengarkan, mendampingi, dan membantu penyintas memulihkan keseimbangan emosional mereka.

Layanan psikososial dilakukan di sejumlah titik terdampak, seperti Posko Paya Prupuk, Desa Pematang Cengal, Kecamatan Sei Lepan, Puskesmas Pantai Cermin, serta beberapa sekolah dan yayasan pendidikan. Pendampingan dilakukan di ruang-ruang aktivitas warga, termasuk dapur umum, agar masyarakat merasa nyaman dan tidak terintimidasi saat menyampaikan keluh kesah.

Dalam pendampingan tersebut, tim psikososial mengidentifikasi berbagai reaksi emosional penyintas, mulai dari rasa takut, cemas, sedih, hingga trauma yang muncul saat hujan turun. Masyarakat juga menyampaikan keresahan terkait distribusi bantuan, kebutuhan logistik, serta dinamika sosial dan keluarga pascabencana. Temuan ini menjadi dasar pemberian Psychological First Aid (PFA) secara kontekstual dan berkelanjutan.

Menurut Dr. Meutia Nauly, kehadiran pendamping psikososial bertujuan membangun kembali rasa aman dan kepercayaan diri masyarakat. “Bagi penyintas, didengarkan dan ditemani adalah bagian penting dari proses pemulihan. Kami ingin memastikan bahwa mereka memiliki ruang untuk mengekspresikan perasaan tanpa rasa takut atau stigma,” ujarnya, dalam keterangan yang diterima di Medan, Rabu (31/12)

Tidak hanya menyasar masyarakat umum, layanan dukungan psikososial juga diberikan kepada tenaga kesehatan di Puskesmas Pantai Cermin yang turut terdampak bencana. Melalui sesi PFA bersama psikolog dan perawat jiwa, tenaga kesehatan difasilitasi untuk mengelola kelelahan emosional dan memperkuat resiliensi agar tetap mampu memberikan pelayanan kesehatan secara optimal.

Sementara itu, bagi anak-anak dan tenaga pendidik di sekolah terdampak, Satgas USU Peduli mengemas pendampingan dalam bentuk kegiatan kreatif dan edukatif, seperti bernyanyi, bercerita, menggambar, dan art therapy. Pendekatan ini membantu anak-anak menyalurkan emosi secara positif sekaligus memperkuat dukungan emosional dari lingkungan sekolah.

Melalui kegiatan ini, Satgas USU Peduli di bawah koordinasi LPPM USU menegaskan komitmennya dalam menghadirkan pengabdian kepada masyarakat yang berorientasi pada pemulihan menyeluruh. Tidak hanya membangun kembali aspek fisik, tetapi juga memperkuat kesehatan mental dan solidaritas sosial sebagai modal utama masyarakat Langkat untuk bangkit pascabencana. (id23)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE