MEDAN (Waspada): Wakil Ketua DPD BM Kesatuan Organisasi Serbaguna Gotong Royong (Kosgoro) Sumut Leriadi, S. Sos, berpendapat sudah saatnya Ketua Umum (Ketum) DPP Golongan Karya (Golkar) dinahkodai sosok yang low profile, sederhana (humble), berangkat dari bawah, namun memiliki potensi memimpin partai berlambang pohon beringin itu.
Hal itu disampaikan Leriadi, yang juga aktifiis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), itu kepada Waspada, di Medan, Selasa (20/8), merespon nama Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia, yang disebut jadi calon tunggal Ketua Umum Partai Golkar periode 2024-2029, menggantikan Airlangga Hartato yang mengundurkan diri 11 Agustus 2024 lalu.
Hal ini disampaikan Ketua Steering Commite Rapimnas dan Musyawarah Nasional XI Partai Golkar, Adies Kadir, usai komite pemilihan merampungkan verifikasi berkas kandidat yang mendaftar pada Senin, 19 Agustus 2024. Munas akan dibuka hari Selasa 20 Agustus 2024 pukul 14.30 WIB.
Menyikapi hal itu, Leriadi mengatakan, sosok Bahlil tak bisa dipandang enteng. Di bidang politik, pria kelahiran 7 Agustus 1976 (umur 48) Banda, Maluku Tengah, ini pernah menjadi anggota dari Partai Golkar, tetapi telah berhenti pada tahun 2009, namun kemudian kembali ke Golkar pada 2024.
Sebagai salah satu syarat, Bahlil telah memenuhi ketentuan AD/ART Partai Golkar, untuk maju sebagai kandidat ketua, sehingga layak diperhitungkan menjadi calon ketua.
Di sisi lain, Leriadi mengatakan, berbeda dari sosok sebelumnya, Bahlil dapat disebut pejuang desa yang meniti karier dari nol.
Menjual Kue
Berdasarkan literatur, istri dari Sri Suparmi ini diketahui menjual kue ketika dia masih remaja. Ia kemudian menjadi kondektur bus saat masih remaja, dan akhirnya menjadi sopir angkot saat duduk di bangku SMA.
Bertahun-tahun kemudian, setelah lulus dari Port Numbay, ia dipekerjakan sebagai pekerja di Sucofindo, sebuah perusahaan milik negara. Bersama teman-temannya, ia kemudian mendirikan tiga perusahaan bernama PT Rifa Capital, PT Bersama Papua Unggul, dan PT Dwijati Sukses.
Bahlil pernah menjadi Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia dan Bendahara Umum PB HMI. Sebagai seorang pengusaha, pada suatu waktu, ia bertemu dengan Joko Widodo yang merupakan sesama pengusaha saat itu dan berteman dengannya.
Persahabatan yang mereka jalin sangat erat sampai-sampai Joko Widodo sendiri menganggapnya sebagai saudara.
Dengan segudang pengalaman di masa getir kehidupan, hingga mengantarkannya sukses, tak membuatnya sombong. Dia tetap seorang Bahlil yang sederhana, namun punya visi dan misi yang jelas untuk membangun bangsa dan negara ini.
“Saya kira ini potensi yang layak diperhitungkan jadi kandidat ketua umum DPP Golkar, dengan harapan terpilih memimpin partai yang dinahkodai sosok yang sederhana, berbeda dari para pendahulunya. Kita berharap ini jadi warna baru dalam perjalanan politik di Tanah Air,” pungkas Leriadi. (cpb)