Scroll Untuk Membaca

Medan

Sekretaris DPD Gerindra Sumut : Edy Rahmayadi Sosok Jenderal Yang Gagal Memimpin Sumut

Sekretaris DPD Gerindra Sumut : Edy Rahmayadi Sosok Jenderal Yang Gagal Memimpin Sumut
Kecil Besar
14px

MEDAN (Waspada) : Sekretaris DPD Gerindra Sumatera Utara (Sumut) Sugiat Santoso, menilai Edy Rahmayadi sebagai sosok Jenderal yang gagal dalam memimpin Sumatera Utara (Sumut) dalam kurun waktu 5 tahun kepemimpinannya.

Menurutnya, tata kelola birokrasi yang ditandai dengan kekacauan dalam penempatan pejabat menjadi salah satu fakta yang tidak terbantahkan mengenai hal itu.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Sekretaris DPD Gerindra Sumut : Edy Rahmayadi Sosok Jenderal Yang Gagal Memimpin Sumut

IKLAN

“Edy Rahmayadi menjadi pemimpin Sumatera Utara terburuk dalam sejarah,” kata Sugiat Santoso dalam diskusi publik ‘Refleksi Akhir Masa Kepemimpinan Eramas’ di Serayu Coffe, Medan, Senin (4/9/2023).

Sugiat tidak membantah jika Partai Gerindra menjadi salah satu partai pendukung Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah saat maju pada Pilgubsu 2018 lalu. Hal ini tidak terlepas dari tingginya ekspektasi mereka terhadap sosok Edy Rahmayadi yang memiliki karir politik mentereng diantara Pangdam I/BB dan Pangkostrad.

“Karir jenderalnya itu kan membuktikan kalau jiwa kepemimpinan dia itu tidak diragukan lagi. Namun faktanya, semua rusak dibuatnya. Sebagai seorang Jenderal, persoalan narkoba saja di Sumut tidak bisa dituntaskannya,” ungkapnya pada diskusi yang dihadiri kalangan akademisi, jurnalis dan para aktifis kampus ini.

Buruknya kepemimpinan Edy menurut Sugiat, masih berpotensi berimbas hingga beberapa waktu kedepan. Salah satunya yakni persoalan pembangunan infrastruktur dan pembangunan stadion untuk PON XXI 2024 mendatang.

“Kalau sampai kita gagal menjadi tuan rumah PON 2024 mendatang, maka itu adalah karena kegagalan Edy Rahmayadi yang tidak mampu melobi pusat dan kacau balau dalam melakukan proses pembangunan stadion, mulai dari pembayaran ganti rugi dan pembangunan fisik. Bisa disimpulkan, Edy Rahmayadi menjadi jenderal yang gagal memimpin Sumatera Utara,” tegasnya.

Tata Kelola Birokrasi Hancur

Sugiat Santoso mengatakan ada semangat yang harus disampaikan ke publik, kenapa Gerindra sebelumnya mendukung Edy Rahmayadi dan Musa Rajekshah pada Pilkada di 2018 lalu. Itu karena sebelumnya kepemimpinan di Sumut bermasalah.

Dijelaskan Sugiat, permasalahan korupsi yang melibatkan Gubernur Sumut pada masa itu seperti Syamsul Arifin, lalu Gatot Pujo Nugroho yang berturut-turut bermasalah, menjadi dasar semangat Gerindra untuk mencari sosok pemimpin yang kuat dan tegas. Dan itu mereka temukan ada pada sosok Edy Rahmayadi dan Musa Rajekshah.

“Itulah kenapa dulu kita habis-habisan mendukung pasangan yang dikenal dengan ERAMAS itu. Tapi ternyata, saya sangat kecewa dengan apa yang terjadi lima tahun belakangan pada kepemimpinan Edy Rahmayadi ini,” tutur Sugiat.

Bakal Calon Legislatif (Bacaleg) Gerindra dari dapil Sumut 3 itu juga berpendapat, Edy Rahmayadi tidak mampu menuntaskan persoalan tata kelola birokrasi selama lima tahun memimpin. Hal itu dapat dilihat bagaimana Edy terkesan kejar tayang dalam melantik pejabat eselon di Pemprov Sumut.

“Konyolnya, ada yang sudah meninggal tapi masih dilantik dan di SK-kan, maka menurut saya, tata kelola birokrasi hancur lebur ditangan Edy Rahmayadi,” pungkas Sugiat Santoso. (hs)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan Kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE