MEDAN (Waspada): Suksesnya penurunan kasus stunting di Kota Medan tidak lepas dari peranan para kader-kader yang bertugas di lapangan. Seperti di kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan, para kader kerap melewati banjir jika hendak menjalankan tugasnya memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Kondisi kawasan kelurahan Paya Pasir yang belum bebas banjir itu dikatakan menjadi kendala untuk menemui para anak stunting. Namun, karena keinginan agar anak stunting dapat tertangani dengan baik para kader-kader dan tim pendamping keluarga (TPKl) dengan ikhlas menyusuri banjir.
“Kita harus sampaikan segera seperti pemberian makanan tambahan (PMT) terutama yang siap saji. Kita takut jika lama disalurkan dikhawatirkan PMT itu bisa basi atau tidak enak lagi untuk dikonsumsi anak stunting yang notabene membutuhkannya. Bahkan kita terpaksa tidak menggunakan sepatu menuju rumah mereka karena air banjirnya kadang-kadang cukup tinggi,” jelas Irmauli Simanjuntak, SKM, MKM, Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) di kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan kepada Waspada pada Senin (16/10).
Irmauli yang akrab disapa dengan sebutan Irma ini mengatakan jumlah kasus stunting di kelurahan Paya Pasir itu sudah menurun. Dari jumlah 15 anak stunting kini hanya tinggal 8 anak stunting. Ini sebutnya dikarenakan rutinnya pemberian PMT dan juga konseling yang dilakukan para kader juga tim TPK dilapangan.
“Setelah beberapa kali memberikan PMT ada penurunan jumlah stunting. Awalnya 15 kasus kini menjadi 8 kasus. Ini karena rutin kita konseling para orangtua anak stunting tentang makanan bergizi dan lainnya. Selain itu pihaknya juga terus memantau perkembangan berat badan dan tinggi badan anak stunting tersebut. Kalau tidak dibawah garis merah lagi artinya anak tersebut sudah terbebas dari stunting,” jelasnya lagi.
Dan bahkan tambahnya bahwa kader- kader yang bertugas di kelurahan Paya Pasir ini juga aktif baik memantau dan mengawasi perkembangan anak stunting juga melakukan penyisiran untuk menemukan anak stunting lainnya. Apalagi di kelurahan juga sebutnya kebetulan juga ada TPK jadi jika ada resiko stunting pada balita, baduta dan ibu hamil, para kader langsung memberikan laporan agar anak dengan resiko stunting itu dapat ditangani.
Sementara diketahui, setiap turun mengunjungi anak stunting tak hanya kader melainkan pihak terkait termasuk lurah Paya Pasir yang dipimpin Abdul karim SP juga ikut serta turun ke lokasi.
“Kita saling kerjasama menangani stunting ini. Pihak yang terlibat langsung saling berkolaborasi agar stunting di kawasan kita segera menurun,” tandasnya. (cbud)