MEDAN (Waspada): Sekretaris Bidang Fatwa Majelis Ulama Indonesia(MUI) Sumut,Dr.Irwansyah,M.HI, menjadi narasumber dalam Program Ulama dan Umara di YPSA TV. Yayasan Shafiatul Amaliyah, yang menggelar pengajian secara offline dan online untuk memberikan pencerahan kepada masyarakat.
Acara tersebut disiarkan langsung di YPSA Youtube Chanel yang berlokasi di YPSA Garden dengan host Ustadz Muhammad Sidik Arfani,Sabtu(13/1).
Ustadz Irwansyah mengapresiasi acara tersebut sebagai media kontribusi agama kepada umat.
Irwansyah melanjutkan bahwa program YPSA ini adalah baik dan harus terus dilanjutkan.
“Ini adalah bagian dari pembangunan karakter dan pengetahuan agama anak bangsa. Pak Sofyan Raz perlu melanjutkan ini sampai jangka panjang sehingga kehadiran YPSA tidak hanya dirasakan oleh murid dan guru-guru yang mengajar,”sebut Irwansyah.
Problema hidup
Dalam kesempatan itu Ustadz Irwansyah membahas topik tentang menelusuri hikmah dalam setiap problem kehidupan.
Dia memaparkan, setiap apapun yang telah ditakdirkan Allah harus dipandang positif. Bahkan kita harus sangka baik dengan Allah (huznu zhan) meskipun pada hal yang secara zahir tidak kita sukai. Karena Allah memiliki rahasia tersendiri dibalik apapun yang diciptakannya/ditakdirkanNYa kepada seorang hamba.
“Ketika seseorang sakit, jangan dinilai sakitnya semua negatif tapi cobalah mencari nilai positif dari sakit yang dialaminya, misalnya lantaran sakit dia memperoleh penghapusan dosa, dengan sakit justru menambah ketaatannya kepada Allah atau justru dengan sakit mengurangi maksiatnya kepada Allah. Allah mengatakan bahwa :Aku adalah sebagaimana persangkaan hambaku,”sebutnya.
Menurutnya, kita sebagai manusia hamba Allah senantiasa berfikir positif baik kepada manusia, apalagi kepada Allah SWT, Karena setiap sesuatu yang kita alami pasti mengandung hikmah yang boleh jadi kitab isa tahu apa hikmah (pelajaran) yang bisa
kita ambil ibrahnya atau ada yang kita belum tahu.
Lanjutnya, dengan berfikir positif, mengedepankan sangka baik (husnu zhan) akan mendatangkan ketenangan batin, yang pada akhirnya membuat manusia sehat dan Bahagia. Yakinlah bahwa Allah memberi manusia berdasarkan kebutuhan manusia, bukan berdasarkan permintaan manusia itu sendiri.
Boleh jadi hamba meminta sesuatu baik jabatan dan lain sebagainya, namun Allah tidak memberinya, bukan berarti menolak permintaan hamba itu, bisa jadi cara Allah mengabulkannya adalah dengan cara tidak mengabulkannya, karena dalam kenyataan jika dia menerima jabatan/permintaannya itu, akan membawa malapetaka terhadap hamba tersebut.
“Intinya, bahwa Allah lebih tahu apa yang menjadi kebutuhan manusia daripada manusia itu sendiri,” pungkasnya.(m22)
Waspada/ist
Dr.Irwansyah,M.HI(kiri) menjadi narasumber dalam Program Ulama dan Umara di YPSA TV. Yayasan Shafiatul Amaliyah.
